Lost is my Hobby

"..lagi lagi....."
Sekali lagi, Yamato Nadeshiko lemot ini salah naik bus. Sayang sekali ia keras kepala dan mencoba mencari jalan sendiri. Ujung ujungnya jelas tersesat.

Celingukan di hutan tidak menolongnya. Hutan akademi cukup luas. Futako sendiri bisa nyasar saat jalan ke WC rumahnya sendiri.

Gayanya sudah seperti kucing hilang yang minta pertolongan.

Sudah 7 tahun.... batin Byakuran sambil berjalan pelan menyusuri Woods.

Rambut peraknya sedikit teracak-acak karena tertiup angin. Well... Kali ini Ia ke tempat ini sekedar Refreshing sekaligus Nostalgia. Yaa.. wajarlah, sudah 7 tahun Ia tidak pernah ke tempat ini. Ohh.. well.. Ia terus berjalan.. berjalan tanpa arah dan... menemukan [?] seorang murid yang celingukan tidak jelas di dalam hutan. Umm... ada apa ini?

"... Yo..." sapa Byakuran santai pada murid itu seraya mendekat. "Sedang apa anda disini?" tanyanya, masih dengan sikap santainya yang biasa.

"...banyak orang asing. seharusnya aku tidak boleh bicara dengan orang asing..." jawab Futako. Perkataan yang sama ia ucapkan lagi pada orang yg tak dikenalnya.

"tapi...aku tersesat...ah bukan... sebenarnya... aku mau pergi ke mana yah..."

Gadis itu bertanya dengan malu malu, tidak sadar pertanyaannya kurang masuk akal.

"...banyak orang asing. seharusnya aku tidak boleh bicara dengan orang asing... tapi...aku tersesat...ah bukan... sebenarnya... aku mau pergi ke mana yah..."

Byakuran memasang tampang eswete sebentar, lalu menghela nafas sambil mengacak-acak rambut peraknya. Iseng.

"Well.. kalau hanya berbicara dengan orang yang anda kenal saja... apa itu tidak bisa dibilang terlalu 'berlebihan'?" Guru Special Ability ini berjalan ke pohon terdekat kemudian bersandar di batangnya.

"Dan.. umm... anda tersesat ya?"

"......"

Futako mencoba berpikir sejenak. Sejak kecil ia tidak pernah keluar, makanya ia tidak pandai bicara dengan orang lain. Perkataan si rambut silver ini ada benarnya..

"oh iya... ....benar....aku disini karena sedang tersesat" jawabnya. "kalau sudah tersesat...aku harus bagaimana..."

"kalau sudah tersesat...aku harus bagaimana..."

"Yaa.. cari jalan pulang..." jawab guru Special ability ini santai. Seakan-akan tanpa beban. Tahukah Ia kalau anak ini tahu jalan pulang maka Ia tidak akan berada di tempat ini? Umm.. sepertinya tidak.

"Anyway.." Ia mendekati anak ini kemudian mengulurkan tangannya untuk bersalaman,

"Byakuran.... salam kenal.. err... Nama anda siapa ya?"

Futako malah kebingungan. Yah, Futako juga mau pulang, tapi tidak tahu arah.

Orang itu memperkenalkan dirinya. Byakuran, yah. Futako menjabat tangan Byakuran dengan tangan kecilnya.

"Segawa Futako....dari kelas A senior..." jawabnya sambil tersenyum. Seperti sudah lupa kalau ia tersesat.

"ngomong ngomong, bapak sendiri.... bukan tersesat, ya?"

"ngomong ngomong, bapak sendiri.... bukan tersesat, ya?"

Byakuran mengambil sedikit permen dari sakunya, lalu duduk di atas sebuah batu kecil yang ada di bawah pohon, dan memakan permen tsb dalam diam, sebelum menjawab pertanyaan gadis bernama Futako ini.

"Sekedar jalan-jalan kok.." jawabnya santai.

"Ngomong-ngomong... apa yang membuat anda tersesat?" tanya balik BYakuran.

