Nothing To Do

"Aku Ichigo. Salam kenal!"
"Waa... Boneka! Lucu..."


"Ichi-go..." ulang Canon sedikit susah. Maklum, anak-anak masih kurang dalam membaca dan mengulang nama *ditendang*. Sepertinya anak perempuan yang bernama Ichigo itu terlihat menyukai boneka yang dipegang oleh Canon, boneka yang diberikan oleh Suika, boneka permen. Canon mengangguk-angguk. "Suika yang memberikannya~" sahutnya gembira.


"Kyouka,"
"Mm, mau makan siang? Eh, tunggu. Siapa namamu?"


"Ky... Kyou-ka.." Canon agak kesulitan mengucapkan 'ky' dari nama Kyouka, tapi dia akhirnya bisa mengucapkannya dengan benar. Gadis yang mengenalkan dirinya Kyouka itu menawari Canon untuk makan siang. Perutnya juga sudah lapar. Gadis itu kembali menanyakan namanya, nama Canon. "Canon.. Canon S Al-tair.." Lagi-lagi nama keluarganya susah diucapkan Canon.

Quote :

"Canon.. Canon S Al-tair.."

"Aih,namamu lucuu... Canon..." ujarnya.

Ichigo sepertinya tak akan jadi yang paling kecil di sini. Atau hanya pemikirannya?

"Canon,kamu kelas berapa?" tanya Ichigo,penasaran.

Ichigo ingin memastikan,bahwa ia tak lebih muda dari Canon. Wah,atau mereka sekelas?

"Canon.. Canon S Al-tair.." jawab bocah kecil itu tampak kesulitan. Kyou mengangguk kecil, dan kembali pada Strawberry Cheese Cake-nya sementara Ichigo melanjutkan pertanyaannya.

Kedua bola mata coklat hazelnya menatap Ichigo dan Canon secara bergantian, "Mm," gumamnya tak jelas karena sambil mengulum Cake-nya, "sepertinya kalian seumuran yah?" lanjutnya meskipun Canon terlihat lebih kecil tapi sikap Ichigo yang lebih kekanakan, mungkin?

"Aih,namamu lucuu... Canon..."
"Canon,kamu kelas berapa?"

"Kenapa nama Canon lucu?" tanya Canon polos. Ia mencari tempat duduk yang nyaman di antara para murid akademi yang lebih dewasa darinya. Seorang pelayan memberinya menu dan Canon segera membukanya, melihat bagian dessert kesukaannya. Semuanya terlihat begitu menggiurkan. "Blueberry Honey ice cr-eam satu!" pesannya dengan semangat.

"Dan... jus apel satu!" pesannya lagi kepada pelayan itu. Pelayan tersebut segera mencatat pesanan Canon dan pergi. "Canon kelas B-Elementary." sahut Canon bingung karena ada yang menanyakan kelasnya.


"Mm,"
"sepertinya kalian seumuran yah?"


"Canon 8 tahun!" balasnya dengan gembira dan polos. Sepertinya ia memang yang termuda diantara para murid yang se-akademi dengannya.

Quote :

"Kenapa nama Canon lucu?"

"Aku suka mendengarnya sih! Jadi kupikir,itu lucu!" jawab Ichigo,semangat.

Quote :

"Canon kelas B-Elementary."

Ichigo sempat kecewa mendengarnya,berarti mereka sekelas? Dan Ichigo sekelas dengan anak yang tampak lebih kecil darinya.

Quote :

"Canon 8 tahun!"

Wah,kali ini Ichigo benar. Canon memang lebih kecil usianya. Ahahaha,sekarang ia tidak kecil.

"Oh,berarti kita sekelas! Aku juga B- Elementary. Hehehe..." ujar Ichigo.

"Kereeen! Aku juga mau alice seperti Kak Chiaki!" ujarnya,kagum.

Chiaki nyaris tersedak mendengar ucapan Ichigo itu. Keren? Haha, kalau Alice Chiaki ini keren, maka sekarang dia mungkin sudah mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik daripada di sini. Sedangkan alice milik Ichigo sendiri, membuat sebuah bola es. Sepertinya alice yang berhubungan dengan es—beku? Ya iyalah kalau es beku! Alice yang menarik. Berarti, yang belum Chiaki ketahui alicenya hanyalah Kyouka saja, mengingat dia dulu pernah dan sempat melihat alice milik Miyu.

