Pain need to be heal

OOC: Ayuri: hoo..

Quote :

"Hikarichi Ayuri..."

Kana mengangguk-ngangguk.
"Wajahnya memang menyeramkan. Apa dia.." ujarnya dalam hati.

Kana mendengarkan dengan antusias penjelasan alice Voidy.

"Wah, hebat!" seru Kana. Ia baru mengetahui kalau ada alice yang seperti itu.

OOT: Ayuri-nya dibawa jalan2 tuh *dibunuh Nauka*
IT:

Tangan mungil anak itu masih menggenggam tangan Ayuri, sewaktu dia turun dari tempat tidur namun sepertinya tidak hanya tubuhnya, 3 peralatan obat yang dikeluarkan oleh Ayuri ikut terjatuh. Voidy mencari2 ketiga peralatan tersebut, tanpa banyak pikirpun wanita berambut merah inipun ikut mengambil perban, gunting, dan betadine.

oot : ayuri dibawa jalan2 ke mana??

Rambut merah Hikarichi Ayuri-Sensei menyapu pemandangan jarak dekat Voidy dan malah mengambil barang-barang yang dijatuhkan Voidy. Duh... itu kan salahku, tapi malah ditolong Hikarichi Ayuri-Sensei.

"Go... gomen nasai, Hi... Hikarichi Ayuri-Sensei....."

Setelah memungut semua benda yan terjatuh, Voidy terdiam. Tangannya sudah terlepas dari tangan Hikarichi Ayuri-Sensei, dan sekarang tidak ada lagi alasan untuk menghangatkan tangannya itu. Voidy hanya menunduk sedih.

OOT: ke mana aja ^^ biar tambah pengalaman XD *maksain chara sendiri* Kana juga diseret aja *digaplok*
IT:

Ayuri meletakkan ketiga benda tersebut ke tempat semula kemudian berbalik kepada anak berambut pirang kemerah-mudaan tersebut, tampak sedih. Wanita itu kemudian menjongkokkan dirinya agar bisa melihat muka lucunya Voidy. "Ada apa?" tanyanya dengan wajah yang khasnya, sama sekali tidak menunjukkan emosi apapun.

oot : saia mau ayu jadi baek~~~~~~~ banget ama voidy, biar si nauka jelous...
pis... nauka~~~~~~
kayany ke woods aja, voidy belom pernah masuk woods...

kana mo ikut ke woods??

Saat Voidy masih termenung, Hikarichi Ayuri-Sensei tahu-tahu ada di depan Voidy.

Quote :

"Ada apa?"

Voidy tersentak dan menggeleng pelan. "Tidak apa-apa..." Voidy berpikir sejenak. Betulkah tidak apa-apa? Tidak baik mencampuri urusan orang lain kan? Tapi...

Voidy menegakkan tubuhnya dan berkata pelan "Saya... sedih..." Voidy mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Hikarichi Ayuri-Sensei itu dengan kedua tangannya. "Hikarichi Ayuri-Sensei... sangat sedih dan menderita... dan Saya... tidak bisa melakukan apa-apa... meski Saya... sangat... sangat... ingin melakukan sesuatu untuk Sensei..."

OOC: boleh.. tunggu. jangan buru-buru!

Tak sempat Kana membantu Ayuri-sensei mengambil barang yang terjatuh.

Kana melihat wajah Voidy tampak sedih. Ada sesuatu yang melintas pikirannya.
Jangan-jangan tangan Voidy kedinginan, jadi dipegang oleh Ayuri-sensei. pikirnya.

Sekali lagi Kana meniup gelembung dari sedotan kecilnya dan muncul sepasang sarung tangan lucu.

Diberikannya sarung tangan itu pada Voidy.
"Anu.. Maaf mengganggu pembicaraan kalian. Voidy, kau kedinginan? Pakailah ini."

OOT: siap2 cari mati nih kita2 ^^; Ayuri baik sama semua orang kok =3
IT:

"..." mendengar perkataan Voidy, Ayuri pertama terdiam saja. Dia sepertinya memikirkan sesuatu sebelum kembali berbicara kembali kepada anak tersebut.

"Tidak ada satupun yang bisa merubahku hingga sekarang...bahkan...diapun belum mampu..." ucapnya dengan nada halus, matanya yang berpupil lancip itu memandang ke arah lain, seperti tidak mau melihat Voidy.

oot : yah, gitu deh~~~~~~ayu tenang aja dulu~~~~~~~~
saia mau bikin voidy nangis... boleh??