Kurogane Eiji,yang baru saja puas menyiksa nacht muridnya yang kurang ajar,muncul di tempat kejadian perkara,melihat nacht sudah lepas rambutnya,kontan saja dia menyapanya
"hai,guru uban" sapanya so2 ramah

"Hai satpam tua bangka.." sapa balik Byakuran sambil tersenyum nista.

"Ngapain kesini? Nyasar?" tanyanya sinis.

"Nyasar? lu aja kali,gw sih nggak" balasnya penuh nista kepada guru bebal yang tetap dengan rambut acak-acakannya terlihat laknat sekali.

"mana wignya?? udah pensiun ya?? ga laku ya??" hinanya sembari menunjuk byakuran dengan penuh nista

"mana wignya?? udah pensiun ya?? ga laku ya??"

"Iya.. udah pensiun.." jawab Byakuran sinis sambil menatap Kuso dengan mata biru Emeraldnya yang berkilat terkena sinar matahari. "Anda sendiri? gimana topeng predatornya?"

"eh....eh..."

Futako ingin menjawab Byakuran, tapi terus didahului oleh cowok yang satu lagi.

Ayumu berjalan, dan langkahnya menimbulkan bunyi gemerisik pelan di belakang Futaba. Ia baru saja menyelesaikan acara makannya di sebuah Cafe, dan entah bagaimana ia tiba di dalam hutan tersebut dan bertemu mereka bertiga.

"..."

Dengan tenang, ia melayangkan pandangannya bergantian ke arah Byakuran, Futaba, dan Eiji.

"Piknik?" tanyanya kalem. Apa lagi yang bisa dilakukan di tengah hutan begini?

Byakuran mengalihkan pandangannya pada Futako, err... sepertinya gadis ini agak gugup karena kehadiran Kurogane Eiji yang memang diluar dugaan setiap orang. Apalagi tampang Eiji memang tampang orang nista, wajar kalau gadis ini gugup.

"Kenapa?" tanya Byakuran santai pada Futako. Tentu saja sambil tetap mengawasi gerak-gerik Eiji yang memang mencurigakan dari sananya.

"Piknik?"

Sebuah suara masuk kedalam telinga Byakuran. Umm.. kalau tidak salah nama gadis ini Ayumu. Murid Special... well... seingatnya sih begitu. Entah benar atau tidak.

"Hanya berjalan-jalan biasa..." jawab guru Special ABility ini santai. "Anda sendiri? Sedang apa disini?"

"Mungkin, berjalan-jalan juga..." jawabnya, mengalir lancar dari mulutnya walaupun itu mungkin bukan jawaban yang meyakinkan. Sesaat, mata birunya menangkap ekspresi Futako yang terlihat gugup dan ketakutan itu. Terbesit pikiran bahwa Eiji dan Byakuran bukan orang baik-baik. Seorang gadis kecil yang terlihat sangat panik, dan dua orang bertampang nista mencurigakan yang mengelilinginya.

Perampokan? Mereka berdua preman? Sepertinya menarik.

Pikiran-pikiran itu terus melintas di kepala gadis berambut coklat tersebut. Selama otaknya terus menganalisis, ia mengukir senyumannya selebar mungkin dan menatap Byakuran. Ya, Senyum Ayumu yang selalu terlihat santai itu selalu menyimpan aura yang misterius.

"Ternyata tempat ini populer untuk berjalan-jalan, ya?" lanjut Ayumu sambil tetap tersenyum.

"Dua orang pria dewasa mengajak gadis kecil jalan-jalan?"

"Saya jalan-jalan disini bukan sambil membawa gadis kecil ini..."

Gumamnya sambil ber-eswete, apalagi melihat senyum ayumu yang angker. Maklum.. disini hutan ALice academy. Bukan tidak mungkin ada hantu dan sejenisnya. Dan mungkin gadis ini salah satunya. Hmm... bisa jadi. *diinjek*

"Hanya kebetulan bertemu kok... kalau dia sih.." Byakuran melirik Eiji dari sudut matanya, menatapnya sinis.

"Entahlah..."

"eh..." baru sedetik mau menjawab, ada orang lain datang. Yah mau harus diam dulu.

