Met Liefde Cafe

Ketika Kou melangkah perlahan memasuki cafe, seorang kakak pelayan yang ramah mempersilahkannya duduk. Ah, baguslah, dia jadi tak perlu susah-susah lagi mencari tampat duduk. Itu membahayakna orang lain-dan dirinya sendiri. Sesaat setelah dia duduk, si pelayan meletakkan daftar menu di hadapan Kou. Anak itu hanya tersenyum, sampai akhirnya pelayan itu menyadari keadaan Kou dan meminta maaf dengan gugup, yang langsung dijawab Kou, 'tidak apa-apa, kak, sudah biasa'. Sebagai gantinya, sang pelayan harus membacakan menu itu untuknya, lengkap dengan harganya. Kini gantian Kou yang meminta maaf.

Ada seorang anak yang menanyakan tentang dirinya (NACHT), Kou yang buta bisa mendengarnya dengan jelas. Dari suaranya, anak itu mungkin lebih muda dari dirinya. Hei, ada anka-anak juga di sekolah ini, rupanya, dia baru tau. Kou melambaikan tangan ke arah suara itu, dan menatap anak itu dengan mata butanya, meskipun tentu saja sia-sia.

Quote :

"Aku, Biancastrodithe,"

Hei, suara itu, dan nama itu. Itu cewek yang jadi tontonan Kou di hutan, kan? Yang waktu itu mengatakan kalau dia mengganggunya? Kebetulan sekali. Kou meminta tolong pada si pelayan untuk menunukkan jalan padanya ke dekat Bianca. Well, sepertinya Kou memang suka mengganggu.

"halo, kak Bianca." sapa Kou pada Bianca.
Mungkin saat ini, dia tak perlu bersikap terlalu menyebalkan, karena.. dia butuh pertolongan. Kou menyadari di sekitar Bianca banyak orang lain, jadi dia melambai sembarangan,
"halo, semua.."

OOT: kou, nacht charnya 8 taun kok :3

IT:
"Kakak Kyou mau pesan makanan lain?" tanya Nacht kecil dengan wajah --> :3

"Ngga deh, sementara ini itu saja dulu." ujar Kyou pada pelayan Cafe yang kemudian berlalu.

"Umm... kakak Kyou... dia siapa?"

Kyou menoleh, menatap seorang tamu yang baru masuk. Seorang pemuda dengan raut wajah ramah, disaat yang bersamaan menoleh ke arah mereka dan melambaikan tangannya. "Kakak ngga kenal," jawabnya pada Nacht. Kyou merasakan ada yang berbeda pada pemuda itu, dan menyadari Kyou tidak dapat melihat meskipun tatapan ramah pemuda itu menatap mereka. "....."

Ditolehkan kepalanya pada Cyalle dan Nacht. Senyum tipis mengembang pada bibir gadis itu seraya berkata,

"Tidak apa-apa kalau dia bergabung dengan kita?"

OOT= edited ^^ ;; post ini doank, korup post *ditendang*
================

"Kakak ngga kenal,"

"Ohh... "

Nacht mengangguk kecil, maklum.. ada puluhan anak penghuni Alice academy dan sangat sulit untuk mengenali semuanya. Dan tidak berapa lama kemudian, pesanan mereka semua datang; Tiramisu untuk Nacht, Nasi Karen untuk gadis kecil yang tidak ia ketahui yang sepertinya seusianya, dan sisanya untuk Kyou.

"Aku makan~" seru Nacht riang sambil mengambil garpu kecil dan memotong Tiramisu pesanannya kecil-kecil, kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya dengan sebuah gerakan cepat.

Amm~

"Tidak apa-apa kalau dia bergabung dengan kita?"

Nacht menoleh pada Kyou dengan tatapan polos, kemudian melirik cowok yang belakangan diketahui bernama Kouganei, dan kembali lagi pada Kyou sambil menelan potongan kue yang ada di mulutnya. Tidak terlalu perduli --atau tidak sadar?-- dengan sedikit coklat yang menempel di sekitar bibirnya.

