School Ceremony

"Heeh?" Poof! Minagi kembali seperti semula; sudah waktunya.

"Ah! Haruka-chan! Uguu...aku berbuat yang aneh ya? Aku ingin diperhatiin" ujar Minagi.

"Aku kan belum punya pacar, atau Toki mau jadi pacarku?" Tanya Kaname bercanda ke Toki.

"Ahahaha, aku hanya bercanda, lagipula kan kita satu sekolah, berarti kita bukan orang asing lagi." Ujarnya ke Toki, sepertinya tidur lama membuat sifatnya cukup berubah...

Melihat keonaran terjadi disana, Kotori hanya tersenyum saja lalu mengeluarkan pistol lalu berubah menjadi bentuknya yang umur 23 lagi lalu turun dari punggung Gyakko

"Well, nampaknya beberapa anak harus kubereskan"

Tersenyum kearah mereka

"HEI KALIAN, CEPAT KESINI KALAU KALIAN TIDAK INGIN MATI" sambil mengarahkan pistol kearah Minagi dan juga gadis berambut biru yang berlarian sekarang.

"!!" Gyakko kaget melihat Kotori yang langsung mengeluarkan pistolnya.

"Koto... Jangan galak-galak begitu pada murid..." Ujarnya menenangkan Koto.

"Kok banyak banget yang ngamuk hari ini?"

"Ah! Maaf Sensei! Itu aliceku" ujar Minagi.

Minagi pasrah, ia mendekati Kotori.

"ANAK-ANAK SPECIAL~~~ AYO AKU MAU TAHU NAMA KALIAN SATU-SATU! KARENA AKU NGGAK HAFAAAL~"
"Ups!" Mecca-ssi mengeluarkan suara tawa riang berbarengan denga ekspresi sumringah di wajah Bi karena menyaksikan pemandangan luarbiasa dari Principle Studentnya itu. "Wah, wah.. dia beraksi!" Boneka kelinci itu mulai menepukkan kedua tangannya yang mungil.

Ia kemudian mengalihkan perhatian sesaat pada Hikari di hadapannya dan tersenyum, "Bi bilang tidak apa-apa!" Tangan boneka itu kemudian mengibas ramah pada Hikari, kemudian kembali bertepuk senang saat menyaksikan Minagi jatuh dari pohon dan berlari keliling aula. "Kiaa~ Apa perlu memberitahu nama padanya?" Tanya Mecca-ssi riang pada anak-anak kelas spesial di sekitarnya.

Sementara Kotori yang entah kenapa tiba-tiba mengeluarkan pistol membuat Thokki-ssi terlonjak dan terjatuh dari tubuh gadis yang sekarang sudah menjadi wanita dewasa lagi. "Wah, mengerikan..." Serunya sambil melompat ke tangan laki-laki di samping Kotori, Gyakko maksudnya.

Quote :

"bodoh, jangan ribut!! lagian, kamu cowok kan?" tanya Hiino.
Hiino merangkul Makoto. Alasannya hanya satu, karena Makoto jadi cowok.

"Ahahaha! Karena aku cowok, Hiino-san jadi berani!" Mako semangat.
"Kalo gitu aku jadi cewek lagi aja ah!" ujar Mako separo becanda.

Quote :

"Aku kan belum punya pacar, atau Toki mau jadi pacarku?" Tanya Kaname bercanda ke Toki.

"Ahahaha, aku hanya bercanda, lagipula kan kita satu sekolah, berarti kita bukan orang asing lagi." Ujarnya ke Toki, sepertinya tidur lama membuat sifatnya cukup berubah...

"Oh...hanya bercanda...ahahaha"

Toki tertawa yang terdengar dipaksakan dan terdengar agak...'kecewa' . Kemudian ia meraih tangan Kana dan menurunkannya kebawah.

"Berarti kita bisa menjadi temankan?"

Tanya Toki dengan mata berbinar-binar ala puppy eyes . Apakah karena ia lama tidak mempunyai teman disana? Toki memang melepaskan pelukan Kana tapi ia diam-diam masih menggenggam kedua tangan Kana dan hanya bisa berharap semoga Kana tidak akan marah akan hal itu. Kemudian ia menyadari ada kejadian ribut-ribut ditempat itu , melihat semua hal itu terjadi Toki hanya bisa ber swt

"Well, kurasa aktingku cukup berhasil juga ya?" Ujarnya dengan senyum

Lalu kembali kewujud umur 15nya lalu menembakan pistol tersebut ke arah Gyakko sekarang

DARR!!!

Sebuah bola air kecil keluar dan pecah celana Gyakko

"Wah wah, ternyata Gyakko sensei ngompol"

Gyakko melihat boneka kelinci yang melompat ke tangannya.

"Uhmm..." Gyakko terlihat seperti mencari-cari, lalu mendatangi Bi.

"Ini Alice milikmu?" Tanya Gyakko ke Bi. "Alice yang menarik, salam kenal ^^ Aku Gyakko, guru dari Laten."