Dua orang dewasa mengajak gadis kecil jalan-jalan, katanya? Futako yang gerakannya lambat cuma melambai tangan (lihat sheet)

"bukan... ini cuma..."

Dan jawabannya langsung diberitahu. Akhirnya ia cuma diam.

"eh..." baru sedetik mau menjawab, ada orang lain datang. Yah mau harus diam dulu.

Dua orang dewasa mengajak gadis kecil jalan-jalan, katanya? Futako yang gerakannya lambat cuma melambai tangan (lihat sheet)

"bukan... ini cuma..."

Dan jawabannya langsung diberitahu. Akhirnya ia cuma diam.

"Oh..." Ayumu menggumam pelan dengan suaranya yang nyaris seperti bisikan. Tiba-tiba angin kencang bertiup dan rambut pendeknya mulai melambai-lambai tertiup angin tersebut.

"Hati-hati lho di hutan ini..." desisnya.

Rambutnya kini sudah sangat berantakan dan menutupi hampir seluruh wajahnya, menjadikan wajah gadis itu semakin angker dan makin mirip wewe gombel. Perlahan, ia berjalan mendekati mereka bertiga sambil terus tersenyum dan matanya mendelik seperti sadako.

SET

Futako mengeluarkan kertas dengan tulisan 'pengusir setan' dan mau meletakkannya di dahi perempuan itu, tapi kertasnya tidak memberi reaksi.

"ah...kukira kau...."

"Ahh... ternyata dia hantu ya.." gumam BYakuran sok-sok tenang, padahal hantu dan sebagainya merupakan salah satu kelemahannya. Umm.. buah dari masa kecilnya yang seram di Panti asuhan.

SET!

Waw... Futako, atau apalah namanya itu, meletakkan kertas aneh di dahi si Sadako, umm.. walaupun tidak memberikan reaksi, paling tidak Byakuran sudah sedikit lebih..err... lega.

"Hoo... jadi anda hantu ya.." ulangnya sekali lagi sambil mendekati Sadako kemudian mengambil kertas 'pengusir setan' yang menempel di dahinya, lalu berjalan mundur, dan membalikkan badannya sambil sok-sok baca mantra, setelah itu..

Plok!

Menempelkan kertas itu dengan penuh semangat ke dahi si sadako, dan segera mundur beberapa langkah ke belakang. Takut diterkam.

Ya, kertas mantra milik Futako memang sama sekali tidak bereaksi. Belum sempat Ayumu melepaskan kertas itu, Byakuran, guru nista tersebut masih bersikeras untuk menempelkan kertas mantra tersebut di dahi Ayumu.

BRUKK!!!

Karena Byakuran terlalu bersemangat menempelkan kertas mantra itu di dahi Ayumu, kepala gadis malang itu terbentur pohon yang berada tepat di belakangnya sehingga gadis itu terjatuh dengan darah mengalir di dahinya.


"Kau..." Ayumu menggeram sambil tersenyum menyeramkan. Ia mulai merangkak ala Sadako dan mencengkeram kaki Byakuran. "Tidak akan kumaafkan..." desisnya lagi, dan suara gemerisik pohon di sekitar mereka mulai membuat bunyi-bunyi seperti suara tangisan, karena angin yang terus bertiup kencang.

melihat ketiga orang itu sibuk berketoprak humor ria,eiji hanya berpangku tangan sembari berdecak kagum atau lebih tepatnya berdecak heran
,lagipula,ada gadis yang baru saja dilihatnya datang ke TKP
lantas ia menanyakannya pada byakuran dengan nistanya
"siapa dia?" tanyanya pada byakuran yang sekarang bagaikan orang neandhartal yang penasaran terhadap manusia
"hantu ya?" menanyakan ayumu yang baru saja terjatuh terjerembab menabrak pohon.

Orang itu mendesis menyeramkan. Futako otaknya diisi dengan hal gaib, faktor alicenya. Ia terlihat panik.

"sensei...yang begini harus dikubur sekarang..." ucapnya sambil memegangi mulutnya.