Welcome To The Black Parade

Quote :

"ooi,Osaki! dimana konser MCR nya?"teriak Akihiko sambil jongkok diatas pohon.

Kaget Kyran mendengar suara tetepi tidak ada orangnya dan setelah ditelusuri eh .. ternyata orangnya ada diatas pohon, memang sepertinya orang yang ada di sekolah ini sangatlah .. aneh untuk orang yang baru saja masuk sekolah ini seperti Kyran. Dan apalah maksudnya konser MRC kalau ditengok kesana kemari tidak ada keramaian disini hanya ada sekumpulan perempuan. Sungguh aneh pikir Kyran

Quote :

"Mm, ikuti saja jalan setapak di
sebelah sana, jalan ini jalan tercepat menuju Central Town." Hime
menunjuk jalan setapak kecil, tidak terlalu jelas karena sedikit
terhalang oleh rerumputan. Disisi lain, tidak enak juga kalau ia
membiarkan anak didiknya di dalam hutan.

Bingung dengan jawaban gurunya Kyran hanya bisa bertanya
"Erm ;;; .. maaf maksud konser MRC orang yang adadiatas pohon itu apa ya ? Dan anda sedang mengadakan apa ya ?" tanya Kyran sambil menggaruk belakang kepalanya meskipun tidak gatal dengan tersenyum kebingungan.

"oh,buat Laten toh? ah,tapi Watcher ikut tidak apa-apa kan? Cosplay party,ya..?"ujar Akihiko yang lalu memakai Headphone,rambut diacak-acak,dan akhirnya berkaca.

"WAO! BENAR-BENAR MIRIP TAKAGI AKITO!"teriak Akihiko,dan lalu menghadap kebelakang dan melihat ada orang yang bertanya-tanya MCR itu apa.

"ah,MCR itu,M* C****** R******! band Internasional yang katanya mau manggung disini,tapi,kayaknya nggak jadi deh.."ujar Akihiko.

"Erm... Maaf maksud konser MRC orang yang adadiatas pohon itu apa ya? Dan anda sedang mengadakan apa ya?"

Wah wah, tampaknya Kyou sudah membuat kesalah pahaman pada undangan yang disebarnya. "Disini tidak ada konser apapun, tapi ada event kecil untuk Laten class." jawabnya ramah pada Kyran yang mungkin pemuda itu bingung akan jalan setapak yang ada di hutan ini, "..mm, bagaimana kalau ikut bergabung saja? Mungkin nanti ada salah satu kenalanmu disini."

Melihat Akihiko yang mengacak-acak rambutnya kemudian berkata bahwa ia sekarang mirip Takagi Akito, "nggak." jawabnya cepat dan pendek, "Harus pakai kostum, well.. Di dalam ada beberapa kostum yang bisa dipakai, ada ruang ganti dan kostum, memang udah disiapkan untuk tamu dan mereka yang ngga bawa kostum. Ayo, kau juga." sesungging senyum usil dan ramah bercampur jadi satu di wajah Hime sementara kedua tangannya sibuk mendorong masuk Kyran dan Akihiko ke dalam Cafe.

"Selamat datang," sambutnya riang.

"aha?memang wajahku kurang meyakinkan sih,tapi... kan ada kostum didalam... ya sudah deh!"ujar Akihiko sambil masuk kedalam Cafe,dan melihat kostumnya,yang di susun rapi,setelah memilih-milih,Akihiko duduk di kursi,dekat dengan meja Televisi.

OOT: wow ada tvnya *diinjeg*

Sekarang mereka bertiga sudah ada di dalam Forest Cafe, di dalam ruang ganti tepatnya. "Ada banyak kostum, pilih aja sesuai yang kalian mau." kedua bola mata hijaunya melirik deretan kostum unik yang dibawa oleh Miku, salah satu peserta dan tokoh utama acara ini. Tangan wanita berambut pink tersebut menarik sebuah kostum berwarna biru, "mau pakai ini?" tanyanya pada Kyran dan Akihiko sambil menunjukkan kostum Doraemon pada mereka berdua.

Suasana hutan terlihat sepi sekali. Sesekali terdengar suara gemerisik dedaunan yang membuat suasana menjadi suram meski langit belum lah gelap. Dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana panjangnya, Luke berjalan sambil membawa undangan yang mendadak diterimanya tadi entah siapa yang mengirimkannya.

