Get Well Soon :3

Sekarang, jimat yang dibuat Keigo dalam bentuk gelang itu sudah jadi, dan karena jimat sekarang jadi, Keigo mendekati Nacht. "Coba pakai ini, ini adalah jimat yang kujamin pasti manjur." ucap Keigo, memberikan gelang manik kayu yang dibuat Keigo untuk jimat.

Kyo yang melongo karena tangannya diusir,dia lalu hanya duduk terdiam begitu saja menonton nacht yang dikerubungi manusia,tangan isengnya melempar sebuah bola yang seharusnya obat,ya memang benar itu obat,tapi obat crazy drugs!
"makan tuh,obat manjur!" ujarnya cuek

Luke merasa lega karena akhirnya ada orang yang bisa membantu dan merawat luka Nacht. Pemuda yang terlihat lebih tua itu mengatakan bahwa dirinya adalah saptam. Mungkinkah pemuda ini adalah salah satu teman dari manusia aneh yang juga mengaku berprofesi sama dengan orang yang merawat Nacht? Luke tidak mau ambil pusing soal itu. Yang lalu, biarlah berlalu, tidak ada hubungannya dengan sekarang.

Quote :

"Nona kecil. Saya Laiko, penjaga sekolah ini. Tapi yah... Kalau untuk mengobati seperti ini tidak masalah~"

Luke mendapat sedikit jawaban dari pertanyaannya sekarang. Ternyata tidak semua penjaga sekolah itu jahat. Setidaknya, Nacht diobati oleh orang baik.

"Oh iya, sebelum lupa..."

"Aku salah satu kelas Dangerous jadi...- Kuharap tidak ada satu dari kalian yang cari gara-gara denganku." Lanjut Laiko sambil tersenyum, melanjutkan membalut tubuh Nacht.

"... Dan aliceku tidak bisa diremehkan."

Byakuran mendekati seorang cowok yang dibukunya sih bernama Luke, entah benar atau tidak, Ia merogoh kantungnya kemudian memberikan satu set tablet bertuliskan Healthy Pills pada Luke. Sebetulnya Ia ingin memberikannya langsung pada Nacht, namun karena terlalu banyak orang yang berada di tempat itu terpaksa Ia memberikannya pada Luke.

"Tolong berikan pil ini pada anak itu.." Ia tersenyum lalu keluar dan duduk kembali di kursi panjang yang ada di depan Ruang kesehatan. Tidak perduli dengan ucapan si satpam lain.[Laiko]

Quote :

"Tolong berikan pil ini pada anak itu.."

Sesosok pemuda yang lebih tua dan tidak dikenal oleh Luke memberikannya satu set tablet yang bernama 'Healthy Pills' dan pemuda itu tersenyum lalu keluar dari ruangan yang mendadak ramai itu. Luke masi keheranan dengan kedatangan pemuda yang tidak dikenalnya dan memberikannya obat. Luke hanya menuruti perkataan pemuda itu kepadanya.

"Nacht, ini obat untuk menyembuhkanmu, minumlah." sahut Luke memberikan satu set obat kesehatan yang kelihatannya mujarab itu.

"Coba pakai ini, ini adalah jimat yang kujamin pasti manjur."

Nacht mengangguk kemudian memakainya di pergelangan tangannya di tengah-tengah 'proses penyembuhan' Laiko, umm.. mulanya sih tidak ada sesuatu yang berbeda sampai sebuah pil yang dilemparkan oleh Eiji dengan ajaib mental dari tubuh Nacht dan malah menyebabkan pil itu masuk ke mulut Eiji dengan ajaibnya. APakah ini yang dinamakan keberuntungan?

"Nacht, ini obat untuk menyembuhkanmu, minumlah."

"Baik"

Ujar Nacht, lalu mengambil sebuah pil itu dan meminumnya dengan sedikit rasa enggan. Bagaimanapun juga anak sekecil ini jelas tidak menyukai obat dan semacamnya, tapi.. apa yang bisa ia lakukan sekarang selain menerimanya dengan tenang.

Glek!

