School Ceremony

"Enak saja Koto... Aku tidak mau ikutan membuat onar... Kerjaanku di sini, kalau aku dipecat mau kerja dimana..." Ujar Gyakko menolak ajakan Koto dengan halus.

"Untung aku belum berkeluarga /sigh "

Hime berjalan sedikit santai, dipandangnya aula besar yang sekarang digunakan untuk acara pembukaan. Tidak banyak berubah. Senyum tipis mengembang dibibir Hime, sebuah senyum ramah seperti biasanya. Mata hijaunya menatap barisan murid dan para guru. Ah, rasanya kangen sekali dengan mereka, entah kenapa, padahal setiap hari mereka bertemu. Dilangkahkan kakinya menuju deretan guru-guru disana.

"Malam, semua." sapanya riang dan ramah. Gadis berambut pink-panjang itu mengambil duduk disebelah Gyakko, seorang guru divisi Latent yang Hime sendiri tidak banyak tahu mengenainya, tepat di depan barisan murid-murid Latent berada. Dipandangnya sekali lagi murid-murid divisi lain.

"Banyak juga ya? ...Ng?" kaget, apa Hime tidak salah lihat? Kaname? Dan tanpa sadar bulu kuduknya berdiri. *diinjeg*

Thokki-ssi yang tidak bisa mengikuti Kotori sampai ke luar aula akhirnya putus asa dan berlari kembali pada pemiliknya. Namun alangkah beruntungnya, ternyata sang target sudah berada di antara kumpulan anak-anak kemampuan spesial, hanya saja dengan wujud yang agak lebih kecil.

"Selamat malam!!" Boneka kelinci itu dengan riang melompat dan nemplok di leher Kotori. Sementara yang menggerakkan hanya ber-fufufu kecil melalui Mecca-ssi, boneka kelinci lain yang berada dalam dekapannya. "Hikari-ssi, selamat malam!" Mulut boneka itu mengeluarkan seruan senang saat seorang gadis memasuki barisan dan menyapa anak-anak spesial lain yang telah berbaris duluan.

"Hiino-saan! Masa lupa dengan aku! Yang suka main game H di komputer sekolah!" ujar Mako sampai diliatin murid lain.
Mako tersenyum melihat Hime.
"Ahh! Kakak yang di host club!"

Tak lama kemudian, ada sesuatu yang nemplok di leher Kotori, hal tersebut membuat kotori menarik benda yang menempel padanya tersebut. Ah, ternyata boneka. senyuman tipis tercipta diwajah Kotori.

"Kau milik siapa ya?"

Kaname terdiam, ia memutuskan untuk menjauh dari Mako. Kaname melangkahkan kakinya menuju kelas lain, technical.

Tanpa sengaja Kaname menabrak Toki yang sedang bengong dengan tampang seperti di avatarnya, membuat Kaname menjadi jatuh cinta seketika dengan ekspresi imut itu.

"U-- Uwaahhh!! Imut sekali!!" Seru Kaname yang langsung memeluk Tokidoki.

Seorang anak perempuan yang terlihat berwibawa itu memastikan kalau disini memang barisannya mereka. Itu membuat dia lebih tenang paling tidak. Seorang anak kecil yang agak aneh menyapa Hikari dan membuatnya bingung. Memangnya dia sudah kenal dengan anak itu?

"Err, tadi kamu menyapaku? Tapi rasanya aku belum kenal denganmu deh. Namamu siapa?" ujar Hikari kepada anak yang membawa boneka.
--------------------
(OOC @lee: bener kan ya kamu manggil aku?)

"Wafuu! Bonekaaa! Bonekanya hidup!" Kata Minagi.
"Uwah! Alicemu hebat!" kata Minagi ceria.
Dia mendekati Bi.
"Kalau yang ini, bisa kamu gerakin?" Kanami mengeluarkan boneka chibi Izumi Konata.

Dia melihat Hikari.

"Hooh? Alicemu apa? Ohya, namaku Hibari Minagi. Panggil saja Minagi!"

"Boneka kelinci bisa gerak-gerak sendiri..." Gumam Gyakko sambil menusuk-nusuknya dengan jarinya.

"Alice siapa yang bisa menggerakkan boneka?" Lanjutnya sambil celingukan ke seluruh tempat, lalu melihat Bi yang sedang memeluk boneka kelinci. *banyak amet stoknya*

Quote :

"U-- Uwaahhh!! Imut sekali!!" Seru Kaname yang langsung memeluk Tokidoki.