Baru dia sadari, ternyata Ichigo dan Kyouka sudah memanggil seorang bocah kecil untuk bergabung dengan mereka semua. Bocah kecil seperti ini bisa ada di dalam Central Town yang ramai? Ah, bukan itu yang dipertanyakan. Lagipula, sepertinya lucu juga apabila dia ikut bergabung dan dikelilingi oleh perempuan-perempuan yang jauh lebih tua darinya. Oh well, Chiaki sih menerima apa adanya saja.

"Canon.. Canon S Al-tair.."

Canon, eh? Nama yang unik yang jarang dia dengar. Maklum, sebagian besar murid di sini memiliki nama jepang. Sementara Canon, nama yang sangat jarang dia dengar untuk orang jepang. Apalagi nama keluarganya unik. Orang asing, mungkin? Dan dia ternyata masih berumur 8 tahun! Ah, sekecil itu sudah disekolahkan di akademi? Hebat sekali! Oh tidak, tidak, Chiaki— Seharusnya kau bersyukur karena pada saat umur segitu, kau masih berada di pangkuan orangtuamu. Yah—

"Canon, ya? Aku Chiaki, salah satu staff sekolah di sini. Salam kenal ya," ucap Chiaki pada Canon. "Asyik dong, Canon dan Ichigo. Kalian sekelas, bisa lebih sering bermain bersama 'kan?"

Quote :

"Asyik dong, Canon dan Ichigo. Kalian sekelas, bisa lebih sering bermain bersama 'kan?"

Ichigo mengangguk,semangat. Lalu menyalami tangan Canon.

"He-eh... Mulai sekarang kita teman ya, Canon?" ujar Ichigo sambil tersenyum lebar.

Berarti,sudah 2 orang yang sekelas dengannya,yang sudah ditemui Ichigo. Sedikit demi sedikit,sepertinya ia mulai menyukai akademi ini.

Ah,ia jadi teringat seseorang. Harusnya sih,Ichigo bertemu dengannya sejak beberapa hari yang lalu.

"Eh...umm... Kakak-kakak semua pernah mendengar orang lain bernama keluarga Amamiya di sini,selain aku tidak?" tanya Ichigo.

"Aku suka mendengarnya sih! Jadi kupikir, itu lucu!"
"Oh,berarti kita sekelas! Aku juga B- Elementary. Hehehe..."


"Hoooe..?" Canon tidak tahu kalau ada anak yang sekelas dengannya. Tapi Canon sendiri baru pertama kali bertemu dengan Ichigo. Ataukah Canon yang pelupa? Canon sedikit memiringkan kepalanya sembari berpikir dan mengingat-ingat kalau ia pernah bertemu dengan Ichigo. "Canon tidak ingat.. pernah bertemu dengan kak Ichi-go.."


"Canon, ya? Aku Chiaki, salah satu staff sekolah di sini. Salam kenal ya,"
"Asyik dong, Canon dan Ichigo. Kalian sekelas, bisa lebih sering bermain bersama 'kan?"


"Chiaki... Kakak Chiaki..." ulang Canon dengan mulut yang hampir berbentuk segitiga. Sosok wanita yang memperkenalkan dirinya sebagai Chiaki itu entah mengapa auranya mirip dengan Hime yang dipanggilnya mama itu. Tangan kecil Canon menunjuk Chiaki. "Mirip mama!" sahutnya polos.


"He-eh... Mulai sekarang kita teman ya, Canon?"

"Umm..." Canon mengangguk polos menanggapi perkataan Ichigo.

Sepertinya ada anak lain yang baru datang, oh Miyu tidak sadar sedari tadi dan terbengong bersama dengan cappucino dinginnya.

"Eh, oh Canon yah. Kenalkan, namaku Miyu salah seorang pengawas di sini. Kalau ada apa-apa jangan segan-segan minta tolong." ujar Miyu sambil tersenyum dan mengulurkan tangan, tanda mengajak berkenalan. Tanpa menunggu balasan dari Canon, Miyu memindahkan tangannya ke kepala Canon dan mengusap-usap kepalanya, "Wah lucunya. Kau imuttt~ sekali." saking gemasnya Miyu ingin sekali mencubit pipi Canon, tapi takutnya dia menangis.


"Eh...umm... Kakak-kakak semua pernah mendengar orang lain bernama keluarga Amamiya di sini,selain aku tidak?"
"Err, maaf tapi tidak. Kenapa?"