Perlahan-lahan lebam-lebam di tubuh Nacht mulai sembuh, walaupun belum 100%, tapi cukup untuk menghilangkan sedikit rasa sakit di tubuhnya.

"Sudah deh, sepertinya aku tidak ada kegiatan lagi di sini... Ciao~" Ujarnya ke gerombolan di sana. Laiko tersenyum.

"Augusta mana ya...?"
[OUT]

"Ehm, kenapa anak ini bisa terluka?" tanya Misaki, yang mendekati Luke yang kelihatannya sangat perhatian kepada Nacht, anak kecil yang sakit itu. Ditambah, dia sama sekali tidak tahu apa penyebab anak ini bisa mendapatkan luka lebam-lebam seperti ini.

Eiji yang melihat pil itu sesegera mungkin mengaktifkan alicenya dan menangkap pil tersebut dke tangannya,lalu dia memasukannya ke saku lagi.
"cih,gagal,lain kali saja" batinnya sembari melangkah gontai keluar

[OUT!] kelamaan OL pusing

Salah satu yang datang mengunjungi Nacht memberikan obat kepada Luke dan menyuruhnya untuk meminumkannya kepada Nacht. Setelah diminum oleh Nacht, sepertinya lebam-lebam ditubuhnya mulai menghilang walau belum 100 % sembuh. Paling tidak itu suatu kemajuan.

"Ehm, kenapa anak ini bisa terluka?", tanya seorang gadis yang terlihat dewasa itu kepada Luke.

"Disiksa oleh orang aneh bertopeng kaleng di kafe", jawab Hikari kepada gadis itu.

"Perbuatan seorang muridkah?" Tanya Misaki untuk yang kedua kalinya. Kali ini, kemajuan pada diri Misaki memang sudah pesat mengingat dirinya sudah dewasa. Padahal, Misaki yang dulu sangat tidak ingin kalau ikut campur dalam keadaan seperti ini, tetapi sekarang tanpa disuruhpun dia mulai peduli pada orang lain.

Melihat Nacht yang sudha mulai membaik, Keigo beranggapan kalau jimat buatannya pastilah sedang bekerja. "Tuh kan, apa kubilang, Jimat buatan orang keren ini dijamin seratus persen manjur!" dengan santainya, Keigo membangga-banggakan dirinya alias ber-narsis ria sendiri tanpa peduli kalau sebenarnya tidak seluruhnya Nacht membaik karena jimatnya, melainkan karena dewi fortuna yang sekarang mendampingi Nacht.

Quote :

"Perbuatan seorang muridkah?"

"Dia mengaku dirinya seorang saptam." balas Luke kepada gadis yang mendadak datang. Entah apa benar, manusia aneh itu benar-benar seorang saptam atau tidak, Luke tidak tahu akan hal itu, ia masih baru disini. "Entah itu benar atau tidak."

Luka Nacht perlahan mulai sembuh seiring dengan jimat keberuntungan milik Keigo dan obat mujarab yang diberikan oleh pemuda yang tidak dikenalnya tadi. Luke bisa berlega hati sekarang, lukanya pasti akan lebih cepat sembuh jika ada jimat keberuntungan yang dibuat oleh Keigo. Nacht sudah terlihat baikan sekarang.

"Lukamu masih sakit?" tanya Luke kepada Nacht.

"Dia mengaku dirinya seorang saptam." jawab seorang murid laki-laki yang belum dikenal Misaki.

"Satpam, eh? How cruel. Memangnya apa salahnya sampai da terluka parah seperti itu?" Tanya Misaki lagi, pertanyaannya ini lebih mirip jika saat seseorang menginterogasi. Tapi, tindakan satpam - entah siapa itu sudah sangat keterlaluan untuk saat ini.

Quote :

"Satpam, eh? How cruel. Memangnya apa salahnya sampai da terluka parah seperti itu?"

"Nacht hanya menjawab kalau dia tidak rahu letak dimana rumah sakit, lalu orang yang mengaku saptam itu memukulnya berkali-kali." sahut Luke menghela nafas. Ia masih heran dengan tujuan saptam itu memukul Nacht sampai seperti itu. "Oh, maaf kalau tidak memperkenalkan diri, nama saya Luke C Helios. Salam kenal, nona." Luke memperkenalkan dirinya sambil tersenyum lembut.