SPLASH

Dengan ajaibnya Kotori menembakkan air ke celananya.

"Ko... To... Ri..." Geram Gyakko yang lalu mendatangi Kotori.

Yak, bagaimana sekarang. Semakin ramai tempat ini , akan semakin membuatnya kesulitan mencari para anak anak Latent yang lain.Sambil berjalan dengan ringan , Miku menyusuri divisi divisi lain. Ramai sekali tempat ini. Membuatnya benar benar kesulitan mencari keberadaan divisinya.

Well, mungkin ini divisinya. Divisi Latent."Ngg--", Miku benar benar bingung dia sama sekali tidak tahu harus kemana dan diam dimana dia sekarang. Apalagi dia belum mengenal sesama kelompok Latentyang lainnya. Sigg...dia yang tersesat mungkin yah. "..Ngg-- adak--ah divi--si La--tent--disini ?" ucapnya pada Bi sambil agak ragu ragu dan menunduk malu. Yah, belum belum sifat pemalunya sudah keluar dulu. Benar benar merepotkan.

((OOC : Miku ini salah divisi dia kumpul di divisi Special ))

"Ah? Ini Special!" senyum Minagi.
"Latent, sama sensei tuh" Minagi menunjuk Kotori.
"Rasa-rasanya ia seperti diriku...mananya yang mirip ya?" Minagi berpikir

oot: sama2 ga bisa dapet temen kan?

"Tentu saja bisa Toki~" Ujar Kaname.

"Kau belum ada teman sesama Technical kan? Kita ke tempat special dulu saja~" Ujar Kaname yang menarik tangan Toki menuju rombongan Special.

"Ini Alice milikmu? Alice yang menarik, salam kenal ^^ Aku Gyakko, guru dari Laten."
Bi berbalik dan menemukan seorang laki-laki dengan Thokki di tangannya sedang memperkenalkan diri. Bi mengangguk dan meraih boneka kelincinya dari tangan Gyakko, sesaat setelahnya mereka sudah tergolek lemas dalam dekapannya.
"Terimakasih, sonsaengnim~ maaf ya Thokki-ssi agak nakal.." Sahutnya dengan nada menyesal yang jelas hanya basa-basi. "Namaku Lee Hyeon-bi, mohon bantuannya." Ia mengangguk sopan pada Gyakko dan tepat saat itu...

DARR!!!
"Wah wah, ternyata Gyakko sensei ngompol"
Bi tidak dapat menahan tawanya, namun buru-buru ia samarkan dengan batuk kecil.
"Ehem, tampaknya guru baru itu merepotkan ya..."

"..Ngg-- adak--ah divi--si La--tent--disini ?"
Suara gadis manis tiba-tiba menyapanya dari belakang, "ah..? Tidak.. ini barisan anak kelas spesial.." Gumamnya sambil mengamati Miku, "tapi diam saja disini dulu ramai-ramai!" Lanjutnya dengan nada riang.

"Divisi laten seharusnya tidak di sini... Tapi sepertinya aku harus menghukum salah satu guru Somatic..." Ujar Gyakko yang menatap Miku dengan tatapan menyeramkan, masih kesal karena celananya dibasahi oleh Kotori.

OOT : ampun mikuu, jangan kabur dari divisi laten ya

Toki berpikir bagaimanakah orang-orang ditempat special. Yang ia tahu sekarang ia sedang berdiri di antara anak-anak kelas Special. Toki yang orang baru dan tak dikenal disitu hanya bisa memasang tampang innocent andalannya.


"....."

((OOC : Tenang aja lagi cuman buat pelengkap kepolosan n ke'begoan'nya ))

======================================

"Divisi laten seharusnya tidak di sini... Tapi sepertinya aku harus menghukum salah satu guru Somatic..." ucap seorang guru secara tiba tiba pada Miku. Yah, sepertinya guru itu adalah guru Latent. Ya ampun, tatapannya menyeramkan. Membuat Miku ingin kabur rasanya.
Tapi sepertinya guru itu tidaklah marah pada Miku. Jadi , biarkan saja dulu.

"......Ng-- jadi se--harusnya di--mana ?" ucapnya dengan nada tanpa rasa bersalah pada guru itu.Walaupun tahu kalau sebenarnya guru itu sedang kesal. Toh, itu bukan salahnya kan ? Begitulah menurutnya.

"Ehem, tampaknya guru baru itu merepotkan ya..."

Anak murid yang lucu eh? pemilik para boneka tersebut nampaknya. Kotori mendekatinya lalu tersenyum kepadanya

"Lee Hyeon-bi, rite? Nice to meet u then"

"Divisi laten seharusnya tidak di sini... Tapi sepertinya aku harus menghukum salah satu guru Somatic..."

Kotori hanya tersenyum tipis kepada Gyakko lalu menatapnya dengan tatapan licik entah usil atau apa entahlah. lalu kebelakang Bi untuk berlindung.

