Welcome To The Black Parade

Kiri yang semakin lama semakin bingung dengan situasi di sana pun memutuskan untuk keluar saja.

(OUT)

Quote :

"Kau ini...apa salahnya sih, ciuman saja? Siapa suruh tidur," kata Mukuro pelan.

"Tch!"


Jack tidak berkata apa-apa, ia hanya berpaling agar tidak dapat melihat muka Mukuro. Andai saja ia membawa ipod atau sejenisnya mungkin dia akan menyetelnya keras-keras agar dia tidak mendengar perkataan Mukuro.


"Kalau Nappo-sensei tetap berada dijarak 3 meter dari saya maka saya akan melakukan sesuatu yang akan Nappo-sensei sesali"


Lalu Jack terdiam seribu bahasa bahkan tidak bergerak sama sekali. Sebenarnya ia sedang memikirkan tentang FKnya yang direbut...oleh seorang pria. Benar-benar menyedihkan.

Quote :

"Kalau Nappo-sensei tetap berada dijarak 3 meter dari saya maka saya akan melakukan sesuatu yang akan Nappo-sensei sesali"

"Ini cuma satu meteran loh~" goda Mukuro.

Entah memang seperti itu dari sononya, tapi Mukuro benar-benar senang menggoda yang marah-marah seperti ini. Lucu~

Mukuro malah maju dan mencubit pipi Jack.

Kejadian demi kejadian lewat begitu saja. Nappo-sensei yang tiba-tiba sadar dan membicarakan soal Alice kemudian Jack yang tampak lelah juga karena sehabis menggunakan Alicenya, namun, gadis dengan bola mata coklat hazel tersebut tertegun ketika melihat guru dari Dangerous Ability tersenyum mencium Jack, teman satu abilitynya, yang tengah tertidur. Baru kali ini ia melihat laki-laki mencium laki-laki lainnya. Speechless.

Kyou mematung sebentar, "Ah!!" buru-buru tangan gadis itu memutar tubuh Nacht, membelakangi Mukuro, Kyou berjongkok, menyamakan tinggi tubuhnya dengan Nacht kecil. "Nacht, sebaiknya kita pulang saja? Tubuhmu juga kotor begini?" ada nada panik dalam kalimat barusan. Kyou tidak mau Nacht melihat kejadian tadi.

Kejadian yang bahkan tidak ingin dilihat oleh Luke terjadi di depan matanya. Pemuda berambut nanas itu tiba-tiba bangun dan sedikit kejadian terjadi, pemuda itu mencium Jack dengan santainya. Luke buru-buru menutup mata Nacht agar anak itu tidak melihatnya, supaya Nacht tidak berpikir macam-macam. Dia tidak tahu kalau ada guru yang suka 'memangsa' murid lain.

"Nacht.. tidak lihat'kan?" tanya Luke panik. Ia menghela nafas panjang, berharap semoga Nacht tidak melihat adegan mengerikan itu. Luke bisa merasakan bulu kuduknya merinding, krn ia memang anti dengan hubungan sesama jenis.

Jack kemudian berpaling dan meletakan telapak tangannya di dada kiri Mukuro sambil tersenyum hangat yang menandakan kalau ia sedang marah besar.


"Gara-gara Nappo-sensei..saya tidak bisa istirahat karena selalu membayangkan Nappo-sensei..."


Tangan Jack kemudian masuk ke dalam dada Mukuro dan memegang jantungnya perlahan karena ia tidak mau ini berakhir dengan cepat.


"Jadi...kalau Nappo-sensei disingkirkan mungkin saya bisa istirahat dengan tenang?"


Tanya Jack dengan senyum hangat mencurigakan diwajahnya. Lalu jantung Mukuro di berinya sedikit tekanan, ia meremas jantung Mukuro dengan ekspresi yang masih sama dengan sebelumnya.


"Jika saya remas lebih kuat...jantung Nappo-sensei bisa berhenti loh..."


Jack kemudian berdiri dan mendekatkan badannya ke Mukuro masih dengan senyum hangat yang sangat disamarkan dengan baik ia kemudian berbisik ditelinga Mukuro.


"Jangan berbuat macam-macam jika tidak mau jantung Nappo-sensei saya lepas.."


Tiba-tiba pandangan Jack menjadi tajam nada bicaranyapun menjadi terdengar serius. Dengan posisi dirinya yang terlalu dekat dengan Mukuro itu bisa saja disalah artikan orang yang tidak melihat bahwa tangan Jack masuk ke dalam dada sebelah kirinya Mukuro.