Quote :

"Tidak ada satupun yang bisa merubahku hingga sekarang...bahkan...diapun belum mampu..."

Sembari berkata demikian Hikarichi Ayuri-Sensei memalingkan matanya. Maka Voidy pun melepaskan tangannya dan tersenyum pelan. Bukannya Voidy harus merasa sedih? Tidak... Hikarichi Ayuri-Sensei menyebutkan mengenai 'dia', artinya masih ada seseorang yang bisa menolong Hikarichi Ayuri-Sensei. Mungkin bukan Voidy orangnya, tapi masih ada orang di dalam hati yang dalam itu dan itu selalu membuat keadaan lebih baik. Voidy pun seperti itu dulu.

Tiba-tiba Kana berbicara pada Voidy.

Quote :

"Kau kedinginan? Pakailah ini."

"Eh... ah..." Voidy bingung tiba-tiba Kana memberikan sarung tangan pada Voidy. Lalu Voidy menerimanya dan tersenyum "A... Arigatou Gozaimasu, Kana..."

OOT: terserah ^^ btw, off ^^; nanti jam 4-an gw on
IT:

"...Sampai kapanpun...aku tidak bisa berubah...selama aku masih di sini, 'terpenjara'..." ujarnya sangat halus sehingga hanya Voidy dan Ayuri yang mendengarnya.

oot : ok deh....

Quote :

"...Sampai kapanpun...aku tidak bisa berubah...selama aku masih di sini, 'terpenjara'..."

Tiba-tiba Hikarichi Ayuri-Sensei berbisik lagi. Voidy mendengarkan dengan seksama. Ah... Hikarichi Ayuri-Sensei betul-betul seperti tenggelam dalam 'sesuatu'... yang tidak kuketahui... sangat dalam... Voidy ingin menghibur Sensei itu, tapi malah kebingungan karena tidak tahu harus memulai dari mana. Andai saja semua masalah bisa disampaikan dengan kata-kata, andai saja tidak ada 'batas' pemisah untuk memahami perasaan orang lain, andai saja... andai saja...

Voidy lagi-lagi merasa sedih. 'Dia' yang tadi disebut-sebut oleh Hikarichi Ayuri-Sensei pasti bisa menolongnya. Tapi... tapi... Hikarichi Ayuri-Sensei sudah merasa putus asa dan hampa. Jadi... harus bagaimana??

Tanpa sadar, air mata mulai membasahi pipinya, "Hik... hik...... " Voidy menggenggam sarung tangan pemberian Kana dan menjadikannya saputangan darurat. ga papa kan Kana??

OOC: Voidy: tak pa"

Quote :

"A... Arigatou Gozaimasu, Kana..."

Kana hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih dari Voidy.

Kana melihat Voidy dan Ayuri-sensei melakukan pembicaraan, tapi ia tak dapat mendengarnya.
Mungkin lebih baik aku tidak ikut campur. pikirnya.

Tiba-tiba Voidy menangis. Ah, ingin rasanya Kana berbuat sesuatu.
"Tapi apa tidak sopan kalau aku menghiburnya di saat mereka melakukan pembicaraan rahasia?" ujarnya dalam hati.

Namun, saat Kana melihat Voidy menghapus air matanya dengan sarung tangan pemberian Kana, ia merasa lega.
Untunglah sarung tangan itu bisa berguna, walaupun sebentar lagi benda itu menghilang. pikirnya.

"Hik... hik...... "

Suara tangisan kecil terdengar jelas oleh Ayuri. Tentu, sebab itu berasal dari anak yang berada di dekatnya, Voidy. Kenapa anak ini menangis? Apakah dia merasa sedih karena dia tidak membantu wanita ini untuk memahami lebih dalam mengenai 'perasaan'?

"..." Ayuri membisu, tidak ada kata2 yang terucap pada mulut wanita tersebut. Rasa sakit, pilu, sedih, dan masih banyak lagi bercampur aduk dalam dirinya. Tidak hanya karena melihat Voidy menangis, tapi karena 'perasaan' pada diri Ayuri yang selalu tidak jujur, seperti yang pernah diucapkan oleh Nauka dan sahabatnya.