Miyu teringat pertanyaan Ichigo tadi. "Ah, tadi kamu menanyai soal Alice kan? Err, aku ragu apa harus menunjukkannya." gumam Miyu sambil memutar-mutarkan bola matanya ke atas dan ke bawah.

"Eh, oh Canon yah. Kenalkan, namaku Miyu salah seorang pengawas di sini. Kalau ada apa-apa jangan segan-segan minta tolong."
"Wah lucunya. Kau imuttt~ sekali."


"Kakak... Miyu...?" ulang Canon. Nama Miyu lebih mudah diucapakan karena mirip suara anak kucing 'Miu... Miu...' *disepak*. Tangan Miyu yang hendak bersalaman tiba-tiba pindah ke kepala mungil Canon dan mengelus-elus kepalanya dengan lemut. Miyu bahkan mengatakan bahwa Canon imut. "Kenapa Canon imut?" tanya Canon polos.

Quote :

"Canon tidak ingat.. pernah bertemu dengan Kak Ichi-go.."

Ichigo cuma tersenyum. Memang sebelumnya mereka belum pernah ketemu kan?

"Nyaa... Kita memang belum pernah ketemu,Canon!" ujarnya.

Sepertinya Canon agak kesulitan menyebut nama Ichigo. Ichigo sendiri jadi merasa aneh jika namanya disebut dengan terputus. Kedengarannya jadi seperti satu dan lima,bukan strawberry.

"Unn,Canon kalau susah menyebut namaku panggil Ichi saja," kata Ichigo,memperpendek namanya.

Quote :

"Ah, tadi kamu menanyai soal Alice kan? Err, aku ragu apa harus menunjukkannya."

"Tidak usah,nggak apa kok. Ehehe... Yang jelas pasti alice Kak Miyu keren!" Ichigo seenaknya berkomentar.

Menurut Ichigo,semua alice pasti keren. Yah,dasar anak-anak...

'Kenapa Canon imut', pertanyaan yang polos yang terlontar dari bibir mungilnya. Kyou tertawa, gemas dengan bocah satu itu. "Karena Canon memang imut." jawabnya, "Oh yaa, Canon tidak pesan sesuatu? Tidak lapar?"

Kyou hampir menyelesaikan Strawberry Cheese Cake-nya, tinggal beberapa suap saja Cake tersebut akan benar-benar menghilang dari piringnya sementara Ichigo masih berkutat dengan pertanyaannya seputar Alice.

"Nyaa... Kita memang belum pernah ketemu,Canon!"
"Unn,Canon kalau susah menyebut namaku panggil Ichi saja,"


"Umm..." Canon menganggukkan kepalanya. Ternyata mereka memang belum pernah bertemu. Setidaknya Canon tidak perlu merasa bersalah karena sudah melupakan Ichigo kalau dulu pernah bertemu. Seorang pelayan mengantarkan pesanan Canon dan meletakkannya dihadapan Canon. "Selamat.. makan..!" ujar Canon bahagia menatap lekat-lekat es krim pesanannya. Ia mulai menyendoki es krim itu.

"Kakak.. Ichi.." ulangnya. Sepertinya Ichi lebih mudah dipanggil daripada Ichigo.

"Karena Canon memang imut."
"Oh yaa, Canon tidak pesan sesuatu? Tidak lapar?"


"Hoee?" Canon semakin bingung karena sepertinya Kyouka tidak menjawab pertanyaan Canon. Tapi itu bukan masalah yang besar, karena Canon juga tidak mengerti mengapa ia imut. "Canon pesan ini!" sahutnya gembira, seolah memperlihatkan sebuah benda yang berharga.
------------------
OOC : @ Himeh : Canon uda pesan es krim dan jus koq

Tahun demi tahun berlalu...
Academy ini mulai berubah. Baik keadaan central town yang mulai ramai dan padat oleh murid-murid baru, sampai mulai berubahnya sifat dan fisik beberapa orang murid --yang sekarang sudah lulus dan berubah menjadi guru, atau mungkin Watcher-- menjadi lebih err-- baik. Setidaknya seperti itu menurut pandangan seorang mantan murid yang sudah berubah menjadi guru, bernama Byakuran.

Cowok ini memandang hiruk pikuk Central Town dalam diam. Mata birunya yang berkilauan tertimpa cahaya matahari cukup kontras dengan warna hitam rambutnya yang tak sengaja terkena cat rambut permanen yang sangat sulit dihilangkan. Hmp.. apa gerangan yang akan ia lakukan di hari yang tidak jelas dan membosankan ini?

