Empty Room -- Dangerous Meeting

"Umm... aku tidak terlalu suka.... tapi... tidak bisa dibilang tidak suka juga sih.. x3;;"

"Ah...Tidak suka? Sayang sekali....."
Mion tersenyum, mengelus kepala Nacht.

"Yeah, Sayang sekali..." Senyum Mion memudar, sekilas mukanya tampak seperti setan penasaran yang sedang murka. Tangannya mencengkram keras kepala Nacht yang kecil (?), tapi kemudian ia lepaskan lagi.
"Maaf, tidak sakit kan?"

Shiruba sejak tadi memperhatikan Mion,dan hanya tersenyum. Ia sudah biasa melihat tingkah anak-anak dangerous.

"Uh,iya... Soal host club... Namaku kenapa tidak ada?" ia tersenyum bingung,tapi sebenarnya bersyukur karena ia pikir tidak perlu meladeni gadis-gadis.

Yah,bisa-bisa ia mati gagap di depan gadis-gadis. Dan ia hanya bertanya untuk sekedar formalitas. Menutupi pikirannya.

"Host club itu... Erh,tempat cowok-cowok bermain dengan cewek!"

Hampir saja Augusta terjatuh dari tempat duduknya mendengar penjelasan tersebut. Dan penjelasan tersebut diberikan oleh seorang principal ke murid yang masih kecil. Euh, semoga anggapan anak ini tidak 'rusak' sampai ia besar nanti.

Gus menyadari kalau gadis yang tadi ia tanya itu menuliskan sesuatu. 'Tidak Apa apa... Hanya saja tidak dapat bicara, jadi ada apa ini sebenarnya?'

Hm, gadis ini dapat mendengar kan?

"Well... jadi untuk festival kebudayaan Alice --which is not really a 'culture festival'," Gus melirik ke arah Hiino. "Kelas kita akan mengadakan host club. Tau tentang Host Club?" tambahnya dengan senyum.

"Ano,sensei..." Shiruba mulai bicara,ia ingin bertanya.

"Bisa tolong jelaskan 'host club' dengan bahasa yang mudah dimengerti?"

Ia melanjutkan dengan berbisik pada Augus,
'...aku tidak tahu caranya menjelaskan pada anak kecil...'

Si principal berambut ubanan itu mendekatinya, "Bisa tolong jelaskan 'host club' dengan bahasa yang mudah dimengerti?"

Mendengar hal itu Augusta hanya dapat menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ok, ia mengerti host club itu apa... tapi untuk menjelaskan? '...aku tidak tahu caranya menjelaskan pada anak kecil...' Euh. Ditambah lagi menjelaskan pada anak kecil. Sialan.

"Hm..." Augusta berpikir sebentar. Ah ya!

Ia menarik tangan Hiino, mendorongnya dan menyodorkannya ke depan si bocah kecil. "Silahkan, Wanijima-kun menerangkan?" Ucapnya sambil berjalan mundur, kembali ke tempat duduknya sebelah Erika.

"...host club adalah satu kelompok (baca: anak2 dangerous) di mana akan memuaskan permintaan para pelanggan..." tanggap Ayuri yang mencoba menjawab apa yang anak kecil (Nacht) itu tidak mengerti mengenai Host Club. Semoga saja bisa dimengerti olehnya...

Shiruba tersenyum pada Ayuri yang telah menjelaskan tentang host club. Menurutnya sih,cukup dimengerti. Tapi entah untuk Nacht.

"Terima kasih,Ayuri sensei!" ujarnya,dengan senyuman khasnya (look ava).

Mion tidak terlalu mendengarkan penjelasan tentang 'Host Club' itu. Telinganya hanya menangkap kalimat ; Memuaskan para pelanggan. Well, dari satu kalimat saja sudah ketahuan maksudnya.

"Apa yang dilakukan siswi perempuan-nya?" Tanya Mion.

"Apa yang dilakukan siswi perempuan-nya?"

"Pertanyaan bagus--" Ucap Mayu dengan sau buku di tangannya. Buku berjudul '101 Cara Menjadi Pintar Tanpa Belajar' yang selalu ia bawa-bawa terikat di ikat pinganggnya sekarang membaca dengan goggles yang membuatnya terlihat seperti seorang preman atau petualang? Ia menurunkan sedikit bukunya dan menutupnya dengan jempol masih berada dalam halaman yang ia baca lalu menggerakkan goggles di depan matanya balik ke atas rambutnya.

