Pain need to be heal

@Voidy: dibawa ke sini ya
IT:

Wanita berambut merah ini terus menggendong Voidy hingga ke sebuah ruangan pasien, lebih tepatnya yang dimasukinya adalah ruangan di mana Ayuri sering dirawat. Hanya saja, dokternya sekarang sudah tidak ada lagi disebabkan 'pemutasian' ke sektor lain. Apa yang sebenarnya oleh para petinggi Akademi ini?

Ayuri meletakkan perlahan2 tubuh anak kecil tersebut ke tempat tidur kemudian berbalik untuk mencari obat2an di lemari obat.

Voidy duduk di tempat tidur dengan gelisah. Hikarichi Ayuri-Sensei betul-betul membawa Voidy ke rumah sakit. Padahal selama perjalanan Voidy sudah sibuk komat-kamit supaya tidak dibawa ke sini.

Tapi terlanjur, Voidy sudah ada di rumah sakit, sebuah ruangan pasien...

Tidak... sudah jangan diinggat lagi......

Voidy memejamkan mata kuat-kuat dan mencoba menepis kenangan menyakitkan yang mulai membayanginya. Buruk... ruangan ini betul-betul membuat Voidy mengingat kejadian 'itu' seperti slide show yang berantakan.


oot: hohohoh, kenapa begini?? ntar dikupas pelan2 deh~~~~~~~~~

Perban, obat betadine, dan kapas. Tiga perlengkapan itu sudah cukup untuk mengobati cedera pada lutut anak berambut coklat keemasan (?) itu. Sewaktu ia berbalik, ia melihat Voidy yang tegang. Entah apa disebabkan takut disuntik atau mungkin hal lain.

Dia berjalan pelan mengambil kursi terdekat menuju ke arah anak itu dan duduk. Ayuri menaruh cairan betadine ke kapas lalu membersihkan kotoran pada luka di lututnya Voidy secara pelan meski itupun masih bisa dibilang sakit bagi ukuran anak kecil. Setelah itu, Ayuri mengambil perban dan membaluti lututnya Voidy serta mengikatnya sewaktu sudah berada di ujung pemberhentian balutan.

Wanita itu lalu membaringkan Voidy ke tempat tidur. "Istirahatlah...jangan banyak bergerak..."

oot : salah!!
pirang agak pink!!!

Hikarichi Ayuri-Sensei mendekatinya dan mengobatinya, memang terasa agak perih tapi perasaanya jauh lebih buruk dari rasa perih di lututnya. Selesai mengobati Voidy, Hikarichi Ayuri-Sensei membaringkan Voidy dan memintanya beristirahat.

Tidak!! Lebih baik segera keluar dari tempat ini...

Voidy mencoba bangkit dari tempat tidur dan berniat pergi.

"Arigatou Gozaimasu, Hikarichi Ayuri-Sensei. Tapi Saya baik-baik saja, jadi Saya akan segera kembali ke asrama..." Voidy turun dari tempat tidur dan...

DUKK!!

*again heh??*

Lagi-lagi Voidy terjatuh. Baik mata dan kaki kirinya betul-betul tidak bisa diandalkan kali ini. Sekarang Voidy tidak akan bisa kabur begitu saja.

Voidy tampaknya mencoba untuk kabur dari ruangan. Sepertinya sudah jelas, anak ini benar2 takut rumah sakit. Sekali lagi Ayuri mengangkat Voidy dan membaringkan kembali dia.

Wanita itu kemudian duduk di kursi. "...takut dengan rumah sakit?" tanya Ayuri kepada Voidy

Hikarichi Ayuri-Sensei mengangkat Voidy dengan entengnya dan kembali membaringkan Voidy kembali. Kemudian Hikarichi Ayuri-Sensei duduk di kursi dan bertanya.

Quote :

"...takut dengan rumah sakit?"

Mendengar itu, Voidy mengangguk dan berbalik tanya, "Apa Hikarichi Ayuri-Sensei juga takut??"

Voidy masih bisa merasakan aura Hikarichi Ayuri-Sensei yang tentu saja membuat Voidy masih ketakutan. Ada semacam sisi gelap dari Hikarichi Ayuri-Sensei yang disadari Voidy.

"..." Ayuri menundukkan kepalanya sebentar, merenungkan jawaban yang akan dilontarkan kepada anak kecil itu. Wajahnya yang tidak beremosi itu kemudian menatap kepada Voidy.

"...hingga sekarang, ya. Seperti dirimu..." jawabnya.

Hikarichi Ayuri-Sensei terdiam sebelum menatap Voidy dan menjawab pertanyaan tadi.

Quote :

"...hingga sekarang, ya. Seperti dirimu..."