"OK. Tuan Muda, bisa tolong hentikan perbuatanmu?" senyum Hime ramah, namun penuh arti pada Jack. Entah sejak kapan Hime sudah berdiri di belakang pemuda berambut putih tersebut, sebelah tangannya memeluk lengan Jack dengan lembut.

"Aku bisa memberimu hukuman berat dengan perbuatanmu yang barusan." lanjutnya dengan suara yang ramah dan tidak ada nada mengancap dari perkataannya tadi, kedua bola mata hijaunya menatap mata Jack.

"GACK!"

Mukuro tersedak begitu merasakan tangan Jack meremas jantungnya. O...kee... Memang rasanya sakit sekali, dan ada sedikit darah keluar dari sudut mulutnya. Tapi Mukuro hanya tersenyum licik, menatap Jack tepat di mata dengan matanya yang belum memakai lensa kontak. Warna darah dan laut yang begitu kontras.

"Hei bocah, kau lupa ya... Aku memang tidak mengancam untuk menghukummu. Tapi seperti kata Osaki, hukuman berat bisa menunggumu kalau kau melanjutkannya," kata Mukuro dengan senyum dinginnya tetap di wajah. "Bunuh aku dan sesuatu yang berat akan menunggumu. Pasti. Jangan lupa, aku guru."

"Bunuh aku dan sesuatu yang berat akan menunggumu. Pasti. Jangan lupa, aku guru."

"Saya tidak mengharapkan ada yang mati setelah meninggalkan acara ini, Muku-san." ujarnya ramah. Sebisa mungkin wanita berambut pink ini ingin menghentikan pertikaian konyol, yang entah terjadi karena apa, Hime tidak tahu siapa yang memulainya terlebih dahulu tapi ini sudah kelewat batas.

"Saya tidak mengharapkan ada yang mati setelah meninggalkan acara ini, Muku-san."

"Aku juga tidak ingin mati, Osaki," jawab Mukuro sambil tersenyum. "Tapi masalahnya, jantungku ada di tangannya. Aku tidak bohong."

Ya, memang, Mukuro bisa merasakan tangan Jack yang mengelilingi jantungnya. Dan dia tahu jantung itu bisa ditarik kapan saja Jack ingin. Saat itulah, nyawanya bisa melayang.

"Hukuman ya? Hmmm..."


Jack seperti berpikir sebentar, lalu ia mengambil saputangan dengan tangannya yang bebas dan menarik tangannya yang tadi meremas jantung Mukuro. Dengan cepat ia melap tangannya yang berlumuran darah menggunakan saputangan miliknya seakan-akan ia sudah terbiasa akan hal itu. Kemudian Jack beranjak menuju sebuah sofa ia duduk disana sepertinya sedang tidak ingin bicara dengan guru-guru atau orang yang lebih tua darinya.

Hime mengangguk mengerti pada Mukuro. Hukuman berat tentu akan diberikannya pada pemuda berambut putih ini jika tidak dengan segera menghentikan tindakannya. Bukan karena ia bertindak seperti ini terhadap guru, namun karena tindakannya yang dapat membunuh seseorang.

Selang beberapa detik, Jack mengentikan tindakannya, kedua bola mata hijaunya mengikuti tiap langkah pemuda berambut putih tersebut hingga duduk di sebuah sofa di sudut ruangan. Hime hanya memandangnya ramah sebelum kembali beralih pada Mukuro. "Tidak apa-apa, Muku-san?" tanyanya ramah, sekedar memastikan.

Tangan yang mengelilingi jantungnya ditarik dan Mukuro menghela nafas lega. Dia mencoba meraba-raba daerah dada kirinya, memastikan tidak ada lubang di sana. Yah, kalau ada lubang, tidak mungkin dia masih bisa hidup kan? Dia pun menatap Jack yang duduk di sofa, menyeka darah seolah bukan apa-apa. Hei, itu darah Mukuro.

"Tidak apa-apa, Muku-san?"

"Begitulah. Tenang saja, Osaki," jawab Mukuro sambil tersenyum.

Dia melihat ke arah jam tangannya. Ups, waktunya pergi.

"Aku harus pergi, Osaki. Sampai nanti~"

(OUT)

Jantung Luke juga seperti berhenti mendadak ketika tangan Jack masuk ke dalam tubuh Mukuro, pemuda berambut nanas itu. Entah bagaimana sakit rasanya kalau jantungnya dipegang seperti itu, Luke tidak bisa membayangkannya. Kedua tangannya masih di depan mata Nacht agar anak itu tidak melihat kejadian ciuman sesama jenis dan kejadian brutal yang mendadak terjadi itu. Untunglah, Hime, gadis berambut pink itu menghentikan perbuatan Jack. Luke menghela nafas lega.