Sekian lama kemudian, tangan Ayuri meraih pipi Voidy yang berlinang air mata dan jari jempolnya menyapu air mata tersebut. Dia tidak bicara namun hatinya yang 'berbicara'.

oot : ayu~~~~~~~~~
bener2 uda kaya ibu-ibu aja~~~~~~
kabur dari nau~~~~~~~~~
masa voi yang lebih disayang ama ayu dari pada si nau~~~~~~~~~


Saat masih menangis Hikarichi Ayuri-Sensei menyapu air mata Voidy dengan jari-jari tipisnya. Voidy memandang lembut Sensei itu dalam hening. Meski terhalang oleh kulit halus itu, Voidy bisa merasakan kehangatan hati Hikarichi Ayuri-Sensei. Aura tajam dan keras yang dirasakan Voidy sejak pertama kali bertemu tidak lagi menakutinya.

Voidy terdiam, seolah merasakan semua perasaan hati milik Sensei tersebut.

OOT: Ayuri-nya belajar dulu jadi ibu2 biar nanti kalo nikah, gak bakalan bingung lagi *digorok chara sendiri* Lagian kasih sayang Ayuri terhadap Nauka paling berbeda dari yang lain XD
IT:

"...Ini bukan salahmu...ini salahku..." ujar Ayuri halus setelah menyapukan linangan air mata pada pipi Voidy.

"...kamu bukan aku..." lanjutnya menatap Voidy.

oot: kalo gitu malah berasa Voidy calon anak ayu ama nau~~~~~
yah, ga keberatan seh, canon aja punya papa syop ma ranran

Quote :

"...Ini bukan salahmu...ini salahku..."

Quote :

"...kamu bukan aku..."

Sensei itu berujar seolah berbisik pada Voidy. Voidy menatap dalam Hikarichi Ayuri-Sensei yang seolah merasa bersalah tersebut. Voidy terdiam, berusaha menenang diri kemudian tersenyum dalam. Semoga saja senyum itu bisa memberikan kehangatan padanya.

"Kalau begitu... " Kali ini Voidy yang berbisik pada Hikarichi Ayuri-Sensei, "Setidaknya... biarkan Saya berada di sisi Sensei... dan... membuat Sensei merasa lebih baik... meski... hanya sedikit sekali... yang bisa Saya lakukan...... untuk Sensei..."

OOT: Syopang ama Ajur?!! *dilempar*
IT:

"..." Ayuri kembali terdiam, memikirkan jawaban di benaknya lalu membuka mulut kembali.

"...jangan melibatkan dirimu untukku...tidak bersamaku...aku...berbahaya..." lanjutnya yang mengucapkan kata2 'berbahaya' di hadapan anak kecil itu. Memang, dia berbahaya, dalam berbagai hal.

oot : yup, char kedua luke itu punya dua papa di as ini~~~~~~

Hikarichi Ayuri-Sensei terdiam beberapa saat. Cukup lama. Lalu berbicara

Quote :

"...jangan melibatkan dirimu untukku...tidak bersamaku...aku...berbahaya..."

Quote :

Ah... kenapa Sensei tidak membiarkan orang lain berada di dekatnya, seperti aku... atau 'dia' yang tadi disebutkan Sensei...

Voidy menggeleng sambil menangis, seolah menolak untuk pergi dari sisinya itu. Seakan jika kesempatan kali ini dilepaskan, Voidy tidak akan bisa menolong Sensei itu selamanya.

"Ti... tidak mau....."

Ayuri kembali hening, kemudian mulutnya mulai membuka kembali "...kenapa..." ucapnya terputus sebentar kemudian menghapus air mata Voidy kembali.

"...Kenapa kau tidak ingin pergi dariku?" lanjutnya, terdengar halus dan lembut. Tidak ada nada mengancam ataupun marah.

Kana terus memandangi Voidy dan Ayuri-sensei. Entah kenapa, ia jadi terbawa suasana. Ia teringat akan keluarganya.
Kana beranjak menuju jendela kecil di ujung ruangan. Tak ada yang bisa dilakukannya saat ini, kecuali menunggu. Mungkin Voidy ingin kembali ke asrama bersamanya. pikirnya.
Angin semilir sore menerpa wajah putih bersih gadis kecil berrambut pirang ini. Terlihat dari jauh Central Town. Ah, aku ingin pergi ke sana dan membeli sesuatu. pikirnya.
Kana sangat menikmati pemandangan itu.

oot : kayanya ga bisa bawa ayuri jalan2 ke wood, melirik kalendar...
1 nop gw terbang ke bandung 3 hari, apa daya tugas memanggil jadi saia ga bakal ol selama 3 hari~~~~~~~~
abis tret ini balik ke asrama ama kana aja deh, kapan2 ketemu ayu lagi~~~~~~~

Quote :

"...kenapa..."