"Nacht hanya menjawab kalau dia tidak rahu letak
dimana rumah sakit, lalu orang yang mengaku saptam itu memukulnya
berkali-kali." jawab murid itu.

"Kalau satpam, mungkin aku bisa tahu siapa itu." ucap Misaki, kali ini dia mengeluarkan sebuah buku kecil.

"Hmm, Kunogi Miyu, kalau Miyu kelihatannya tidak mungkin. Laiko? Tidak mungkin juga, Aku? no way. Augusta? Ah, gusgus tak mungkin setega itu. Kurogane Eiji? Hmm, apa nama satpam itu Kurogane Eiji?" tanya Misaki, sekarang pertanyaanya itu terarah ke semua orang yang tadi berada di tempat kejadian.

"Ohya, aku Misaki Mizukawa, seorang watcher" balas Misaki mengenalkan diri. Tapi, konsentrasinya kalli ini tidak buyar tentang pertanyaannya tadi, dia masih mencari siapa pelaku.

"Tuh kan, apa kubilang, Jimat buatan orang keren ini dijamin seratus persen manjur!"

Nacht mengangguk mendengar kata-kata Keigo. "Iya~ kakak memang hebat.." ujar Nacht dengan wajah--> x3 Kemudian Ia duduk di ranjangnya yang empuk sambil mencoba menggerak-gerakkan tangannya, umm... ada yang masih nyeri sedikit, tapi bisa dibilang Ia sudah sembuh.

"Lukamu masih sakit?

"Tidak.. " jawab Nacht riang sambil mencoba-coba menyentuh tangan kanannya yang diperban oleh Laiko dengan jari-jari kecil tangan kirinya. Iseng saja.

"Hoho, kalau kau mau jimat seperti itu lagi, hubungi kakak. Pasti akan kubuatkan lagi. Hahaha, jimat buatan orang ganteng ini pastilah laku" ucap Keigo dengan menunjukkan ke-narsisannya dan sifatnya yang over-pede itu. Tapi kalau memang sudah keren, mau dibagaimanakan lagi? Sudah alami kok keren-nya. ()

"Hoho, kalau kau mau jimat seperti itu lagi, hubungi kakak. Pasti akan kubuatkan lagi. Hahaha, jimat buatan orang ganteng ini pastilah laku"

"Baik.." ujarnya cepat sambil mengangguk.

Ia mulai memperbaiki posisi duduknya sehingga, Nacht kini duduk bersila di atas Ranjang empuk Ruang Kesehatan, untung saja sepatunya sudah ditaruh di lantai, sehingga tidak mengotori seprei yang melapisi tempat tidur ini.

"Ahh.. Kakak Keigo..." Ia mengulurkan tangan kanannya yang masih terbalut perban pada Keigo, "Aku Nacht~ Salam kenal...."

"Aku Nacht~ Salam kenal...."

"Oh, jadi namamu Nacht ya? Maaf kalau tadi aku memanggilmu dengan sebutan 'bocah' atau 'anak kecil' saja. Eh, kalau nama lengkapku Keigo Fuuji, orang cakep dari Saitama yang sekarang berumur 17 tahun." balas Keigo mengenalkan dirinya, tak kalah dengan ke-narsisannnya yang terus diperlihatkan, kelihatannya memang dia ini over-PD.

Quote :

"Hmm, Kunogi Miyu, kalau Miyu kelihatannya tidak mungkin. Laiko? Tidak mungkin juga, Aku? no way. Augusta? Ah, gusgus tak mungkin setega itu. Kurogane Eiji? Hmm, apa nama satpam itu Kurogane Eiji?"
"Ohya, aku Misaki Mizukawa, seorang watcher"

"Awalnya ia memakai topeng aneh dan mendadak saja topengnya terjatuh. Aku tidak menanyakan namanya." sahut Luke berpikir sejenak. Wathcer? Sepertinya itu sebuah nama yang diberikan oleh pihak akademi untuk menjaga anak-anak akademi. "Entahlah pria itu berkata benar atau tidak." Luke mengangkat bahunya.

