Empty Room -- Dangerous Meeting

"Count me in"

Gadis yang dari tadi tidak mengeluarkan suara, tiba-tiba menunjukkan papan yang menyatakan bahwa ia akan berpartisipasi. Seorang guru wanita pun rupanya memutuskan untuk mengikuti plot terencana ini.

Di ruangan itu, tampak dua pemuda yang sedang berbincang tentang perihal yang cukup serius. Shiruba dan seorang lagi yang berambut coklat. Sudah selesaikah rapat Dangerous ini? Mari tanya..

"Shiru, ini sudah selesai?" Mion berbicara dari jarak yang agak jauh dari Shiruba, terlalu malas untuk mendekatinya, malah nanti pemuda rambut coklat akan merasa terganggu.

Quote :

"Kamu suka Minagi?" tanyanya lagi.

Shiruba langsung blushing. Namun tipis. Ia terkejut akan pertanyaan Kazu.

"...iya... Kamu,suka sama dia juga?" ia bertanya balik.

Quote :

"Shiru, ini sudah selesai?"

Shiruba berpikir sejenak. Ia tadi datang telat,dan Hiino sensei belum mengatakan apapun.

"Err... Mungkin. Hiino sensei,bagaimana?"

"...iya... Kamu,suka sama dia juga?"
Kazu terdiam sejenak, menurutnya belum saatnya menjawab. "Kenapa kamu suka Minagi?" tanyanya lagi. Kesannya sangat tidak sopan, namun yah...Kazu ingin tahu.

"Soalnya cuma dia yang 'menerima' aku,sulit dijelaskan..." jawabnya dengan senyum tipis.

"Dia gadis yang paling berarti untukku," lanjutnya,agak menerawang.

"Oh, begitu." ujarnya datar namun menusuk. Kazu tersenyum sinis meskipun tidak terlihat, "Bagaimana kalau dia pernah dipeluk orang lain?"

"Ng?"

Kata-kata Kazu agak sulit dicerna si bodoh ini. Berpikir sebentar,dan ia menemukan jawaban. Er,mungkin jawaban asal.

"Tak apa-apa. Toh perasaannya hanya untukku..." ia tersenyum. Dan sedikit blush.

"Euh,bicaraku kacau!" Shiruba bergumam,agak malu.

OOT : td dobel om ==a
-------------------------
"Tak apa-apa. Toh perasaannya hanya untukku..."
Senyum sinis Kazu makin lebar, well tapi tidak terlihat dari luar yg ekspresinya selalu datar, er....sering tepatnya.

"Hati-hatilah. Dia terlalu polos untuk dipermainkan." tambah Kazu.

"Ya,aku tahu..." jawabnya dengan senyum...yang misterius.

"Aku tak ada niat mempermainkannya. Dan siapapun yang mempermainkannya akan kubunuh..." lanjut Shiruba dengan senyumannya yang sudah kembali seperti biasa.

Erika melihat mereka dengan wajah lugu seakan akan tidak terjadi apa apa, lalu ia mulai menulis lagi di papannya tersebut.

'Lalu, Apa kamu yakin, kalau gadis yang bernama Minagi itu suka denganmu'

"Aku tak ada niat mempermainkannya. Dan siapapun yang mempermainkannya akan kubunuh..."
"Hmm, begitukah?" gumam Kazu pelan. Kali ini dia memperlihatkan senyum sinisnya. "Tadi kau bertanya apa aku suka Minagi kan?" Kazu memperjelas.

"Mungkinkah?" tanyanya kembali.

Quote :

'Lalu, Apa kamu yakin, kalau gadis yang bernama Minagi itu suka denganmu'

Kazu tersenyum, melihat yang dimaksud Erika, "Sepertinya pasti."

"Aku suka Minagi?" tanyanya diulang, pada diri sendiri. Kazu tersenyum dingin, "Ya." jawabnya singkat. Sangat singkat, cukup satu kata saja.

Erika Riko wrote:

'Lalu, Apa kamu yakin, kalau gadis yang bernama Minagi itu suka denganmu'

Shiruba tersenyum. Ia menatap Erika dengan pandangan lembut.

"Tentu saja,karena..." ia berhenti sejenak,"...ia sudah mengatakannya padaku."

Wajah Shiruba memerah. Langsung saja ia memalingkan wajahnya.

"Ahahaha,sudahlah. Ayo kita lanjutkan rapatnya!" berusaha mengalihkan pembicaraan rupanya.