Voidy terdiam saja. Sisi gelap dari Hikarichi Ayuri-Sensei sepertinya tidak bisa disembuhkan oleh anak yang suka membantu orang ini. Setidaknya Voidy berharap bisa melakukan sesuatu untuk Hikarichi Ayuri-Sensei dan untuk dirinya sendiri.

Voidy merentangkan tangannya, mencoba meraih tangan Hikarichi Ayuri-Sensei yang dirasakan penuh kesepian dan kesedihan itu.

"Hikarichi Ayuri-Sensei?"

Tangannya melayang-layang, mencari-cari di mana tangan yang butuh kehangatan itu berada.

oot: saia bener nekat, ntar jujur aja ma nauka deh~~~~~~~
btw, suruh Voidy panggil ayuri-sensei ato ayu-sensei aja, nih anak ga punya inisiatip seh...

Voidy memanggil Ayuri kembali sambil merentangkan tangannya, sepertinya ia ingin menyentuh tangan wanita itu. Sebenarnya dia tidak begitu suka untuk menyentuh, apalagi memegang tangan seseorang lagi. Dia sudah cukup banyak trauma pada masa lalunya. Paling yang hanya ia beranikan adalah kepada Nauka. Awalnya ragu, namun pada akhirnya tangan kanan wanita berkacamata itu meraih tangan mungilnya Voidy.

"...ada apa?" tanyanya dengan nada halus namun datar.

oot: hohohoho, ayu udah mulai jinak ke Voidy~~~~
perkembangan tak terduga neh~~~~~

Hikarichi Ayuri-Sensei meraih tangan Voidy meski sebelumnya tampak enggan.

Quote :

"...ada apa?"

Voidy menatap Hikarichi Ayuri-Sensei meskipun matanya buram seperti minus 2000.

"Boleh aku melihat mata Hikarichi Ayuri-Sensei?" Tanyanya perlahan.

Mata adalah jendela hati, meski seperti apapun hati dan jiwa yang terlihat dari situ. Jika Voidy sudah melihat ke dalam mata seseorang, maka Voidy merasa bisa memahami orang itu lebih baik. Tidak bisa menolong Hikarichi Ayuri-Sensei bukan berarti menghalangi Voidy mencoba memahami dan mengerti hati Hikarichi Ayuri-Sensei.

OOT: ^^; siapa yang jinak *dijitak*
IT:

Meminta menatap matanya? Ada apa dengan anak ini? Apa dia tidak takut dengan tatapan mata wanita ini yang sangat dingin dan menyeramkan? Sekali lagi, dia ragu tetapi mengangguk dan menatap mata anak itupun secara dalam2. Entah apa yang akan Voidy lakukan terhadapnya...

Matanya mungkin tidak berperasaan, tetapi banyak sekali yang tidak bisa terlukiskan dibalik wajahnya yang tidak beremosi itu. Sedih, menderita, memalukan, pilu, berbagai hal bercampur aduk.

Hikarichi Ayuri-Sensei terdiam sebentar kemudian mengangguk. Voidy mulai menyentuh pipi Hikarichi Ayuri-Sensei dan mendekatkan wajahnya. Setidaknya untuk bisa melihat dengan jelas minimal jarak antar muka kurang dari 5 cm.

Mata dengan garis yang indah. Voidy berkata dengan pelan dan menyebutkan sat per satu hal yang bisa dilihatnya dari mata yang dalam itu.

"Ada kesedihan yang dalam, kekuatan yang menyala, kebahagian yang samar, ketegaran yang bersanding dengan kerapuhan, masa lalu yang kelam dan masa depan yang berkabut, lautan air mata, rasa bersalah yang terkubur, derita yang masih berada dipelukan, begitu banyak 'sinar' dari dalam mata Hikarichi Ayuri-Sensei." Voidy terdiam sejenak, rasanya Voidy tidak bisa menyebutkan semua hal yang berada dalam mata merah itu. "Mata merah Hikarichi Ayuri-Sensei menyimpan banyak hal, seolah tenggelam dalam darah."

Voidy hanya menggunakan perumpamaan tenggelam dalam darah. Sepertinya Voidy tidak menyadari ada ranjau berbahaya jika Voidy mengucapkan kata-kata tersebut.

oot: mau opp~~~~~~~~

Perkataan Voidy sangatlah benar, setiap perkataannya benar2 tepat sasaran. Sial, pertama Nauka, sekarang anak ini. Kenapa banyak sekali ingin melihat masa lalunya? Sangat pentingkah mengetahui perasaannya yang bercampur aduk?

"..." Ayuri hanya diam saja, melepaskan pandangannya dari Voidy.

Hikarichi Ayuri-Sensei melepaskan pandangannya dari Voidy. Ah... jangan-jangan Hikarichi Ayuri-Sensei tidak suka. Tentu saja, yang kulakukan seperti mengintip ke dalam hatinya.