"Huahm~" Ia menguap.

Langkah-langkahnya yang cukup lebar menuntunnya ke sebuah cafe kecil di sudut central, lalu dengan tenangnya duduk di sebuah kursi VVIP mewah di sudut ruangan. Lalu Ia memesan sebuah Hot Chocolate dan Croissant yang special dan lain dari biasanya. Dari warna dan baunya saja sudah terlihat kalau makanan yang ia pesan sangat exclusive. Well... beginilah fasilitas yang diterimanya sebagai seorang guru Special ABility. Mewah dan serba gratis. *diinjek*

Sambil menunggu pesanannya, Byakuran yang sedang iseng bangkit dari kursinya lalu berjalan menuju ke seoran anak laki-laki kecil yang sedang dikelilingi oleh beberapa orang gadis. Hmm... calon raja minyak dari mana anak kecil ini? Well.. tidak ada salahnya bertanya padanya. Iseng sekalian buang-buang waktu.

"Hei kamu yang kecil..." Ia menunjuk-nunjuk satu-satunya anak kecil di ruangan itu. "Sebutkan nama dan kelas..." lanjutnya santai, iseng saja.

"Hei kamu yang kecil..."
"Sebutkan nama dan kelas..."


Sebuah suara memanggilnya ketika Canon sedang menyantap es krim kesukaannya yang begitu nikmat dimulut itu. Dihadapannya berdiri seorang pemuda berambut hitam. Canon melongo untuk beberapa saat, memperhatikan setiap wajah pemuda itu. Sendok kecil yang dipakai Canon untuk menyendok es krim-pun terjatuh ke meja. Canon buru-buru turun dari kursinya, menatap pemuda itu sekali lagi lekat-lekat.

"Canon... Canon... rindu..." ujar Canon setengah terisak. Bola matanya yang berwarna biru mulai basah karena air mata. Sungguh suatu kebetulan atau apapun, Canon segera memeluk tubuh pemuda berambut hitam itu [Byakuran] meski hanya memeluk bagian tubuh ke bawah saja. Canon memeluk seerat mungkin, melepas rindu. "Papaaa...!" sahutnya polos memeluk erat pemuda yang mirip ayahnya itu.
-------------
OOC : Jgn tabok ya? Canon hanya salah mengenali anda... XDD [dgn chopin]

"Canon... Canon... rindu..."

Byakuran ber-swt melihat Canon yang matanya mulai basah oleh air mata. Ahh.. BYakuran.. Byakuran... ada apa lagi kali ini? Masa' begitu seorang anak kecil melihatmu, anak itu langsung menangis? Jelas ada apa-apanya. Jangan-jangan ada murid somatic atau laten yang iseng pada anak ini dengan memakai wujudnya, hmp.. mungkin saja dengan mengingat perangai Byakuran yang menerapkan-sikap-disiplin-tapi-tidak-menerapkannnya ini.

"Papaaa...!"

Bagaikan adegan Slow Motion di film-film Telenovela zaman baheula, dimana seorang anak kecil bertemu ayahnya yang sudah lama tidak bertemu. Anak kecil itu berlari ke arah Byakuran lalu..

Bruk!

Memeluknya sambil setengah terisak-isak.

"....."

Byakuran memandanginya dalam diam. Seingatnya Ia tak pernah punya anak pungut atau sejenisnya. Tapi kenapa Ia bisa dipanggil papa oleh anak ini? Hmm.. jangan-jangan alice Byakuran yang baru sudah mulai bangkit... atau... Ahh terserah lah. Byakuran melepaskan pelukan anak kecil itu dengan perlahan, lalu berjongkok sehingga tinggi mereka ber-2 sepadan. Lalu, entah karena pengaruh lagu Spanyol ala Telenovela yang mendayu-dayu di Cafe itu, Byakuran tersenyum lembut pada anak itu seraya berkata...

"Anakku... kamu sudah besar rupanya..." ujarnya sambil mengelus kepala anak berambut pirang tsb. Terbawa suasana atau hanya sekedar iseng? Hanya tuhan yang tahu.

---

oot :

"Anakku... kamu sudah besar rupanya..."


Kali ini air mata Canon benar-benar membasahi pipinya. Tangan pemuda yang dipanggilnya papa itu mengusap-usap lembut kepalanya layaknya seorang ayah. Entah sudah berapa lama Canon tidak merasakan tangan seorang ayah yang demikian hangat dan lembutnya. Canon semakin terisak, ia kembali menubruk tubuh pemuda yang berada dihadapannya, memeluk pemuda itu erat sekali. Canon tidak mau berpisah dengan ayahnya lagi untuk kedua kalinya.