"Sebenarnya apa yang harus para wanita lakukan dalam kasus seperti ini? Kita, sebagai wanita, mempunyai martabat dan kita tak mau dikotori hanya karena festival ini. Kau punya sugesti, pria-pria Dangerous Ability?" Mayu hanya dapat dengan jelas dan sedikit dengan nada berargumentasinya bertanya kembali kepada semua pria yang ada di ruangan tersebut. Yang benar saja kalau para wanita ikut 'melayani' seperti cowok-cowok yang lainnya? Tentu saja Mayu tidak mau dan ia pikir perempuan yang lainnya juga pasti tidak mau apalagi ada seorang gadis berambut merah yang tak dapat berbicara, perempuan memakai kacamata yang terlihat dingin nan serius, lalu terakhir perempuan berambut hijau yang mungkin akan membantah juga. Entahlah hasilnya saat ini.

Rika hanya melihat dengan ketakutan dan ditanyai oleh anak kecil dan seorang remaja yang nampaknya terlihat mirip, dari raut wajah dan sebagainya hanya saja berbeda dikid. Ia menulis lagi.

'Aku bisu, tak bisa bicara... Oh jadi buat, Host Club? Lalu apa yang dilakukan oleh kami para perempuan? Tidak ikut gaya laki laki bukan?'

Euh... bagaimana ini? Ga mungkin kan perempuan harus melakukan tugas yang sama? Lagipula anak di sebelahnya ini --Gus menatap Erika, tidak dapat.. 'berkomunikasi dengan lancar'.

"Sepertinya tidak," Gus berkata pada Erika. "Hm.. Mungkin kalian dapat membantu menyiapkan makanan misalnya?"

"Hm.. Mungkin kalian dapat membantu menyiapkan makanan misalnya?"

"Hmm~ Oke...aku sebenarnya tidak ada kemampuan memasak apalagi aku tak pernah memasak, tapi daripada tak ada kerjaan--" Ucap Mayu sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya sambil menutupkan matanya sekejap, sebelum bisa membuka matanya lagi melirik ke arah lelaki yang mengsugestikan ide, 'masak' itu.

"Tapi...! Hasilnya tak tanggung ya~ Aku dapat tidak sengaja membuat makanan beracun, atau bahkan makanan yang meledak setelah terkena asam lambung!" Lanjut Mayu dengan santainya dengan muka inosennya dan tersenyum palsu alias evil di depan lelaki tersebut.

"Sebenarnya apa yang harus para wanita lakukan dalam kasus seperti ini? Kita, sebagai wanita, mempunyai martabat dan kita tak mau dikotori hanya karena festival ini. Kau punya sugesti, pria-pria Dangerous Ability?"

Melayani para tamu lelaki eh? Ide bagus, Mion bisa mengganggu festival mereka dengan rencanya yang tiba tiba muncul di otaknya yang penuh sarang laba laba [?]. Namun rupanya para wanita lain tidak setuju. Ada yang bicara soal harga diri, ada juga yang berusaha mengatasi demo-para wanita dengan mengusulkan 'wanita masak saja'.

"Aku pilih melayani para tamu. Kukira para gadis Dangerous akan menghancurkan siapa siapa yang mengotori harga dirinya." Mion angkat bicara, dengan menampang senyum biasanya.

"Aku pilih melayani para tamu. Kukira para gadis Dangerous akan menghancurkan siapa siapa yang mengotori harga dirinya."

"Oho~" Rita langsung melirik ke arah gadis berambuthijau tersebut. Rita tadinya hanya sedikit terkejut atas jawaban dalam kalimat pertamanya karena ia setuju atas tawaran lelaki yang menyuruh para perempuan Dangerous Ability menjadi hostess namun Mayu langsung berubah pikiran saat jawaban selanjutnya yang membuatnya ceria dalam arah yang salah. Mayu menggerakkan tubuhnya, mendekatkan mulutnya ke dekat telinga gadis berambut hijau tersebut, menggunakan kedua tangannya siap untuk membisikkan sesuatu.

"Pendirian yang bagus! Buat siapapun yang datang menangis ya~ Janji itu?" Bisik Mayu kepada perempuan tersebut, kemudian menjauhkan mukanya sekarang menghadap ke arah semua yang ada disana. "Yah, kalau begitu aku akan bekerja sebagai penyedia makanan saja. Sepertinya akan menyenangkan~" Ucap Chopin sekarang dengan senyuman inosennya terpampang di mukanya. Ia kembali menolehkan mukanya ke arah gadis yang setuju menjadi hostess itu, menggulurkan tangannya. "Namaku Mayu, kependekkan dari Mana Yuuhi! Namamu? Calon Partner in Crime #1?" Tanya Mayu kepada gadis tersebut dengan nada riang.

"Pendirian yang bagus! Buat siapapun yang datang menangis ya~ Janji itu?"