"Aku tidak pernah menyangka.. kalau akan terjadi hal seperti ini." batin Luke.

Raut wajah lega dapat dilihat dari ekspresi Kyou sekarang, lega karena Jack sudah dapat 'dijinakkan', lega karena Nappo-sensei mengatakan kalau dirinya 'tak apa' (meskipun Kyou tidak yakin), dan terutama, lega karena ia sudah memutar tubuh Nacht membelakangi Nappo-sensei dan Jack, dan Luke yang tanggap untuk menutup kedua mata Nacht dengan tangannya.

Kyou juga dapat melihat ekspresi 'sedikit' lega dari wajah Luke. Pandangannya beralih pada Jack yang kini duduk tenang di salah satu sofa di ruangan itu. "Astaga..." gumamnya pelan. Kyou merasa lelah sekali dengan rentetan kejadian barusan, ia menundukkan kepalanya sesaat sebelum kembali menatap Nacht seraya berkata, "mau kembali ke asrama sekarang?" ujarnya lembut pada bocah 8 tahun tersebut, "Luke juga?" mata coklat hazelnya menatap dua orang di depannya secara bergantian.

sederet peristiwa sudah dilalui ah .. bukannya senang kalau kita berdamai ? Well kejadian pertempuran sidah terlewat dan Kyran melihat aksi suami istri *kick* Ehm .. maksudnya aksi Kyou dan Luke menyelamatkan sikecil dari jerat setan (baca:kejadian tindak kekerasan).

"Mereka ini .. suami istri yah ?*shot*"batin Kyran cekikikan sendiri dan meninggalkan tempat itu toh dia harus mandi kalau tidak bakal dicintai semut bukan.

"Kalian jaga anak kalian yah"kata Kyran tersenyum ramah tanpa maksud apa-apa, meskipun dibalik itu semua ada maksud apa" sih *punch*.

Jadi Kyran keluar dari tempat yang sudah berantakan itu dan pergi ke gedung SMA sesuai kata guru berabut pink itu.
[OUT]

Nacht melihat semua yang terjadi dalam diam. Tidak terlalu mengerti, tapi tidak bisa dibilang tidak mengerti juga sih. Terlebih lagi ketika Ia melihat Luke dan Kyou yang sepertinya sangat tidak ingin menyaksikan hal tersebut. Ia menghela nafas kemudian beralih pada Kyou yang mengajaknya untuk kembali ke asrama.

"mau kembali ke asrama sekarang?

Nacht mengangguk kecil sambil tersenyum. Suatu kebiasaannya yang sangat susah untuk dihilangkan. "Iya~ Tapi aku ganti baju dulu x3" jawab Nacht sambil berlari ke sudut ruangan, cukup jauh dari mereka, um.. sebetulnya sih Ia ingin mengganti bajunya di ruang ganti kostum. Tapi.. karena ruang ganti kostum sulit untuk ditemukan oleh anak kecil ini, terpaksa Ia mengganti bajunya di pojok ruangan.

"Hup~"

Ia melepaskan kostum badutnya yang belepotan cream dengan susah payah, lalu menaruh kostum tersebut di atas lantai ruangan sebelum mengambil baju T-shirt putihnya dan memakainya dengan cepat. Untuk celananya.. umm... lebih baik di kamarnya saja.

Tidak berapa lama kemudian..

"Aku siap~" Nacht berjalan menghampiri mereka dengan bertelanjang kaki. Sepatu bot badutnya di tinggalkannya di sudut Cafe. Hmm.. sepertinya Ia kehilangan sandalnya ketika Ia dilucuti oleh Laiko beberapa saat yang lalu.

Quote :

"Luke juga?"

"Ya, kembali ke asrama lebih baik. Apalagi pakaian kita sudah kotor begini." sahut Luke tersenyum. Ia genggam tasnya yang juga sudah terkena krim-krim. Nacht kembali dengan pakaiannya, namun sepatunya menghilang entah kemana. Luke mencari-cari sepatu Nacht, tapi terlalu sulit mencari sepatu yang entah sudah berada dimana, apalagi lantai sudah dipenuhi krim begini. "Sepatunya tidak ada?" Luke menggendong Nacht di punggungnya. Dengan begitu, Nacht tidak perlu pulang dengan kaki tanpa sepatu.

"Nona, mau kembali sama-sama?" tawar Luke kepada Kyouka. "Maaf saya lupa memperkenal diri, nama saya Luke C Helios. Salam kenal, nona." Luke tersenyum ramah kepada Kyouka.

"Sepatunya tidak ada?"