"Papa... Papa..." sahut Canon terisak, melepaskan rindu yang sudah ditahannya selama ini.

Beberapa pengunjung dan pelayan mulai terharu melihat adegan dramatis itu layaknya sebuah telenovela. Ada yang langsung mengambil sapu tangan dan me-lap air matanya karena tidak tahan dengan adegan seperti ini. Pelayan lainnya merasa terharu karena akhirnya si anak bisa bertemu dengan ayahnya. Tapi ayah semuda ini sudah memiliki anak berumur 8 tahun, rasanya tidak mungkin. Tapi, hampir rata-rata sudah tidak memperdulikan hal itu lagi.
-------------------
OOC : Gantian? Luke-Nacht jadi Byaku-Canon?

OOT: no!! anakku!! jangan ranran ambil! canon, hebat! bener2 hebat berperan jadi canon *ditabok
Satu suap.

Dua suap... Dan, yak! Kyouka sudah menyelasaikan acara makan Starwberry Cheese Cake-nya. Tangannya meraih gelas Ice Tea yang mengembun karena dingin sampai kedua bola mata coklat hazelnya menatap Byakuran—seorang guru dari Special Class, yang tengah duduk dengan enaknya dan pelayanan spesial yang diberikan pelayan Cafe ini. "Ohh, pelanggan tetap Cafe ini yah?" pikirnya dan tak disangka pria berambut hitam ini menghampiri meja mereka.

Kyou dapat melihat kedua bola mata Byakuran menatap Canon sampai sebuah pertanyaan yang bersifat menginterogasi terlontar dari bibir pria itu. Namun respon balik yang dilontarkan Canon kecil adalah, 'Papa'. Hah? Kyou membelalakkan kedua bola matanya yang silih berganti menatap bocah kecil berambut pirang dan pria dengan awrna rambut hitam ini. Byakuran pun juga merespon hal yang sama, didengar dari ucapannya akan 'Anakku' dan sebagainya.

"Ngg, Sensei," panggilnya pada Byakuran yang tengah asik memerankan peran 'Ayah', "Canon anaknya Sensei?" tanyanya memastikan sementara Canon terisak dalam pelukan pria ini.

oot : sry balesnya lama bgt =3;; br pulang dr Bandung x3;;

---

"Papa... Papa..." ujar anak kecil yang bahkan Byakuran tak tahu namanya siapa ini sambil memeluknya dengan lebih erat.

Byakuran tersenyum sekilas, Ia dengan lembut melepaskan pelukan anak kecil ini dengan perlahan dari tubuhnya, lalu menatapnya erat-erat dengan sorot mata yang dibuat-buat penuh kerinduan. Ahh.. sangat ekspresif, khas Spanyol. Err-- atau yang seperti itulah.

"Kamu tidak nakal bukan selama papa tidak ada?" tanyanya lembut, khas orangtua pada anaknya, well.. siapa yang tahu kalau cowok ini sudah merencanakan sesuatu yang sedikit aneh --ehem- unik maksud saya, bagi anak kecil ini. Pada saat itulah seorang gadis yang dikenal BYakuran dengan nama Kyou bergerak menghampiri mereka.

"Canon anaknya Sensei?"

Byakuran berdiri lalu mengangguk kecil pada Kyou, tapi di mata birunya yang menatap Kyou, tersirat sebuah pandangan yang bermakna hampir seperti : 'Akan saya beritahu nanti' atau sejenis itu. Tentu saja tanpa membiarkan anak kecil berambut pirang ini melihat pandangan mata Byakuran pada Kyou.

Tak berapa lama kemudian, Byakuran kembali berjongkok lalu mengelus-elus rambut anak berambut pirang ini lembut.

"Kamu sudah makan?" tanyanya dengan nada khawatir bercampur penasaran. Care sekali Byakuran pada anak ini. Jangan-jangan gitar Spanyol yang dimainkan oleh pemusik nun jauh di pojok Cafe memang berperan penting pada perilaku Byakuran kali ini.

"Kamu tidak nakal bukan selama papa tidak ada?"


"Canon jadi anak baik.." jawab Canon yang berusaha menghapus air matanya. Namun air matanya masih belum mau reda, mungkin karena emosi terpendamnya meledak secara tiba-tiba. Tapi Canon merasa lega karena ia sudah menemukan ayahnya dan ayahnya tidak akan meninggalkan Canon lagi seperti dulu. "Canon tidak nakal.."


