Get Well Soon :3

Kaki Luke berhenti melangkah, ia masuk ke dalam salah satu ruangan. Tubuh Nacht yang kecil dibaringkan di atas tempat tidur. Nacht kelihatannya masih belum sadar dari pingsannya. Tidak ada dokter ataupun perawat yang tampak disana.

"Dimana dokter?" tanya Luke heran.

Quote :

"Ehm, kau. Teman anak ini?"

"Ahaha.. Saya baru saja berteman dengan Nacht tadi di kedai coklat." balas Luke tertawa lepas. Pemuda di depannya nampak lebih dewasa darinya, berarti secara umur pemuda itu lebih tua darinya. Luke melirik sekilas Nacht yang terbaring di tempat tidur dan masih belum sadar. "Anda? Perkenalkan, saya Luke C Helios." Luke menundukkan kepalanya sedikit.

Hikari mengikuti Luke ke rumah sakit untuk menolong Nacht. Sepertinya rumah sakit di akademi ini kekurangan orang sehingga lagi-lagi tidak ada dokter di ruangan ini. Mungkin mereka harus membuka lowongan pekerjaan agar ada yang bisa mengurusi orang-orang sakit seperti Ruru dan Nacht.

"Lagi-lagi tidak ada dokternya..."

"Nacht!!" teriak Cyalle sembari mendobrak pintu saking khawatir dengan temannya. Kemudian ia menoleh kepada 2 orang yang sudah berada di sana. "Nacht tidak apa2kah? Dia terluka di mana? Apakah ia nanti bangun?! Apakah ia akan baik2 saja?" berbagai macam pertanyaan terus dilontarkan oleh anak ini sambil mengeluarkan air matanya tanda menangis.

"Aku gak mau kehilangan Nacht!!" tangisnya yang sangat dramatis *dibakar*.

Cyalle tiba-tiba mendobrak masuk ke dalam sambil mulai menangis. Sepertinya dia sayang sekali dengan Nacht.

"Aku gak mau kehilangan Nacht!!",ujar Cyalle sambil menangis. Hikari mendekat ke arah Cyalle sambil mencoba menenangkannya.

"Tenang saja, Nacht itu kuat kok. Dia pasti akan baik-baik saja". Yah, Hikari tidak tahu apa kata-katanya itu bohong atau betul, tapi mencoba menenangkan Cyalle dengan seperti itu kan tidak ada salahnya. Ukh, dokternya mana sih? Cepat datang kenapa....

Quote :

"Nacht tidak apa2kah? Dia terluka di mana? Apakah ia nanti bangun?! Apakah ia akan baik2 saja?"

"Entahlah..." jawab Luke tidak pasti kepada pertanyaan Cyalle yang bertubi-tubi. Seperti biasa, itulah kelebihan anak kecil dibandingkan dengan orang yang sudah mulai dewasa. Anak kecil lebih banyak bertanya daripada orang dewasa. Luke hanya menepuk kepala Cyalle ringan dan tersenyum kepadanya. "Nacht anak yang kuat, dia pasti bisa bertahan."

Quote :

"Lagi-lagi tidak ada dokternya..."

Melihat ruangan yang begitu kosong dan hanya didatangi oleh anak-anak akademi dimana tidak ada dokter ataupun juru rawat yang ada disana, Luke menjadi semakin merasa heran. Luke setuju dengan kata-kata Hikari.

"Apakah disini ada yang tahu dokternya dimana? tanya Luke.

"Anda? Perkenalkan, saya Luke C Helios."

"Aku, Keigo Fuuji. Wow, kelihatannya anak ini terkenal juga, banyak sekali yang menjenguk" ucap Keigo, membalas ucapan laki-laki bernama Luke ini. Kalau dilihat dari penampilannya, kelihatannya Luke ini setahun lebih muda dari Keigo sendiri

"Nacht anak yang kuat, dia pasti bisa bertahan."

"Tenang saja, Nacht itu kuat kok. Dia pasti akan baik-baik saja"

Wajah gadis kecil ini terus menangis. Memang dia sangat sayang kepada temannya yang pingsan itu. Aneh juga, padahal baru kenal sebentar tapi anak ini merasa jika Nacht adalah sahabat dekatnya. Benar2 tidak bisa ditebak apa dibalik dari anak berambut pirang ini.

Cyalle berjalan ke sampingnya Nacht yang terbaring lalu menggenggam tangannya anak yang pingsan tersebut. "Cepat sembuh!! Jangan kalah dari rasa sakit!!" lantangnya, tidak peduli jikalau Nacht mendengar suaranya.

"Aduh..."

Cowok kecil ini membuka matanya perlahan dan mengerang pelan di balik selimut yang menutupi tubuhnya, badannya yang sakit tidak bisa digerakan sama sekali. Wajar mengingat bagaimana perlakuan Eiji kepadanya beberapa saat yang lalu. Ada beberapa suara yang masuk ke dalam telinganya, umm.. siapakah mereka?

"Nacht anak yang kuat, dia pasti bisa bertahan."