Quote :

"Tidak.. "

Luke hanya tertawa kecil mendengar jawaban Nacht yang begitu polosnya. Luke Nacht sendiri masih belum sembuh totoal. Haruskah ia berada disini menemani Nacht? Luke terdiam sebentar dan mulai berpikir. Atau dia balik ke asaramanya?

"Hmm, Kunogi Miyu, kalau Miyu kelihatannya tidak mungkin. Laiko? Tidak mungkin juga, Aku? no way. Augusta? Ah, gusgus tak mungkin setega itu. Kurogane Eiji? Hmm, apa nama satpam itu Kurogane Eiji?", tanya gadis yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Misaki dan bekerja sebagai seorang Watcher di akademi ini.

"Dia tidak mengatakan namanya, tapi dia bisa bergerak sangat cepat sekali", jawab Hikari kepada Misaki. Dia kemudian mengalihkan perhatiannya kepada Nacht yang sepertinya sudah mulai sembuh. Entah karena pengaruh obat atau karena jimat yang diberikan oleh pemuda yang mengenalkan dirinya sebagai Keigo kepada Nacht. Apapun itu, baguslah kalau dia sudah sembuh. Ah, Hikari jadi ingat kalau tasnya tertinggal di kafe yang tadi. Memang sih dompetnya bersama dia tapi tetap saja ada barang lainnya disana.

"Nacht, cepat sembuh ya. Semuanya, permisi dulu dan sampai jumpa", ujar Hikari sambil memberikan salam kepada semua yang berada disana

-out-

"Ah, sialnya aku tidak tahu orang itu" ucap Misaki, ketika mendengar jawaban para saksi mata(?) yang tidak tahu nama bad guy itu. Tapi pastilah orang yang berani melakukan hal setega ini pasti hanyalah orang nista durhaka nan psikopat dan edan yang tak berakal sehat. Tapi yang lebih penting, sangat diuntungkan kalau anak kecil yang tadi bernama Nacht itu sudah mulai membaik.

Karena merasa dia sudah mengorek informasi yang lumayan, Misaki kembali ke tempat duduk panjang yang sudah khusus disediakan untuk staff, lalu sejenak dia menoleh ke arah Byakuran. "Ehm, Ranran-kun. Besok malam jadi kan?" tanya Misa, yang masih teringat akan ucapan Byakuran tadi di Central Town. Di seling sebelum Byakuran menjawab, Misaki mengeluarkan handphonenya. Tak ada pesan lagi dari Gossip Girls, tapi dia sendiri sedang malas membalas pesan dari Gossip Girls, jadi dia akhirnya memutuskan untuk memasukkan kembali handphonenya ke dalamm saku rok.

"Ehm, Ranran-kun. Besok malam jadi kan?

"Tentu"

Byakuran mengangguk kecil, dengan ekspresi wajah yang sangat-sangat santai. [Lihat siggy] Ok. Masalah ini sudah diatasi, terbukti dengan mulai hilangnya satu persatu orang yang ada di tempat ini. Hmm.. mungkin sudah waktunya bagi BYakuran untuk pergi? Untuk mencari pelaku yang membullying seorang anak Dangerous sampai seperti ini.

Well.. walaupun Ia berasal dari Special dan bukan Dangerous tapi apa salahnya sih mencari biang kerok pelaku kejahatan ini? Ia melirik jamnya, umm.. sudah cukup siang, sekitar jam 2-an. Ck.. ini berarti akan ada lebih banyak tugas yang menantinya di meja kerjanya.

"Misa-chan... umm.." Ia mengacak-acak rambutnya sebentar, pertanda gugup seperti biasa, well.. sudah 7 tahun dan kebiasaannya itu tetap tidak berubah.

"Aku ada sedikit keperluan jadi.."

Byakuran meraih tangan Misaki dan seperti biasa, memberikan sebuah ciuman kecil di punggung tangannya, lalu bangkit dari kursinya dan tersenyum minta maaf pada Misaki.

"Aku duluan..." ujarnya sambil membalikkan badannya dan menghilang di kejauhan.

[out]