"Kamu sudah makan?"


"Umm..." Canon mengangguk pelan, tangan kecilnya menunjuk segelas es krim Blueberry Honey yang dipesan oleh Canon dan segelas jus apel. Itu termsk makan ya?

"Canon jadi anak baik.."
"Canon tidak nakal.."

Byakuran mengelus lembut kepala Canon sambil tersenyum kecil. "Canon pintar~" ujarnya lembut. Hmm.. setidaknya Ia tahu nama anak kecil ini. Lalu Ia memperhatikan telunjuk Canon, tempat dimana Es krim dan jus Canon berada. Well... es krim dan jus eh?

"Canon jangan terlalu banyak makan es krim... nanti gigimu sakit.." ujarnya lembut sambil beralih kembali menatap Canon. Sehingga, pandangan mata biru mereka berdua bertemu. "Tapi kali ini tidak apa-apa..." lanjut BYakuran sambil tersenyum lembut pada Canon.

"HUp~"

Dengan sebuah sentakan pelan, Byakuran berdiri lalu menggendong Canon dengan tangannya, kemudian menaruhnya di sofa besar di ruangan VVIPnya, ber-2 saja. *diculik*

"Canon... umm.. kamu.. merasa senang dan betahkan di academy ini?" tanya BYakuran pelan. Penuh perhatian, layaknya seorang ayah yang tidak bertemu anaknya selama bertahun-tahun.

"Canon pintar~"
"Canon jangan terlalu banyak makan es krim... nanti gigimu sakit.."


Wajah Canon terlihat gembira sekali. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya ketika ayahnya menyebutnya 'pintar'. Anak-anak memang suka dipuji, terlebih lagi oleh ayah yang sudah lama tidak ditemuinya. Tentu saja perasaannya akan semakin senang.

"Canon... gosok gigi sebelum tidur, pagi hari juga!" sahut Canon gembira. Ayahnya [Ran-ran] menggendong tubuh Canon dengan mudahnya, membawanya ketempat yang lebih sepi tenang. "Papa? Kenapa pindah?"


"Canon... umm.. kamu.. merasa senang dan betahkan di academy ini?"


"Senang! Ada Suika, mama dan kakak yang lain~" jawab Canon polos. Entah apa maksudnya mama.

Allen yang baru saja nyampai dari arab masuk ke dalam kafe itu, lantas ia mencari sebuah bar yang nampaknya kosong dari kerumunan orang, di tempat asalnya, tempat begitu yang biasanya dihantui oleh orang-orang macam bully dan sejenisnya, ia lalu menoleh ke tempat lain, dimana ada seorang bapak-bapak sedang menggendong orang yang nampaknya anaknya, kejadian anak dan ayah yang sangat mengharukan dan memilukan bila ia mengetahui si bapak itu sebenarnya hanya pedopil yang numpang lewat.

"Yo waiter! Beri saya segelas susu,please!" teriaknya sembari celingak-celinguk nyari Waiter

"Hee?"

Ichigo bengong melihat Canon 'bertemu' dengan ayahnya. Ia jadi ingat sebuah opera sabun yang pernah ditonton ibunya dulu.

"Pa...pa? Papa Canon?" Ichigo jadi kebingungan sendiri.

Pria yang dipanggil Canon 'papa' itu juga menanggapi lagi. Aih... Sebenarnya,apa yang terjadi?

"He? Anda papa-nya Canon?" tanya Ichigo pada Byakuran.


OOT : obsesi jadi bintang telenovela,Jur? *digetok*

"He? Anda papa-nya Canon?

"Somthing like that.." jawabnya santai sebelum tubuh mereka berdua berada di dalam VVIP room yang mewah, lengkapp dengan kolam ikan hiu dan meja billiard dan lain-lain.

"Papa? Kenapa pindah?"

"papa kurang suka tempat yang ramai.." jawabnya santai sambil melirik sebentar ke arah pelayan, yang langsung saja datang ke VVIP room Byakuran dengan kecepatan kilat, berbeda sekali dengan orang hitam legam yang baru saja masuk ke tempat itu, dan dikacangin oleh pelayan.

"Umm... ada yang Canon mau?" tanya BYakuran santai sambil memberikan sebuah buku menu makanan super mewah nan exclusive pada Canon. Jauh dari orang arab yang minta segelas susu doang.