"Terserah kakak Kyou~"

"halo, kak Bianca." ujar salah satu orang yang baru datang, melambaikan tangannya entah pada siapa. Samar-samar ia ingat mengenai orang itu, yang pernah ditemuinya di hutan itu kan... Sepertinya ada yang aneh...

Bianca membelakan matanya sedikit. Ya ampun, bagaimana mungkin ia tidak menyadarinya sebelumnya... Orang ini... tidak dapat melihat? Wow, pengamatan yang bagus, Bianca. Seharusnya sekalian saja kau menyadarinya saat kau mengajaknya ke bioskop dan bertanya padanya apakah film yang mereka tonton bagus. Nicely done.

Ia sebenarnya ingin menghindar dari hal-hal merepotkan yang sepertinya akan terjadi. Tapi, topengnya belum boleh terbongkar, setidaknya saat ini ia harus bersabar dulu. Bianca mengangguk pada juniornya itu, sampai ia menyadari bahwa ia tidak akan bisa melihatnya mengangguk. Gadis itu menertawakan kebodohannya dalam hati dan akhirnya membalas sapaannya, "Halo... kamu yang waktu di hutan... dare?"

Kyou tersenyum simpul mendengar respon yang menurutnya positif tersebut. Gerakannya terhenti ketika seorang tamu Cafe lain tengah bercakap-cakap dengannya, Kyou kembali duduk manis di tempatnya.

"Sepertinya gadis itu kenalannya, bagus lah."

Kyou mengambil garpu kecil dan tak lama Strawberry yang menjadi hiasan Cheese Cakenya dimakannya. "Enak juga," gumamnya sambil melirik dua adik kecilnya yang tengah menikmati pesanan masing-masing. Kyou tersenyum simpul melihat bocah 8 tahun itu makan dengan sedikit berantakan, namun dibiarkannya agar Nacht menikmati Tiramisunya terlebih dulu.

Ingat akan sesuatu, Kyou merogoh sesuatu dalam tasnya. Diambilnya secarik kertas (yang sekarang sedikit kusut) dan sebuah foto seorang gadis seumuran dengannya; Mientvielle. Kyou membaca surat yang ditemukannya di salah satu kediaman seorang guru. "....."

Gadis bernama Bianca itu ternyata ingat pada dirinya. Baguslah, jadi Kou tak perlu malu karena sudah menyapa seseorang, sedangkan orang itu malah tidak mengenalnya. Oya, dia belum memperkenalkan namanya.

"Kouganei." jawabnya singkat.
Sayang sekali Kou harus tertidur di atas pohon waktu itu, dan melewatkan apa yang ingin diketahuinya. Alice gadis ini. Hei, tunggu. Ini kawasan sekolah khusu alice, berarti, semua orang..err, sebagian orang di tempat ini juga memiliki alice, kan? Wah, ini menarik. Ada banyak anak academy di sini, bahkan seorang anak yang masih sangat muda. Kou tersenyum, menarik kursi di sebelah Bianca dan duduk.

"kak Bianca pesan makanan apa? bisa tolong pesankan saya juga satu?"
Kou sengaja ingin merepotkan gadis ini, karena sekarang sepertinya dia berbeda dari yang waktu di hutan. Beberapa orang ada di sekelilingnya saja sudah cukup 'mengganggu' bagi gadis ini. Tapi, sekarang.. apakah dia tidak merasa terganggu akan kehadiran Kou?

"...kak," Kou tersenyum dan mulai bertanya pada Bianca.
"tidak terganggu berada di keramaian seperti ini?" sindirnya.

"Kouganei," ujar anak itu singkat. Dan tiba-tiba saja duduk di kursi tempat ia sebelumnya duduk. Merasa tidak mau tempatnya diambil begitu saja, apalagi karena kafe itu sudah cukup penuh dan ia tidak ingin akhirnya tidak mendapatkan tempat gara-gara si Kou-apa-namanya yang tiba-tiba merebut tempatnya itu. Ia akhirnya duduk di sebelahnya dengan sedikit kesal, meski tentu saja tidak terlihat di wajahnya.