"Tadi Hilang~" jawab Nacht dengan wajah =A= di punggung Luke. Ia mengeratkan tangan kecilnya di leher Luke, untuk meyakinkanya untuk tidak terjatuh dari punggung cowok ini. Kemudian, mata biru kecilnya beralih pada Kyou, yang juga belepotan cream seperti dirinya.

"Kakak Kyou~ Kita kembali sama-sama saja x3"

Nacht yang tiba-tiba menghilang entah kenapa sempat membuat Kyou panik ditengah kerumunan orang banyak dan keadaan ruangan yang penuh krim kue dimana-mana, namun tak lama kedua daun telinganya dapat menangkap suara kecil Nacht yang sudah berganti baju, namun tanpa alas kaki dan Luke dengan sigap menggendong bocah berusia 8 tahun tersebut seraya berkata, "Nona, mau kembali sama-sama?"

"OK." jawabnya pendek namun dengan nada yang ramah. Selang beberapa detik Kyou menjawab pertanyaan pemuda di hadapannya, sebuah kalimat lain terlontar dari bibir pemuda sopan tersebut. "Maaf saya lupa memperkenal diri, nama saya Luke C Helios. Salam kenal, nona." Sesungging senyum riang dapat dilihat dari ekspresi Kyou, "Kyouka," jawabnya cepat, "tapi panggil saja Kyou. Lebih praktis." yah, Kyou tidak memiliki embel-embel nama belakang entah karena apa.

"Kakak Kyou~ Kita kembali sama-sama saja x3"

Well, Kyou akui PM dari Nacht ini sepertinya memang jago memainkan karakter anak kecil sampai-sampai bikin PM Kyou gemas . Kyou menanggapi kalimat Nacht barusan dengan sebuah senyum riang khas gadis bermata coklat hazel tersebut dan mengangguk setuju.

Quote :

"Kyouka,"
"tapi panggil saja Kyou. Lebih praktis."

"Kyou..ka... Nona Kyou, salam kenal." sahut Luke tersenyum lembut kepada gadis dihadapannya yang bernama Kyouka itu. Nacht mengeratkan tangan kecilnya pada leher Luke membuat Luke sedikit tersendak karena tercekik. Ia terbatuk pelan. "Nacht.. pegang bahu saja..."
--------
OOC : sy aja gemes, apalagi anda? >D

"Nacht.. pegang bahu saja..."

"Ahh maaf Kak Luke" Nacht menggunakan tangan kanannya dan tangan kirinya untuk berpegangan di bahu Luke, lalu walaupun sedikit merosot dari posisinya semula, Ia tetap merasa enak-enak saja tuh. Kali ini Nacht menoleh pada Kyou yang mengangguk setuju untuk pulang bersama-sama dengan Luke dan dirinya.

"ok x3"

Bocah kecil ini tersenyum riang, baginya bisa bersama-sama dengan kedua Kakak tersayangnya ini merupakan suatu kesenangan tersendiri bagi bocah kecil ini. Sifatnya yang terlihat Innocent ini sepertinya merupakan daya tarik Nacht. Padahal PM Nacht masih bingung, kenapa Nacht dibilang imut oleh char-char yang lain, perasaan sifat char bernama Nacht ini biasa saja tuh.

Luke merasa sedikit lega karena lehernya tidak tercekik lagi. Ia mengambil beberapa nafas untuk menenangkan dirinya dan membetulkan pernafasannya. Bibir Luke tersenyum kecil ketika melirik ke belakang, ke arah Nacht yang kelihatannya begitu senang di gendong. Rasanya Luke ingin langsung terbang pulang ke akademi. Tapi tentu saja tidak bisa, ada Kyouka dan ia tidak bisa meninggalkan gadis itu sendirian.

"Ayo kita kembali." Luke berjalan keluar dari cafe yang sudah rusuh baik suasana maupun tempatnya.

[Out]
[With Nacht] [Again...]

"Eh?" Kyou sedikit terbengong dengan embel-embel 'Nona' yang Luke katakan tapi, well, gadis berambut coklat-pendek tersebut diam saja. Langkah kakinya dengan cepat mengikuti Luke yang menggendong Nacht keluar Cafe.

(out)

"..AH~ So Sweet~" sorak Julie sambil bertepuk tangan melihat adegan ciuman itu dan adegan lainnya. =3

Lalu, merasa orang-orang pada pergi semua, Julie pun memutuskan untuk pergi juga, walaupun sebagian hatinya ingin melihat adegan kedua pria itu. Setelah berpikir sejenak, ia pun berjalan keluar dari tempat itu, membuat lonceng pintu berbunyi.

"..Bye-bye semua~" ujarnya sambil melambai-lambaikan tangannya, lalu menghilang di antara rindangnya pepohonan.

[out]