Dan jawaban Kazu tadi? Sepertinya tidak mengejutkannya. Ia tetap mempertahankan ekspresi senyumnya.

Kazu tertawa dalam hati. Oh, well...mereka memang pasangan serasi. Eh, nanti dulu..KAZU SUKA MINAGI????? Jujur Kazu sendiri sebenarnya ga ngerti. Yang dia tau dia suka Minagi karena memang dia lucu, tidak lebih.

Ahh....Rapatnya kelamaan, ingin sekali Kazu keluar dari ruangan itu.

Shiruba menguap,ia mulai bosan juga dengan rapat. Aah,sekarang rapat dengan dangerous type. Belum nanti dengan para principal,lalu pengurus akademi...

CUKUP!! Aku jadi depresi kalau ingat rapat...

Shiruba mengerjapkan matanya,rasa bosan membuatnya ngantuk. Ia ingin segera tidur.

"...uhm,ada yang perlu dibahas lagi?" ia mencoba mengakhiri rapat. Yah,seenggaknya ia punya sedikit wewenang kan?

Oh, rupanya Shiruba sedang membicarakan perkara cinta dengan temannya. Diperjelas dengan tulisan Rika, subjek yang dibicarakan saat ini adalah wanita bernama 'Minagi'.
And both of them love her.

Aah.. membuat Mion sedikit penasaran juga, kira kira siapa yang akan bersama Minagi pada akhirnya?
Yeap, lain waktu Mion akan menemui Minagi dan bertanya saja padanya.

"Ahahaha, sudahlah. Ayo kita lanjutkan rapatnya!"
Wow......Shiruba mengubah arah topik, eh? Tapi bukan itu! Perhatikan.. tadi Shiruba tertawa, kan?
Okay. Dia berniat menakut-nakuti Mion-kah? Mion menutup kedua telinganya,
"Jangan ketawa, Shiruba!" Ucapnya dengan wajah kurang-lebih seperti >:-0

"Err? Kenapa Mion?" tanya Shiruba heran.

Pemuda itu merasa ada yang...aneh dengan Mion. Ah,tipikal dangerous.

"Jangan ketawa.... Menakutkan." Mion mengulangi perkataannya, masih dengan kedua tangannya menutup kedua telinga-nya.

DUENGG...

"Me--menakutkan?"

Shiruba tersenyum bingung,yang ia pikirkan adalah...

Ke--ketawaku menakutkan?

Oke,atau hanya pikirannya yang berlebihan? Karena dasarnya ia agak lemot sih...

"Me--menakutkan?"

"Jangan ketawa. Menakutkan." Mion meng-copy lagi kata-kata nya tadi. Sepertinya tipe yang monoton? Oh, bukan. Ini salah Shiruba yang begitu lama menangkap maksud kata-kata Mion, sehingga gadis ini harus mengulangnya berkali-kali.

Tangannya terkulai lagi kebawah, senyum-nya terpasang lagi. Begitu cepat ia mengganti moody-nya.
"Jadi, sudah selesai kan?"

Sudah selesai kah? Kalau sudah selesai masih ada urusan lain lagi

Rika menulis perkataan tersebut lalu memberi mereka lihat lagi

"Menakutkan." ujar Kazu juga. Dia tersenyum dalam hati.

Quote :

Sudah selesai kah? Kalau sudah selesai masih ada urusan lain lagi

"Sabar, aku juga bosan. Kalau mau kutemani nanti, sekalian." lanjut Kazu tanpa disangka.

Quote :

Sudah selesai kah? Kalau sudah selesai masih ada urusan lain lagi

"Sibuk? Lebih baik istirahat setelah ini." Mion menatap gadis bisu itu, kata-kata nya tadi bukan berarti ia menunjukkan perhatian, loh.

Pemuda yang rambutnya coklat-rancung menawarkan Rika bantuan, rupanya masih punya simpati.
"Kau mau menemani dia?" Ujarnya pada Kazu sambil menunjuk Rika

"Ahahahaha~" senyum Makoto.

"Rapatnya sudah ya?" tanya Mako senyum nekomouth

'Terserah padamu, siapa namau lagi?'

Senyuman ramah keluar di raut wajah Erika

"Makoto! Kozuki Makoto!" Senyum Mako pada Erika.

"Jadi uh...rapatnya gimana?" tanya Mako bingung.

Memang aku bertanya padamu ya? Sensei?

Entah mengapa kepribadian dari Erika begitu meskipun sedikit takut tetapi ia menulis hal tersebut dipapan tersebut.