Ahh.. suara ini.. suara Kakak Luke kalau tidak salah... uhh.. seharusnya Nacht tidak emosi seperti sebelumnya, dengan kejadian ini, pasti Luke tidak akan mau mengajarinya cara bersikap sopan seperti sikap Luke sewaktu berhadapan dengan Cyalle dan Hikari dulu.

"Aku, Keigo Fuuji. Wow, kelihatannya anak ini terkenal juga, banyak sekali yang menjenguk"

Dan suara ini? Umm.. suara kakak berambut putih yang membantunya beberapa saat yang lalu bukan?

Tenang saja, Nacht itu kuat kok. Dia pasti akan baik-baik saja".

Suara kakak Hikari, batin Nacht sambil mencoba bangkit, tapi sayang, tubuhnya kaku di beberapa bagian, sehingga, untuk menolehkan kepalanya saja sudah memerlukan usaha yang cukup besar.

"Nacht!!"

Suara ini? Umm.. Cyalle kalau tidak salah... uhh.. suaranya yang keras dan berisik memang benar kalau ini Cyalle. Nacht sekali lagi berusaha untuk bangkit.. Ia menggunakan tangannya sebagai tumpuan dan berhasil bangkit sebentar lalu..

Bruk

Ambruk kembali di tempat tidurnya sambil sedikit mengerang pelan.

Laiko tiba di rumah sakit. Seharusnya di sini ada satu dokter cantik berambut pink, tapi yang ditemukannya malah segerombolan anak kecil. Apalagi ada anak kecil yang teriak-teriak. Cyalle. Luke, Keigo, dan Hikari. Laiko mendatanginya.

"Ya... Ada apa ramai-ramai?? - -? Dan jangan teriak-teriak ya di rumah sakit..." Ujar Laiko mendatangi gerombolan itu.

Quote :

"Aduh..."

Suara erangan yang dikenal Luke, itu adalah suara Nacht. Luke segera menoleh ke arah Nacht, mulutnya sedikit terbuka, seperti menggumamkan sesuatu. Tangan Luke menyentuh dahi Nacht, berharap agar Nacht tidak terkena demam atau yang aneh-aneh. Cyalle berada di pinggir tempat tidur, menganggam tangan kecil Nacht, menyemangatinya. Luke bersyukur ia bisa bertemu dengan anak-anak unik seperti ini.

"Jangan memaksakan dirimu, Nacht." Luke membantu Nacht yang terambruk kembali ke tempat tidur dengan memegang punggungnya, membantu Nacht untuk bersandar. Wajah Nacht terlihat pucat dan kesakitan sekali. "Kalau terlalu sakit, jgn paksa."

Quote :

"Ya... Ada apa ramai-ramai?? - -? Dan jangan teriak-teriak ya di rumah sakit..."

"Anda... dokter?" tanya Luke tidak pasti kepada sosok pemuda yang baru datang.

"siang.." Kyo datang dengan langkah yang ringan bagaikan tak tahu apa-apa,suaranya yang sedikit mirip dengan eiji bergaung di ruangan tersebut,dia melihat seorang bocah nista ubanan berbaring disana bagaikan orang yang sudah sakaratul maut,dia masuk lalu duduk mengambil kursi seenaknya.

Misaki, yang datang bersama Byakuran dengan teleport, langsung melepas pelukannya setiba di sana, merasa tidak enak dengan orang-orang yang lainnya. Misaki, mengecek siapa saja orang yang berada disana, tapi.. tidak ada dokter? Dan, Ugh.. Kenapa cowok itu (laiko) datang? Sial, keluh misaki.

"Uhm, Ranran-kun, punya nomornya Hime? Ada yang punya alice untuk menyembuhkan disini?" tanya Misaki, dai memang sempat ingat Hime karena alice perempuan itu adalh healing, pasti bisa menyembuhkan anak itu dengan cepat.

"Bukan, satpam." Jawab Laiko pendek ke Luke.

"Ada yang sakit?" Tanya Laiko sambil mendekat, melihat Nacht sudah babak belur.

"Astaga, ini nabrak tembok terus nyebur kolam??" Tanya Laiko takjub melihat Nacht.

Keigo kasihan melihat Nacht yang meraung seperti itu, ditambah sejak daritadi belum ada dokter yang masuk. Dengan begini, sekarang Keigo mengeluarkan sebuah gelang manik-manik kayu, digenggamnya gelang itu erat-erat, konsentrasinya juga dikerahkan seluruhnya ke gelang itu. Oh, ternyata Keigo akan membuat sebuah jimat.

"Wah!! Ada orang aneh!! Jangan mendekat Nacht!!" ujar Cyalle kepada orang2 yang baru datang tersebut. Aneh2 aja, padahal dia sendiri juga ajaib...

"Um...bapak dan ibu sapa ya?" tanyanya dengan polos, masih menggenggam tangannya Nacht.

"saya bisa sedikit pijat refleksi" Kyo menjawab seseorang yang berteriak tadi,yah,pijat refleksi abal-abal yang dulu dipelajarinya di gunung mungkin berguna,lagipula orang yang bertanya itu berteriak "ada yang punya kemampuan mengobati" bukan "ada yang mau mengobati" apa salahnya dia menjawab.