"Uwaaa!! Apa-apaan ini?!"


Toki yang tadi sedang berbengong ria tersentak kaget karena dipeluk oleh seorang gadis yang tidak dikenalnya sama sekali. Iangin rasanya ia berontak tapi Toki nampaknya tidak terlalu keberatan dengan hal yang baru saja terjadi

"Yap betul sekali Gyak" senyum Kotori pada Gyakko

Masih menatap kearah boneka tersebut lalu dipeluklah boneka tersebut

"Oh iya ngomong ngomong mana para somatic?"

"Uwaaa... Anak dari kelas technical yaa~" Ujarnya yang melihat wajah imut Toki dan memeluknya lagi.

"Untung aku bangkit lagi x3~ Senangnya~" Lanjutnya yang sepertinya menikmati memeluk Toki.

Uh-oh... You've had a big trouble, Ritsuki...

Terpisah dari rombongan, hebat sekali. Berkat tadi dia melamun... Yang ada di depannya sekarang hanya guru-guru dan sekumpulan murid yang berbeda dari rombongannya. Oh, para Somatic... Dimanakah kalian? Teganya kalian meninggalkan Ritsu sendirian...

Perlukah Ritsu berteriak sekencang-kencangnya? Agar rombongan Somatic saja yang menghampiri dirinya? Bukan ide buruk sih. Tetapi, pasti sangat memalukan. Sial, tapi hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan olehnya.

"Ehem..." Are you ready, girl?

"Heeei! Rombongan Somatic dimana ya?!" serunya dari tengah ruangan. Masa bodo apabila dia nanti menjadi pusat perhatian.

"Koto-chan, aku bingung kenapa kau tetap menjadi wujud begini sih," ujar Gyakko yang mengacak-ngacak rambut Kotori.

"Senangnya yang bisa muda lagi /sigh " Lanjutnya yang kembali menghela nafas.

Begitu Kotori bertanya tentang anggota Somatic, di saat itu juga ada yang berteriak.

"Tuh, ada yang teriak-teriak."

@hikari: yup, jangan panggil lee.. XD~~ Bi aja.. *diinjek* btw anggep udah kenal nggak boleh ya? ^^;; soalnya ceritanya Bi uda beberapa tahun disini..
@gyakko: *lol*
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Thokki-ssi yang ditarik oleh Kotori meronta-ronta, tidak mau melepaskan Kotori. "Kau milik siapa ya?" Kalau saja boneka kelinci itu punya lidah mungkin ia sudah menjulurkannya sekarang, tapi karena tidak ya ia hanya mengeluarkan tawa usil saja, "Tidak mau beritahu!"
Lalu karena Kotori malah memeluknya ia senang-senang saja sambil menyenandungkan lagu yang tidak jelas.

Sementara tak jauh dari situ, Bi sedang bertatapan dengan seorang gadis yang kelihatannya bingung melihatnya.
"Err, tadi kamu menyapaku? Tapi rasanya aku belum kenal denganmu deh. Namamu siapa?" Bi mengangguk dan Mecca-ssi menyuarakan pikirannya, "Namaku Mecca-ssi, ini Lee Hyeon-bi. Ia bilang panggil saja ia Bi. Oh iya, aku pernah mengawasimu waktu ini.. Kau Hikari-san bukan?"

Quote :

"Uwaaa... Anak dari kelas technical yaa~" Ujarnya yang melihat wajah imut Toki dan memeluknya lagi.

"Untung aku bangkit lagi x3~ Senangnya~" Lanjutnya yang sepertinya menikmati memeluk Toki.

"Eh, kamu tahu darimana aku dari kelas technical?....terus apa maksudnya dari bangkit lagi?"


Ucap Toki yang sekarang dipenuhi tanda tanya...tempat ini benar-benar asing baginya, ia kemudian menatap ke dalam mata perempuan yang sedang memeluknya itu.


"Namamu siapa? Namaku Tokidoki Rikugou"

"Koto-chan, aku bingung kenapa kau tetap menjadi wujud begini sih,"

Kotori hanya tersenyum pada Gyakko, ditambah karena tubuh yang mendukung Kotori mengaitkan kedua tangannya kearah pundak Gyakko

"Well, kurasa karena ini"


"Heeei! Rombongan Somatic dimana ya?!"

Somatic eh, jadi murid itu somatic baru ya?

"HEIII DISINI"

Minagi merasa agak dicuekin...

melepas gelang, mengambil soda, dan meminumnya.