Sebuah rumah yang cukup kecil berdiri dihadapan Luke. Agak aneh menemukan rumah seperti ini di tengah hutan lebat yang jauh dari gedung akademi. Tapi, disinilah tempat dimana pesta kostum itu diadakan. Kaki Luke melangkah mendekati pintu yang terbuka dari kayu itu dan mengetuk pelan beberapa kali. Tidak ada jawaban dari dalam.

"Apakah langsung masuk saja?" batin Luke.

"Hmm.... Kakak Luke... tempat pesta kostumnya disini ya?"

Tanya Nacht pada Luke sambil memegangi tangan cowok berusia 16 tahun itu. Sekilas mereka kelihatan seperti saudara, tepatnya adik dan kakak, sayangnya, warna rambut mereka berbeda, err... tepatnya sih sangat berbeda. Nacht yang cukup penasaran melepaskan tangannya dari Luke kemudian mendekati pintu rumah tersebut, kemudian mengetukkan tangan kecilnya di pintu kayu tempat pesta itu diadakan.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi~" seru Nacht riang. Pada siapapun di dalamnya.

Quote :

"Hmm.... Kakak Luke... tempat pesta kostumnya disini ya?"
"Permisi~"

"Sepertinya disini.." sahut Luke, memastikan lokasi tempat pesta kostum itu berada. Dan di peta yang dilihat oleh Luke, memang tidak salah lagi, rumah ini adalah tempat pesta diadakan. Sekilas dari luar seperti cafe. Pintu tersebut terbuka seraya menimbulkan suara decit dan lonceng kecil yang bergoyang. Sebuah tas punggung disandang oleh Luke di punggungnya, yang berisi kostum yang akan dipakainya nanti. "Permisi..." Luke masuk ke dalam ruangan itu. Tampak beberapa murid yang tidak di kenalnya.

"Ada apa ini?"

Gyakko, -mantan- guru Laten tiba di hutan. Ia melihat sesuatu yang menarik perhatian saat baru tiba di gerbang sekolah, selebaran tentang acara ini. Mata hijaunya melihat ke arah Luke dan Nacht. Gyakko menghampiri mereka dan mendatanginya.

"Uhm... Ada yang tahu maksud dari selebaran ini?" Tanya Gyakko ke mereka berdua.

Quote :

"Uhm... Ada yang tahu maksud dari selebaran ini?"

Sebuah suara menghentikan langkah Luke untuk masuk ke dalam ruangan itu seketika juga. Ada sesosok pria di hadapan mereka, dan Luke tidak mengenal pria itu. Mungkin seorang guru atau yang lain. Tapi dari penampilannya, terlihat ia adalah seorang guru. Luke hanya mengira-ngira.

"Selebaran? Apakah anda murid laten?" tanya Luke.

Gyakko melihat ke dirinya sendiri. Memakai baju merah dengan strip oranye sebanyak 2 buah dan celana jeans. Rasanya dia ke sini tidak pakai seragam deh...

"Bukan-bukan, aku bukan murid Laten... Well, aku -mantan- guuru Laten ^^" Ujar Gyakko ke arah Luke.

Quote :

"Bukan-bukan, aku bukan murid Laten... Well, aku -mantan- guuru Laten ^^"

"Mantan.. guru?" ulang Luke. Bukan seorang guru, tetapi mantan guru laten. Sepertinya sudah banyak hal yang terjadi di akademi sehingga ada mantan guru. Dan seperti dugaan Luke, pria itu adalah guru. Meski tidak memakai seragam sekalipun, Luke bisa menebaknya. Sepertinya mantan guru juga diundang ke pesta kostum ini. "Sepertinya anak-anak laten diundang ke pesta kostum."

"Ooh... Pesta kostum toh..." Batin Gyakko sambil membaca baik-baik soal undangan tersebut.

"Yah, aku mantan guru di sini, awalnya aku guru, namun aku dipindah tugaskan jadi dinas keluar, makaya aku ke sini jarang-jarang." Jelas Gyakko. "Mana murid yang lain?" Tanyanya, melihat hanya ada Luke dan Nacht.

Sementara itu, Nacht sendiri sedang sibuk memperhatikan beberapa orang yang berlalu lalang dengan kostum-kostum yang di mata anak kecil berumur 8 tahun ini sangat menarik. Ahh.. entah kenapa Ia ingin cepat-cepat mencoba memakai kostum.

"Kakak Luke~ Kakak Luke~ APa di tempat ini kita bisa meminjam kostum?" tanya Nacht dengan wajah-- x3 tanpa mampu mengalihkan perhatiannya pada orang-orang yang berlalu lalang.