"kak Bianca pesan makanan apa? bisa tolong pesankan saya juga satu?" tanya anak itu lagi dengan kata-kata yang sopan. Anak itu pasti ingin berbuat sesuatu, si Kou ini sudah melihat -atau lebih tepat mendengar- sifat aslinya. Ia sudah tahu bahwa tidak mungkin seorang Biancastrodithe mau begitu saja menanggapi permintaan seseorang. Baiklah, ayo kita coba mainkan permainan anak itu.

"Aku tidak memesan makanan," ujarnya sambil melirik menu yang ada di atas meja, "apa kau mencoba nasi kare pedas khas kafe ini?"

"Kak... tidak terganggu berada di keramaian seperti ini?" tanya Kou dengan senyuman dan nada yang menyebalkan dan terdengar menyindirnya. Bianca tersenyum menanggapinya, "terganggu? Tentu saja tidak, orang-orang di sini sangat baik."

Ia berbisik di telinga Kou, dengan nada sangat pelan sehingga tidak ada orang lain yang dapat mendengar perkataannya kecuali pemuda buta berpendengaran tajam yang duduk di sebelahnya, "Meski kuakui aku akan sangat senang jika dapat mendapat setetes dua tetes darah..."

Pemuda itu tahu tentang alicenya kan? Atau tidak?

Nacht mengambil segelas air yang disediakan oleh pelayan di mejanya lalu meneguk cairan di dalamnya perlahan, wajahnya terlihat puasss~ sekali ketika Ia meletakkan kembali gelasnya di atas meja. Sepertinya Nacht sempat tersedak beberapa saat yang lalu. Tapi... beberapa detik Ia kembali sibuk memotong Tiramisunya dengan jari-jari kecilnya.

Ia baru saja akan memasukkan sepotong kecil tiramisunya ke dalam mulutnya, ketika Kyou mengeluarkan 2 benda yang menurut Nacht, cukup unik. Dan karena rasa penasarannya yang cukup besar, Ia menanyakan perihal benda itu pada Kyou, terutama sekali sebuah foto seorang gadis yang sepertinya bukan Kyou di masa kecil.

"Itu... " Nacht menelan tiramisu di mulutnya dan meneruskan ucapannya, "Foto teman Kakak?" tanya Nacht polos sambil melirik foto yang Kyou pegang, sementara kaki kecilnya berayun-ayun di udara tanda penasaran. [soalnya kaki Nacht gak' sampe buat menjejak di atas meja x3]

Asuka menoleh ke arah Ritsuki yang menanyai namanya dan Bianca, "Asuka, namaku Yoshikuni Asuka.. Salam kenal, Ritsuki, Bianca." katanya seraya mengangguk pada mereka berdua.

Umm..
Ini hanya perasaannya atau cafe itu menjadi lebih ramai sekarang? Ahh.. hilang sudah kedamaian yang dicarinya sedari tadi. Dia melirik sekilang ke mejanya yang terbengkalai dan kembali menatap dua gadis--eh--dua gadis dan seorang pria yang baru saja datang. Siapa namanya tadi? Kouganei? Ya, ya, kalau ia tidak salah dengar sepertinya itu namanya.

...Sepertinya Bianca kenal dengan orang itu.

Asuka angkat bahu. Yah.. Sekarang yang dipikirkannya hanyalah novel dan segelas Teh Oolong yang tadi ia pesan, "Hm.. Semuanya. Aku kembali ke tempat dudukku ya." dengan itu, Asuka beranjak kembali ke tempat sofanya. Matanya mengerling sekilas pada Bianca. Ada yang aneh dari gadis itu..

Ah, ah, sudahlah, jangan berprasangka buruk dulu. Asuka menghempaskan tubuhnya di sofa yang empuk. Tapi kok... rasanya posisi sofanya berubah ya? Apa tadi ada yang duduk disini?

Dia lagi-lagi hanya mengangkat bahu, tak mau direpotkan oleh urusan kecil. Tangannya membuka halaman novel yang ia tandai dan mulai membacanya lagi. Sesekali menyesap Teh Oolong, yang es-nya sudah mencair itu.