"Jangan memaksakan dirimu, Nacht."

"Tapi-tapi..." Nacht kembali berusaha bangkit, tapi sia-sia. Ia jatuh kembali di atas busa tempat tidur yang empuk.

"Kata Kakak Hikari dan Kakak Luke.. aku kuat.. dan..." Ia menggerakkan tubuh bagian atasnya dengan lemah, "Dan aku tidak boleh mengecewakan kalian..." lanjutnya sambil tersenyum lemah. Sepertinya ada misundestanding antara Nacht dengan Hikari dan Luke.

Dan kemudian, seorang cowok mendekat dan mengatakan akan memijat Nacht dengan teknik yang aneh. Membuat anak kecil itu sedikit terpana dengan ucapan anak itu.

"Ahh... apakah Kakak ini pegawai RS ya?" batinnya.

"Mau? yasudah." jawabnya malas,bagaikan tak niat,dia lantas mengambil tangan nacht dan memelintirnya dengan kasar,setelah itu dia memijat-lengannya seperti menekan tombol playstation saat main bishi-bashi special
setelah itu dia membuat nacht terduduk dan memukul-mukul bahunya,seperti sedang memukul daging sapi agar lebih lunak saat dipresto.

Quote :

"Tapi-tapi..."
"Kata Kakak Hikari dan Kakak Luke.. aku kuat.. dan...
"Dan aku tidak boleh mengecewakan kalian..."

"Menjadi kuat bukan dengan seperti ini. Kalau memang sakit, jangan memaksakan diri. Kemampuanpun ada batasannya." sahut Luke. Nacht kembali jatuh ke tempat tidur empuk itu, dan untung saja tempat tidurnya empuk. Sebuah tangan memijat Nacht dengan teknik yang kelihatannya sangat mencurigakan. Anak kecil itu kembali mengerang kesakitan karena di pijat. Tentu saja, luka lebam dipijat sama saja dengan membuatnya semakin sakit. Tangan Luke segera menyingkirkan tangan pemuda yang memijat Nacht. "Luka Nacht tidak cocok untuk dipijat. Terima kasih sudah menawarkan bantuan." Luke tersenyum.

"Penuh..." ujarnya sambil berjalan keluar dari RS dan duduk di kursi panjang yang ada di depan ruangan tsb. Rupanya sudah ada beberapa staff lain yang ada disana. Membuat Byakuran merasa sedikit lebih bebas.

Terdengar suara seperti orang jatuh dari arah Nacht. Rupanya Nacht sudah sadar tapi masih tidak bisa bergerak. Tidak heran kalau dengan keadaannya seperti itu.

"Istirahat saja Nacht, jangan bangun dulu", ujar Hikari kepada Nacht. Tapi Nacht malah keras kepala untuk mencoba bangun. Dia merasa kalau dia tidak berusaha maka dia akan mengecewakan Hikari dan Luke.

"Kuat tidak berarti harus memaksakan diri sendiri ketika disaat seperti ini. Kalau tidak istirahat nanti lukamu tidak cepat sembuh", balas Hikari sambil sedikit mengacak-acak rambut Nacht dengan lembut. Anak-anak, kadang-kadang kok mereka sering salah pengertian ya?

"Ya... Ada apa ramai-ramai?? - -? Dan jangan teriak-teriak ya di rumah sakit...", tiba-tiba datang seorang yang tidak dikenal. Setelah orang itu disusul beberapa orang lainnya datang lagi ke sini. Wow, sepertinya banyak sekali pengunjungnya Nacht. Apa dia bisa istirahat dengan santai ya kalau berisik begini?

"Menjadi kuat bukan dengan seperti ini. Kalau memang sakit, jangan memaksakan diri. Kemampuanpun ada batasannya."

"Kuat tidak berarti harus memaksakan diri sendiri ketika disaat seperti ini. Kalau tidak istirahat nanti lukamu tidak cepat sembuh"

"Ohh..."

Nacht mengangguk kecil kemudian kembali berbaring di tempat tidurnya, lalu melirik cowok yang sepertinya pengawas sekolah [Laiko] dan tersenyum minta maaf, merasa kalau kehadirannya menimbulkan keributan di tempat ini. Kemudian menatap Keigo, Hikari, Luke, Misaki dan terakhir Kyo berurutan.

"Terima Kasih..." ujarnya pelan disertai senyuman riangnya yang biasa.

Laiko tenang saja saat Kyo menyiksa Nacht, tampaknya tidak peduli. Dia mencari perban dan obat anti-septik. Lalu ia mendekati Nacht.

"Humn? Rata-rata lebam semua ya..." Laiko membersihkan wajah Nacht dengan obat anti-septiknya dan membalut di tempat yang kiranya perlu. Laiko tidak mempedulikan kalau Nacht berteriak atau apa karena kesakitan.

"Nona kecil. Saya Laiko, penjaga sekolah ini. Tapi yah... Kalau untuk mengobati seperti ini tidak masalah~" Jawabnya ke Cyalle.