Kemudian, Gyakko datang, mengenakan baju biasa yang entah kenapa di mata Nacht lebih mirip kostum satpam, sehingga.. anak kecil ini langsung mengira Gyakko ber-cosplay dengan mengenakan kostum satpam, lalu orang ini mengenalkan dirinya sebagai seorang mantan guru Laten, umm.. pantas. Karena sedikit penasaran, Nacht bertanya pada guru tersebut..

"Kakak juga mau ikut pesta kostum ya?"

Entah kenapa.. anak ini memanggil Gyakko yang berumur 30 tahun dengan panggilan Kakak.. well... agar lebih menghargai orang itu mungkin?

Quote :

"Yah, aku mantan guru di sini, awalnya aku guru, namun aku dipindah tugaskan jadi dinas keluar, makaya aku ke sini jarang-jarang."
"Mana murid yang lain?"

"Begitu.." sahut Luke magut-magut. Guru sampai dipindah tugaskan, pasti ada alasan tersendirinya. Mungkin untuk mencari anak-anak yang memiliki kekuatan alice seperti murid-murid di akademi. Mengingat, bukan Luke seorang yang memiliki alice di dunia ini. "Saya kurang tahu, tapi sepertinya mereka sudah ada di dalam."

Quote :

"Kakak Luke~ Kakak Luke~ Apa di tempat ini kita bisa meminjam kostum?"

"Sepertinya bisa." balas Luke kepada Nacht yang terlihat begitu bersemangat. Sesuatu yang jarang dilihat anak-anak memang bisa membuat mereka tertarik bahkan menjadi penasaran. Di surat undangan tertulis kalau murid bisa meminjam kostum. Tapi Luke memutuskan untuk tidak meminjamnya. "Di surat undangannya di tulis, disediakan kostum." Luke mengusap-usap lembut kepala Nacht.

"Kalian kutinggal dulu disini," ujarnya pada Akihiko dan Kyran seraya pergi keluar ruang ganti. Senyum tipis terlukis di wajah Hime melihat Luke datang bersama Nacht, dan yang disangkanya, Gyakko-sensei yang selama ini jarang terlihat hadir diacara ini.

"Well, selamat datang." sambutnya antusias.

BRAK!

Kyou (lagi-lagi) membuka pintu Forest Cafe dengan cukup kasar, lupa kalau pintu Cafe tersebut sudah cukup tua. Mata coklatnya memandang Luke dan Nacht, "datang! Akhirnyaa.." ujarnya riang meskipun beberapa kali hampir terjatuh karena jubah panjang yang dikenakannya. Kali ini pandangannya teralih pada Miku dan Miyu kemudian berkata, "Miyu-san dan Miku belum bersiap-siap?" tanyanya riang, kemudian menatap Gyakko seakan bertanya, 'rasanya pernah lihat'.

Gadis berambut coklat pendek itu melirik ke arah ruang ganti, dimana kostum-kostum yang Miku bawa ditata rapi. "Err, aku pingin ganti kostum aja? Yang ini bikin repot jalan." gumamnya entah pada siapa. "Anyway," senyum usil Kyou mengembang, "Nacht dan Kakak ini pakai kostum apa?" tanyanya pada Nacht dan Luke.

"ah,mendingan cari kostum sekarang lah.."ujar Akihiko yang lalu berdiri dan memasuki ruang ganti,melihat kostum berserakan dimana-mana,ada kostum dari N****O,B****H,K****** H***** R*****,dan lain-lain,Akihiko memutuskan akan memakai kostum Shinigami dari B****H.

"hmmm,lumayan cocok.. pakai ini saja lah,dari pada harus pake kostum Doraemon..."ucapnya lalu keluar dari sana,dan melihat ada 2 Anak yang kelihatannya tengah mengobrol dengan... Guru disini?

"ah,kalian mau ikut pesta kostum?"tanyanya kepada 2 anak itu.

OOT: saku, kebanyakan disensor bingung bacanya

IT:
"Ah, kalian mau ikut pesta kostum?"

"Kebagusan, Saku." ujarnya melihat Akihiko yang sekarang berpenampilan Shinigami. "Ah, tapi ada kostum Shinigami yang lainnya. Lebih bagus kalau pakai itu!" cengir Hime mengingat ada dua kostum Shinigami lain di dalam ruang ganti.