Quote :

"...Kenapa kau tidak ingin pergi dariku?"

Voidy terdiam sejenak, selama ini semua orang di sekitarnya mampu dia pahami dan itu membuatnya bahagia. Ya... Voidy suka sekali jika bisa membahagiakan orang lain. Seolah itu adalah tujuan dia lahir di dunia ini...

"Sa... saya ingin me... memahami ... Sensei..... ta... ta... tapi... kalau... tidak memahami Sensei... berada di sisi Sensei... pun percuma....... "Voidy berkata terbata-bata karena sesungukan, dan kali ini Voidy mencoba menyapu air matanya sendiri.

OOT: sama ^^; besok juga gw gak on karena ada live in...ya udah deh gak apa2 ^^
IT:

"..." Ayuri kembali terdiam memandang Voidy. Anak itu sangat ingin sekali memahami 'perasaan' wanita ini yang berbayang2. Sama yang pernah dilakukan oleh...seseorang, mencari dan menuntunnya di dalam kegelapan. Ayuri sudah tidak ingin lagi melibatkan orang lain, dia terus mencoba untuk menghindar dengan membisu dan diam di lingkungan sekitarnya. Tapi...kenapa masih ada orang yang terus mengejarnya? Sebut saja yang sekarang, laki2 yang menjadi kekasihnya; Nauka dan kemudian...anak ini, Voidy. Sungguh sulit untuk mengerti meski sebenarnya sudah memahaminya.

Wanita berambut merah itu sekali lagi menggunakan tangannya untuk menghapus air mata anak berkuncir dua itu dan tidak lama kemudian ia memeluk Voidy dengan lembut. "...maaf..."

oot : jadi maunya gimna, usahain ini kelar pas jumat~~~~~~~

Hikarichi Ayuri-Sensei memeluk Voidy dengan lembut, tapi tetap saja membuat Voidy terkejut lalu Sensei itu berbisik padanya.

Quote :

"...maaf..."

Voidy termangu mendengar kata-kata itu. Pelan namun pasti Voidy membalas pelukan Sang Sensei dan tangan mungilnya meremas baju di punggung Sensei tersebut.

Voidy memejamkan matanya, membiarkan waktu mengalir pelan di antara mereka. Biarlah saat ini menjadi seperti ini... Mungkin... memang tidak pasti... nanti... pelan-pelan...

OOT: masalahnya gw dari besok gak bakalan bisa ^^; ada live in dari Rabu-Jumat
IT:

Wanita berambut merah tersebut bisa merasakan kehangatan daripada anak kecil ini, sama seperti sewaktu ia dipeluk oleh...seseorang. Mungkin Nauka, mungkin orang lain. Tidak lama kemudian, Ayuri melepaskan pelukannya dan sekali lagi menghapus air matanya Voidy.

oot : mati, harus selese hari ini deh, abis ini out aja langsung~~~~~~~
ayu out dulu, saia masih bareng kana~~~~~~~~

Sensei wanita itu melepaskan pelukanny dan menghapus air mata Voidy dengan lembut. Voidy hanya tersenyum lembut menerima perlakuan yang tidak terduga dari seseorang yang sangat ditakutinya barusan.

Voidy menggenggam tangan yang basah itu dan berkata, "Saya sudah tidak apa-apa... Arigatou Gozaimasu, Hikarichi Ayuri-Sensei..."

OOT: ok2 ^^ ya udah deh, nanti kapan deh sama2 lagi XD
IT:

Melihat Voidy yang sepertinya sudah tenang kembali, Ayuri kemudian berdiri dan memegang kepala mungil Voidy namun tetap diam dalam seribu kata.

Mengelus sebentar, wanita ini pun melepaskan tangannya kemudian meletakkan ke kepalanya Kana dan melepaskannya kembali. Lalu dia keluar dari ruangan.

(out)