"Wah wah, Gyakko sensei me-nyee-ram-kan" ujarnya dengan nada yang sedemikian rupa

lalu bergerak kearah Miku sekarang

"Sudah tenang saja, dia hanya menyeramkan luarnya saja koq, sudah kenal pasti kau akan suka dengannya."

"Tempat dimana principal student atau homeroom teacher berada..." Jawab Gyakko ngasal, kalau memang lagi kesal dia jadi agak error.

"Kenapa giliran dibutuhkan tidak ada yang mempunyai alice yang berguna - -+ Sudahlah, aku mau ganti celana dulu." Lanjutnya agak ngambek lalu pergi keluar aula.

[OUT sebentar]

Melihat tingkah laku Minagi dalam Hyper Mode membuat Hikari bengong sesaat. Okee, dia memang pernah dengar kalau murid di sekolah ini semuanya aneh dan dia pikir yang dimaksud aneh itu karena memiliki Alice. Setelah melihat ini, dia makin yakin kalau penduduk sekolah ini memang "aneh" dalam berbagai arti. Satu orang guru yang tertarik dengan Alice milik Bi datang dan memperkenalkan dirinya sebagai Gyakko. Kemudian, guru yang tadi berada di depan podium alias Kotori juga datang dan tiba-tiba berubah jadi kecil. Dia pun melakukan keisengan kepada Gyakko dan kabur. Dengan santai dan polosnya, Hikari bertanya kepada Gyakko

"Etoo, Gyakko sensei... Yang tadi itu adiknya sensei apa pacarnya sensei?". Belum sempat dijawab, Gyakko pun keluar segera menjauh dari sana. Ada-ada saja.

Menyeramkan...

Upacara sekolah yang seharusnya tenang dan damai tiba-tiba berubah menjadi pasar malam seperti ini. Halusinasi dari Ritsuki sendirikah yang membuatnya melihat pasar malam seperti ini? Sepertinya tidak.

Beberapa murid berlari-larian di dalam ruangan. Beberapa guru juga malah terlihat menikmati kekacauan di sini, bukannya mengatur agar murid-murid bisa tenang. Uh-oh, sekolah ini... Menyeramkan.

"Sepertinya asyik, menonton mereka dari sini." Ritsuki memutuskan untuk tidak bergabung dulu dengan anggota Somatic. Toh para murid dan guru-gurunya tengah berpencar ke sana ke mari.

Gyakko kembali ke aula dalam waktu yang cepat, dengan celana yang berbeda. Ia kembali ke rombongan Special.

"Kotori, sebaiknya kau hilangkan sifat usilmu yang itu." Lajnutnya sambil bersungut-sungut.

Quote :

"HEI KALIAN, CEPAT KESINI KALAU KALIAN TIDAK INGIN MATI"

Quote :

DARR!!!
"Wah wah, ternyata Gyakko sensei ngompol"

"...?"
Haruka polos polos saja menghadapinya, dan turun dari kepala gadis tadi. Ia tertawa kecil dengan wajah nyengir-nyengir. Kemudian berjalan-jalan keliling daerah yang cukup jauh dari Somatic.

Haruka yang pendek perlu tenaga untuk sampai di tempat duduk. Setelah berhasil, akhirnya ia bisa tenang dan menghela nafas. Ia duduk di daerah yang cukup jauh dari ruangan.

Parah....

Guru berambut pirang bernama Kotori itu entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Bi, menggantikan Gyakko yang berlalu meninggalkan aula dengan kepentingan ingin mengganti celana tadi kalau tak salah.
"Lee Hyeon-bi, rite? Nice to meet u then" Bi menatap gadis di hadapannya tanpa gentar dengan mata violet kemerahannya. "Ne~ Annyeong haseyo, Kotori-sonsaengnim?" Jawabnya ramah dalam bahasa korea yang rasanya juga pasti bisa dimengerti.
Dalam hati gadis mungil itu berpikir keras keisengan apa yang selanjutnya akan ia lakukan pada guru menarik yang sepertinya tak kalah iseng darinya ini.
Dan oh, here he comes again.. Gyakko yang sedang bersungut kesal pada Kotori.
"Wah, wah.. banyak guru yang menarik ya.. Sayang tidak mengajar kelas kami..." Gumamnya terang-terangan sambil melirik pasangan di depannya.

Gyakko kembali dengan bersungut sungut sekarang, ya memang sikap usil dari Kotori susah untuk dihilangkan, tetapi setidaknya mencoba mengubahnya tidak apa apa bukan?

Kotori mendekat kearah Gyakko sekarang lalu mengubah wujudnya menjadi umur 23 sekarang lalu mendekati Gyakko membisikinya sesuatu

"Well, nii-chan kurasa setelah ini aku akan main main kekamarmu ya"

Lalu menoleh kearah para murid lagi sekarang mengubah wujudnya jadi umur 15 lagi

"Ah, jadi kalian semua mau apa sekarang?"