Eiji memasuki cafe itu,perlahan tetapi pasti dia mencari-cari tempat duduk sembari mengepel keringat dari mukanya dan bergerak lurus kedepan,dia menemukan kursi kosong di pojokan ruangan yang nampaknya ramai tersebut
dia meneriaki seorang bocah kecil beruban yang mungkin namanya nak atau apa itu

"Hey,bocah pelayan,Susu murni,dikocok bukan diaduk" katanya berlagak ala james bondan winarno

oot : wah curang ngebullying anak kecil
------------------------------------------------------------------------------------------
"Hey,bocah pelayan,Susu murni,dikocok bukan diaduk" Teriak seorang Satpam kumal tidak jelas yang baru saja masuk ke dalam restoran.

Nacht hanya memandanginya dengan mata biru kecilnya, wajahnya menunjukkan keheranan yang amat sangat dengan makhluk yang baru saja masuk dan langsung berteriak-teriak tidak jelas.

"Kakak berbicara sama aku?" tanya Nacht pada sang Satpam.

"Iya" tandasnya singkat sembari melipat sebelah kakinya diatas kaki yang lainnya
"Gw bicara pada kau,hei bocah pelayan kotor yang merusak pemandangan kafe ini" lanjutnya dengan aksen so-so bos yakuza

OOT: biar

oot : awas aja
-----------------------------------------------------------------------
"Aku bicara pada kau,hei bocah pelayan kotor yang merusak pemandangan kafe ini"

Deg!

Entah kenapa dada Nacht sedikit berguncang mendengar kata-kata terakhir dari sang Satpam yang sekarang berbicara dengan aksen bos Yakuza err... atau mafia tanah abang? yah.. yang manapun sama anehnya. Nacht menghela nafas.

"Memangnya kenapa kalau aku bocah pelayan kotor yang merusak pemandangan?" Nacht menatap Eiji dengan sorot mata dingin, sedikit lagi Alicenya aktif. "Daripada anda yang hanya sekedar Satpam..." lanjut Nacht sambil menjulurkan lidahnya, mengejek Eiji.

"sekedar satpam??" Eiji bertanya balik kepada nacht
"kaupikir kau bisa hidup kalau tidak ada satpam yang menjaga gerbang sembari maen gapleh dan ngopi di malam hari saat kau tidur nyenyak memimpikan ibu yang sudah tidak ada?? kaupikir kau bisa apa hei bocah dekil?? dan mana susu gw!??" katanya sembari merubah aksennya dari yakuza menjadi seorang negro mengamuk dari amerika dan menatap nacht dengan nistanya yang tampak seperti anak tikus kecebur got tersebut.

kaupikir kau bisa hidup kalau tidak ada satpam yang menjaga gerbang sembari maen gapleh dan ngopi di malam hari saat kau tidur nyenyak memimpikan ibu yang sudah tidak ada?? kaupikir kau bisa apa hei bocah dekil?? dan mana susu gw!??" ujar Eiji bertubi-tubi bagaikan senapan AK-47. Sangat bernafsu.

"Aku bisa hidup kok walaupun tidak ada makhluk gaib aneh seperti Kakak~ Weekkk~~" Nacht menjulurkan lidahnya sekali lagi, sambil mengambil sebuah gelas kecil berisi susu dan melemparkannya ke kepala Eiji. Membuat susu tersebut tumpah ruah.

"Itu susunya~ Enakkan?" ucap Anak kecil berusia 8 tahun ini sinis.

Melihat pergerakan bocah yang masih baru bisa jalan tersebut,Eiji tanpa kesulitan mengaktifkan alicenya dan berpindah dari tempat geraknya ke arah nacht yang tersenyum bagaikan om-om genit tersebut,di perjalanan menuju ke arah nacht,dia mendorong kyouka yang sedari tadi berdiri sehingga terhempas ke tempat asal dimana eiji duduk sehingga tumpahan gelas itu mengenai kyouka dengan indahnya sampai muncrat-muncrat
"Bocah sial" katanya setelah sampai di belakang nacht lantas mendorong bocah cengengesan tersebut sampai tersungkur.

"Ahh.. kakak Kyou"

Nacht hanya bisa termangu ketika Eiji menukar posisinya dengan Kyou sehingga Kyoulah yang tersungkur dan terkena luapan susu yang tadi dilemparkan oleh Nacht, dan begitu Nacht ingin mendekatinya, Eiji tiba-tiba sudah berada di belakang Nacht dan mendorongnya sehingga membuatnya tersungkur..