Sesuai dengan surat yang dia terima, Kiri pun mencari tempat yang bernama Forest cafe itu. Dia sudah mengenakan kostum maid yang dia pakai melalui Alicenya, hitam-hitam dengan celemek putih yang manis. Rambut biru pineapplenya pun dihiasi pita putih, menambah kelengkapan cosplay maidnya.

Dia berharap kakaknya ikut datang. Mungkin seharusnya dia tinggalkan surat undangan itu, supaya kakaknya tahu harus pergi ke mana. Sambil memikirkan hal itu, Kiri pun memasuki tempat yang di depannya tergantung tulisan "Forest Cafe".

"Permisi..." katanya sambil masuk. "Anuu... Apa benar di sini Pesta Kostum?"

Kiri pun tersenyum sambil menatap orang-orang yang ada di ruangan itu.

Mukuro melesat dengan cepat, membuntuti Kiri ke sebuah tempat di kedalaman Woods. Entah apa tempat itu dan apa yang sedang berlangsung di sana, yang pasti papan nama yang tergantung di sana bertuliskan 'Forest Cafe'.

Mukuro mengintip sedikit ke dalam. Banyak orang dengan berbagai kostum yang aneh-aneh. Waduh, dia harus ikut masuk atau tidak ya...?

Gyakko sedikit linglung melihat semua orang yang berbicara tentang kostum. Gyakko yang baru tiba -dan kemugkinan akan pergi lagi dalam waktu dekat- kurang begitu mengerti.

"Hime," panggil Gyakko, "Masalah kostum ini tidak WAJIB bukan?" Tanyanya ke Hime yang sepertinya penanggung jawab dari pesta aneh ini.

Well, baru beberapa hari di sini sudah ada undangan untuk pesta kostum. Hm, ini dia waktunya bagi Eir untuk mencari 'korban'-nya. Apalagi dengan berbagai macam kostum, bisa saja ia menemukan pemuda yang menggunakan pakaian imut kan? Fufufu~

Ia sendiri hari ini memilih untuk mengenakan kimono Jepang berwarna putih, dia memang menyukai pakaian tradisional negara ayahnya itu, walaupun ia lama tinggal di luar negri. Hm, kapan ya terakhir kali ia mengenakan Kimono? Oh well.

Uff, sepertinya agak bodoh juga mengenakan kimono untuk mencapai sebuah tempat yang terletak di tengah-tengah hutan. Ah, yang penting tasnya tetap terjaga lah. Isi tas itu yang jauh lebih penting. Mau tau apa isinya? Lihat saja nanti. Nah, akhirnya ia sampai juga di kafe tersebut. Eirlys mendorong pintu kafe itu, lalu mendapati kalau di dalam sudah terdapat beberapa orang. Semoga ia belum terlambat eh?

"Ah.. udah mulai ya?" Tanyanya pada entah siapa, yang mungkin mendengar suaranya.

[OOT: pakaian Eir kira2 sperti ini= here ]

Jack menelusuri hutan yang tidak jauh berbeda dengan taman belakang rumahnya, meski taman belakang rumahnya lebih rapi ia lebih senang disini karena tidak ada larangan untuk berjalan-jalan seperti dirumahnya....atau memang ada? Ah, Jack sedang tidak ingin memikirkan hal itu. Sesaat kemudian ia menemukan sebuah tempat yang bernamakan 'Forest Cafe' , ia melihat seorang pria yang sedang mengintip kedalam tempat itu. Dengan langkah cepat ia mendekati pria itu.



"Apa yang sedang anda lakukan?"


Ia pun ikut mengintip ke dalam tempat itu dan baru teringat kalau ia seharusnya memakai kostum untuk acara yang sedang berlangsung sesuai dengan surat undangan yang ia terima....memang ia membawa bajunya, tapi apakah didalam bisa mengganti pakaian tanpa harus mengantri atau semacamnya?

Kiri yang tengah mengamati orang-orang di sekitarnya pun menangkap sesosok gadis kecil dengan rambut coklat. Gadis itu memakai kimono putih yang cukup manis. Ah, Kiri memang ada ketertarikan sendiri pada pakaian khas jepang itu, walaupun saat ini dia sendiri memakai kostum maid.

Tunggu...rasanya gadis itu familiar. Mirip dengan seseorang yang dulu pernah ditemuinya... Siapa ya?

Kiri menatap gadis itu lalu mencolek pundaknya.

"Anuu..." kata Kiri, mata birunya menatap gadis itu. "Eirlys? Adiknya Leon?"