"A... ano... " Voidy bersuara pelan, "Maaf Hikarichi Ayuri-Sensei, Saya bersikap kurang ajar. Tapi... Saya ingin memahami Hikarichi Ayuri-Sensei, karena... Hikarichi Ayuri-Sensei kelihatannya... "Voidy menelan kata-kata itu kembali. Voidy bingung apa yang harus dikatakannya agar perasaan Hikarichi Ayuri-Sensei membaik.

Untunglah, tangannya masih belum dilepaskan. Masih terasa... rasa hangat sekaligus dingin dari tangan Hikarichi Ayuri-Sensei. Ah... betapa inginnya Voidy memberikan seluruh rasa hangat yang dimilikinya melalui tangan itu. Voidy mengenggam tangan itu lebih erat. Seolah mengatakan, bahwa dia masih berada di sini.

oot : opp, besok pagi baru lanjut~~~~~~~~~~

OOC: pindah ke sini yah?

Kana tertinggal Voidy dan guru yang menggendongnya tadi. Bukan karena larinya lambat, tapi tadi ia baru ingat bahwa ia lupa membawa botol kecil larutan sabun dan sedotan kecil yang selalu dibawanya. Makanya ia berbalik ke asrama dan menyusul ke rumah sakit.
Setelah sampai rumah sakit, Kana mencari-cari kamar Voidy. Tak berapa lama, ia pun menemukannya.

KRIEEET

Pintu dibukanya.

"Voidy? Gimana keadaanmu sekarang?" tanyanya, ikut khawatir.

OOT: waduh Nauka, jangan marah kau *PM-nya dihajar Nauka*
IT:

"..." Ayuri hanya terdiam saja sewaktu Voidy terus menggenggam tangannya, lebih tepatnya ia merenungkan apa yang dikatakan Voidy. Ini benar2 sangat menyakitkan. Lebih menyakitkan daripada waktu Nauka memberikan sejumlah pertanyaan mengenai masa lalunya. Meski mempunyai makna yang kurang lebih sama dengan apa yang diumpamakan oleh Voidy tadi, tapi ini sangat menusuk. Meski seperti itu, Ayuri tetap tegar dan menutupi perasaannya yang membeku tersebut. Entah berapa lama lagi perasaannya yang bagaikan salju es itu akan mencair.

Pikirannya terbuyar sewaktu kedatangan sang anak kecil berambut ungu yang sebelum ia temui di Divisi Dasar. Tampaknya ia mengkhawatirkan Voidy.

"Dia tidak apa2. Dia hanya perlu istirahat..." jawabnya kepada anak tersebut.

OOC: bukan ungu warna rambutnya. beda ama ava. aslinya pirang..

Kana melihat guru itu menggenggam tangan Voidy. Aneh, kenapa wajah guru itu jadi sedih? pikirnya.

Quote :

"Dia tidak apa2. Dia hanya perlu istirahat..."

"Oh. Syukurlah.." Kana bernapas lega mendengar jawaban dari sang guru.

Ia menatap Voidy yang terbaring di atas tempat tidur. Voidy adalah teman pertama Kana di Alice Academy ini. Kana tersenyum senang. Tiba-tiba Kana teringat sesuatu.

"Oh, iya! Maaf saya lupa memperkenalkan diri, Sensei. Nama saya Kana, Kana Mizusawa, dari kelas B bagian SD." ujar Kana.
Ia tak mempedulikan lagi seberapa menakutkannya guru di hadapannya.

ooc: kok da tau namanya??
perasaan belom kenalan deh~~~~~

KRIEEET

Tahu-tahu pintu terbuka dan seseorang masuk. Voidy tidak bisa mnegenal siapa yang baru masuk itu, namun sosok yang kecil itu *padahal masih lebih kecil Voidy* menghampirinya dan malah berbicara padanya.

Quote :

"Voidy? Gimana keadaanmu sekarang?"

Eh?? Suara itu masih dikenal Voidy, masih cukup segar dalam ingatannya. Gadis yang seumuran dengannya yang menanyakan keadaannya di taman sebelumnya.

"Ehm, aku baik-baik saja. Err... namamu... siapa??" Voidy bertanya pelan.*wauw~~~~ kalo yang seumuran Voidy pake aku-kamu, biasanya Saya-Anda*

OOC : kan d episode sblumnya ditulis 'yang ternyata diketahui bernama Voidy'. ya sudahlah=_=a

Tiba-tiba, anak perempuan yang terbaring itu bangun. Wajahnya seperti sedang mengingat sesuatu.

Quote :

"Ehm, aku baik-baik saja. Err... namamu... siapa??"