Duk!

"Aduh~"

Ringis Nacht sambil berusaha bangkit, Ia menatap Eiji dengan penuh dendam dan meng-cast Alicenya, Silhouette Alice, perlahan namun pasti, sebuah sabit besar muncul dari dalam bayangan Nacht. Kemudian, tanpa disertai aba-aba, Nacht berlair ke arah Eiji dan langsung menyabetkan Scythenya tanpa ampun. Berserk.

Eiji yang alicenya masih panas dan on hanya bisa menghindari mengitari nacht yang membabiliar buta,sesekali dia mendekatinya untuk menggetokinya,alhasil nacht mendapat 3 ketok magic dari eiji yang membuat kepala anak itu memiliki dua benjol seperti telinga micky mouse dan satu buah seperti gondok,meskipun terkena 2 kali sabetan alice nacht,dia terus mengelilinginya,meskipun tanpa sadar dia mengakibatkan beberapa meja disekelilingnya terguling.
"lumayan juga bocah ini,dasar bocah gila" lanjutnya sembari menyelinap di belakang nacht agar tidak terlihat oleh pandangannya.

"...."

Seorang satpam abal tiba-tiba datang dan mengganggu Nacht kemudian mendorongnya. Pandangannya sinis menatap satpam kampung satu itu. "Om," Kyou menepuk pelan pundak Eiji lalu melanjutkan perkataannya,

"Itu, kenapa anda pake baju cheerleader yah?"

Magician - Illusion Alice aktif.

Eiji yang sekarang cantik jelita bagai badut Medaeng memakai kostum cheerleader.

Hibiki mulai merasa terganggu dengan keributan di tempat itu. Ia mendongak dan melihat seorang lelaki mengganggu anak kecil berambut putih. Bahkan mereka mulai terlibat pertengkaran. Hibiki tidak menyukai pertarungan tanpa alasan seperti itu. Ia menutup bukunya dan membayar pesanannya.

Dimana ya tempat yang tenang untuk membaca? batinnya seraya melangkahkan kaki meninggalkan keributan tersebut di belakangnya.

[OUT]

sayangnya,Kyouya hanya menepuk pundak dari siluet eiji yang sedang berlari mengelilingi nacht,sayang dia terlalu sibuk sampai pada suatu saat dia menolah ke pada Kyouya dan bilang "ya??" lalu ia kembali menyibukkan diri dengan mengelilingi nacht, yang sekarang sedang ngadat kayak anak kecil ga dikasih permen

Tapi sayang sekali, Nacht yang berserk seakan-akan tidak terpengaruh oleh getokan Eiji. Ia malah semakin liar, karena penasaran dan juga emosinya yang sudah mulai menjadi-jadi. Ia melihat EIji yang mengitarinya tidak karuan dan karena rasa terburu-buru, Ia malah menyabetkan Scythenya ke meja cafe, membuat meja tersebut terbelah 2, mengakibtakan kepanikan yang cukup besar di cafe itu.

"Awas!!"

Nacht berlari ke arah Eiji yang kini sudah ada di belakangnya dan karena eiji lagi-lagi menghindar, Ia terpaksa menebas udara kosong dan malah membuat sebagain dinding Cafe terbelah 2.

oot : wkakakaka

"Ah, Om-om brengsek.." senyumnya sinis pada satpam abal. Alicenya memungkinkan si satpam untuk menghindar, dasar OP (loh?). ->malah ngga ngapa2in.

"bocah edan!" kata eiji sembari melesat ke arah nacht dan dia langsung memegangi kerah baju nacht dan lalu melempar bocah tersebut ke arah dimanapun dia inginkan,yang mengakibatkan tangan kannya sedikit lecet karena sedikit terkena sabetan maut nacht,ternyata,sadar atau tidak sadar,Eiji melempar nacht ke arah kyouka yang masih memendam amarahnya sehingga kedua orang murid itu terhempas ke counter cafe,yang sekarang terbelah dua setelah bertumbukan dengan nacht dan kyou.

OOT:tambah lagi,tambah lagi