Heh? Seorang gadis yang jadi pencetus demo para wanita sekarang malah membisikkan hal yang sebaliknya di telinga Mion. Yeah, gadis jahat pecinta tarantula ini hanya mendengarkan bisikan gadis berambut coklat disebelahnya. Semoga saja dia tidak melihat makhluk berbulu-warna hitam yang berdiri dibelakang leher Mion. Bukan tempat yang tepat untuk menyimpan seekor hewan macam itu, kan? Grotto tidak suka tempat pengap, makannya ia memilih nempel di leher majikannya saja. Dan karena itu juga-lah Mion mengikat rambut hijau-nya yang panjang.

Setelah siswi-rambut-coklat mengumumkan sesuatu pada yang lain, ia berbalik dan mengulurkan tangan pada Mion. Err? Minta digigit nih?
Bukan ternyata.
"Namaku Mayu, kependekkan dari Mana Yuuhi! Namamu? Calon Partner in Crime #1?"

Partner in Crime? Semudah itu menunjuk Mion jadi calon Partner-in-Crime nya? Ok saja bila alice kedua nya bisa cocok dan bekerja sama.
"Mion dari Karakuri Mion" Jawabnya sambil menjabat tangan Mayu.
"Oh... Ini Grotto." Mion menunjuk lehernya, tepatnya menunjuk Tarantula hitam-nya.

Kazu semakin bosan, dan mencari tempat duduk, ia duduk di amping Erika yg sejak tadi dia. "Bosan. Hei sensei, kalau bisa cepat dong. Bosan nih." ujarnya to the point.

Yah, siapa sih yg mau menunggu dan terus menunggu tanpa diperdulikan, seolah sejak tadi dia tidak ada.

Shiruba menengok ke arah Kazu. Tersenyum,seolah ingin bicara padanya. Tapi ia agak ragu juga,karena takut si rambut coklat itu akan marah lagi.

"...err,jadi yang perempuan akan jadi semacam,pelayankah?" ujarnya,mencoba bicara lagi.

Ia menyesal selama ini tidak mempunyai sahabat dekat dari dangerous type. Yah,kalau ada kan ia jadi punya teman ngobrol sekarang ini.

Umm..., ikut atau tidak ya? Jadi, Mion dan Mayu, er... mereka tidak berbahaya bukan?

Rika menulis lagi diatas papannya yang sekarang telah kosong tersebut menulis lalu berdiri dan menghampiri mereka.

'Count me in, dan sensei ijinkan aku untuk bergabung melayani laki laki'

"...aku juga setuju dengan pendapat mereka bertiga. Ada yang macam2=mati..." ujar Ayuri yang tampaknya mempunyai sugesti yang setara dengan oleh ketiga perempuan yang di satu ruangan itu.

"...jadi? bagaimana?" tanya baliknya kepada sang ketua.

Quote :

'Count me in, dan sensei ijinkan aku untuk bergabung melayani laki laki'

Wha? Dia mau ikut? Perempuan?

Shiruba terkejut,ia tak habis pikir kenapa cewek-cewek dangerous sangat berani dan,err...agak psycho?

Mungkin karena alice mereka? Yah,dangerous pasti memiliki alice yang 'dangerous'. Walau perempuan pun...

"...ho? Mereka benar-benar nekat..." gumamnya.

Dan begitu mendengar pendapat Ayuri,ia makin gulped.

Wao? Pendapatku tidak salah... Harus hati-hati dengan cewek2 di sini...


OOT :
@ratu : siapa si ketuanya? XD;; *dilempar*

Quote :

'Count me in, dan sensei ijinkan aku untuk bergabung melayani laki laki'

Kazu menatap papan yg digunakan Erika menyampaikan kata-katanya. Ikut melayani juga? "Jangan terlalu memaksakan diri." ujarnya datar. Apalagi kalau dilihat dari kondisinya akan sulit bagi Erika melayani yg lain.

"Uh,ya...benar juga kata Kazu," ujar Shiruba.

"Kazu-pyon? Kamu kenapa type emo shota?" sebuah pertanyaan tidak nyambung meluncur dari bibir Shiruba. Yah,ia cuma ingin mencairkan suasana.

"Kazu-pyon? Kamu kenapa type emo shota?"
"Sudah kubilang khususmu tidak boleh memanggilku Kazu-pyon." ujarnya dengan tatapan mata yg dingin, sepertinya masih kesal dengan hal di Woods itu. "Entah, mereka sembarangan." lanjutnya.

"Oh,baiklah. Kazu..." ia langsung mengubah caranya memanggil Kazu.

"...masih marah?" akhirnya ia bertanya soal di woods,walau jawabannya sudah tergambar jelas.

"...masih marah?"
"Entah." jawabnya singkat. Wajah tanpa eksperisnya terpasang di wajah seperti biasa.

"Kamu suka Minagi?" tanyanya lagi.