"Eh, oh. Namaku Kana, Kana Mizusawa." jawah Kana agak gugup, entah kenapa. Mungkin karena terlalu senang bisa bertemu teman barunya. Kana tersenyum.

Ia mengeluarkan botol kecil dari saku bajunya dan memasukkan sedotan kecil ke dalam botol. Fuuh..
Kana meniup sedotannya. Alhasil, ada gelembung muncul dan berubah menjadi seikat bunga edelweis. Kana pun memberikan bunga itu.

"Um.. Ini untukmu. Aku bingung mau memberi apa. Tapi bunga itu hanya bertahan sebentar. Semoga kau cepat sembuh." ujar Kana.

oot : ya sudahlah, soalnya tadi terasa janggal~~~~~

Quote :

"Eh, oh. Namaku Kana, Kana Mizusawa."

Voidy tersenyum pada Kana, lalu saat kana meniup sesuatu yang kemudian berbentuk seikat bunga yang tidak jelas karena tidak terlihat dan memberikan bunga itu pada Voidy. *Wowow.. belom apa-apa Voidy dikasih bunga??*

Quote :

"Um.. Ini untukmu. Aku bingung mau memberi apa. Tapi bunga itu hanya bertahan sebentar. Semoga kau cepat sembuh."

Voidy sempat kaget bagaimana gelembung berubah jadi bunga? Voidy mengangkat tangan kanannya sementara tagan kirinya masih menggenggam tangan Hikarichi Ayuri-Sensei. Voidy menerima bunga itu perlahan dan tersenyum manis. *omg, kalo yang ngeliat himeh, miyu, ato mina bisa nosebleed mereka*

"Te... terima kasih..." Ucapnya malu-malu dan mukanya memerah. "Enm... Tadi itu alice-mu ya??"

OOC: gomen ne.>.<

Kana melihat wajah Voidy kaget saat ia menggunakan alicenya.

Quote :

"Te... terima kasih..."

"Sama-sama.." jawab Kana. Wah, wajahnya memerah. pikirnya.

Quote :

"Enm... Tadi itu alice-mu ya??"

"Iya, itu adalah aliceku. Aliceku bisa membuat gelembung yang berubah menjadi sebuah benda. Namanya Bubble Alice. Kalau alicemu?" tanya Kana penasaran.

OOT: geer bener *ditabok* dan Kana, Ayuri itu wajahnya gak beremosi lho ^^;
IT:

"Oh, iya! Maaf saya lupa memperkenalkan diri, Sensei. Nama saya Kana, Kana Mizusawa, dari kelas B bagian SD." ujar Kana.

"Hikarichi Ayuri..." balasnya sambil memperkenalkan namanya.

Ayuri melihat Kana yang memakai Alice-nya dan mengeluarkan sebuah gelembung sabun berbentuk bunga edelweis kepada Voidy. Alice yang sangat lucu...

Quote :

"Sama-sama.."

Quote :

"Iya, itu adalah aliceku. Aliceku bisa membuat gelembung yang berubah menjadi sebuah benda. Namanya Bubble Alice. Kalau alicemu?"

"Eh??" Voidy agak bingung ditanya seperti itu. Baginya, alicenya tidak terlalu menonjol dan berguna, terlebih alicenya lah alasan Voidy harus pergi dari kampung halaman yang sangat dicintainya. "A...aku bisa mencari seseorang yang hilang... dalam mimpi." Jelasnya singkat.

Voidy tidak terlalu mengerti alicenya sendiri. Hanya sebatas itu yang dia ketahui.

Ayuri mendengar penjelasan kemampuan Alice milik Voidy. Jadi itukah alasannya dia bisa melihat sisi dalam dari diri wanita ini? Alice yang menarik namun bagi Ayuri, sangat menyakitkan...

oot : biar ge-er, wong memang mungkin bakal begitu...
Voidy sensitif ama perasaan orang bukan gara2 alicenya loh~~~~~~

Void kaget bunga di genggamannya pecah, persis seperti balon pecah. Lalu Voidy mencoba turun dari tempat tidur dan kali ini tidak terjatuh. Voidy sudah melakukannya sepelan mungkin. Tapi kalau nasibnya jelek, mau bagaimana lagi. Meja di samping tempat tidur sedikit tersenggol karena ulah Voidy. Untung tidak ada vas bunga atau benda pecah belah tapi perban, gunting dan obat yang baru digunakan Hikarichi Ayuri-Sensei untuk mengobati Voidy terjatuh ke tanah.

"Ah..." Voidy buru-buru jongkok dan meraba-raba tanah mencari alat-lat itu. Bagus... Voidy tidak bisa melihat dengan jelas jadi tingkahnya ini persis seperti orang buta.