"MINAGI~~ SODA VERSION TO THE EXTREEEMEEE~~~" ujar Minagi.

"ANAK-ANAK SPECIAL~~~ AYO AKU MAU TAHU NAMA KALIAN SATU-SATU! KARENA AKU NGGAK HAFAAAL~" Minagi jadi extrim. Dia melihat pohon;

Hyper Minagi suka memanjat pohon.

"Ooh! Pohooon! Ayo kita panjaat!" Minagi memanjat pohon.

"Terjun dengan kecepatan tinggi~~" Minagi loncat ke bawah.

Gadis yang terlihat berwibawa tadi memperkenalkan dirinya sebagai Hibari Minagi. Dia juga bertanya apa Alice yang dimiliki oleh Hikari. Jujur dia bingung bagaimana menjelaskan Alice miliknya karena sepertinya lebih mudah dipraktekan daripada dijelaskan. Tapi memangnya Minagi mau jadi korban Alicenya? Salah-salah nanti dia marah lagi. Kalau begitu minta izin saja dulu

"Err... Aliceku? Sepertinya Aliceku lebih mudah untuk dipraktekan daripada dijelaskan. Kalau kau mau mencobanya sih silahkan. Oh iya, namaku Shirogane Hikari. Panggil saja Hikari". Ujar Hikari kepada Minagi. Entah apa pendapat Minagi mengenai ini, toh Hikari sih tidak masalah sebenarnya. Sementara itu, anak yang membawa boneka itu bilang kalau namanya Lee Hyeon-bi dan minta dipanggil sebagai Bi saja. Kok Hikari sepertinya pernah dengar namanya ya. Ah iya, dia kan memang sudah pernah ketemu sekali dengannya. Hanya saja dia tidak ingat namanya, dasar pelupa!

"Oh iya, maaf tadi aku lupa, he he he" kata Hikari kepada Bi. Lebih baik dia mulai mengingat nama-nama yang lain dan jangan sampai lupa lagi!


------------------------------------------------------
((OOC@bi: ya sudah kalau begitu, anggap saja begitu XD))

"Namaku?" Tanya Kaname lagi.

"Namaku Hirakuen Kaname... Dari kelas special." Jawabnya, "Kalau masalah class, nebak ajah, hehe."

"Untuk masalah 'bangkit lagi', itu tidak perlu kau pikirkan," ucap Kaname ke Toki.

Quote :

"Hiino-saan! Masa lupa dengan aku! Yang suka main game H di komputer sekolah!" ujar Mako sampai diliatin murid lain.

"bodoh, jangan ribut!! lagian, kamu cowok kan?" tanya Hiino.
Hiino merangkul Makoto. Alasannya hanya satu, karena Makoto jadi cowok.

Tiba tiba ada anak yang terjun ke bawah...

"wa wa wa wa !!!!"
Hiino menghidupkan baju-baju Minagi agar bajunya melawan gravitasi. Sekarang gadis itu terbang beneran.

Minagi terjatuh dari pohon. Tapi ditolong Hiino.

"Makasih!" Minagi tersenyum ceria.

Dia makin dicuekin

"Takkan kubiarkan! Aku akan jadi senteru ofu attension! Uoooh!" Minagi versi soda berapi-api.

Minagi berlari-lari keliling Hall.

"hyaaat!!"

gadis kecil berambut biru melompat ke belakang punggung Minagi yang mengamuk, dan memanjat keatas kepalanya sekaligus menodong pistol di kepala gadis itu.

"oi tenang tenang... lagi upacara pembukaan...." ucap Haruka

"Hooo...apakah pacarmu tidak akan marah jika melihatmu memeluk orang asing sepertiku ini?"


Tanya Toki kepada Kana. kenapa dia bisa pikir Kana sudah punya pacar? Lalu Toki sebenarnya hendak mundur beberapa langkah namun sepertinya hal itu tidak dapat dilakukan karena pelukan dari Kana yang bisa dibilang lumayan erat. Perhatiannya sudah terpusatkan ke Kana entah kenapa rasanya enggan untuk memalingkan mata darinya , tak terasa wajahnya sedikit memerah.

"Eehm... Sebaiknya dihilangkan kebiasaan ini, Koto... Kalau kau sudah kembali ke wujud dewasamu." Ujar Gyakko.

Tapi Gyakko merasa tidak keberatan, lagipula sudah cukup lama Kotori ttidak berlaku seperti ini.