Santai

OOT :
Berhubung gw lagi bosen,join aja deh yang mao RP sama gw...


IT :

Suasana sepi di woods memang menyenangkan,setidaknya itulah menurut Shiruba. Lagi,Principal satu ini kabur dari keramaian dan tugasnya. Padahal ada School Ceremony,tapi ia malah nyantai di sini.

"Aah...suasana yang menyenangkan! " gumam Shiruba dengan senyumannya.

Ia lalu duduk di bawah sebuah pohon yang cukup besar sambil meluruskan kakinya.

"Coba saja ada makanan manis,benar-benar jadi saat yang menyenangkan..."

OOT : masuk..ya? ^^

==========================================================

Nyasar?

Mungkin kata itulah yang bisa mendeskripsikan keadaan seorang perempuan berambut panjang biru itu sekarang. Walaupun di tangan perempuan itu sudah ada peta akademi yang super luas ini, perempuan yang dipanggil Julie itu tetap saja tidak sampai-sampai di Central town, tempat semestinya di mana Julie berada sekarang.

Julie terus berjalan dengan santai, kelihatan cuek walaupun sekarang ia sudah berada yang pastinya jauh dari keramaian kota. Sinar matahari tertutup oleh pepohonan yang rindang. Angin sepoi-sepoi meniup rambut panjangnya.

"..Ck.."

Julie berdecak kesal, lalu menggigit cokelatnya yang masih tersisa di tangan kanannya. Cokelat putih yang sangat manis. Julie berhenti mengecek petanya, dilihat dari pepohonan dan ketenangan ini, Julie yakin ia berada di Woods. Tadi, ketika diberi penjelasan saat menerima kunci kamarnya, Julie diberi tahu untuk tidak sembarangan memasuki daerah Woods.

Julie melihat sekelilingnya, ingin mencari bantuan yang kelihatannya sangat mustahil karena pertama sekarang upacara pembukaan tahun baru sedang berlangsung dan pastinya guru-guru dan semua murid sudah berada di central town. Kedua.. Kalaupun mereka tidak mengikuti upacara itu, kecil kemungkinan mereka berada di sini. Di dalam Woods yang terkenal berbahaya. Ya..kecuali ada murid baru yang nyasar seperti Julie.

TRAK

Suara ranting pohon yang patah ditinjak Julie bergaung di seluruh pepohonan itu.

Dari tempat upacara yang menyebalkan itu, Kaede kemudian pergi ke hutan dengan harapan bisa mengacau sepuasnya. Lumayan jauh juga jarak hutan ke tempat asal, wah asyik nih. Mungkin tempat ini dibuat tersembunyi supaya murid-murid hebat saja yang bisa menggila? Bagus, bagus! Sekolah ini memang menyenangkan! Huahahaha!!

Begitu memasuki hutan, ternyata...Hanya ada dua orang. Dua orang, sepi amat sih. Mestinya dikalikan sepuluh dong, biar bisa menggila.
Gila-gilaan bersama teman-teman
Gila-gilaan di akhir pekan
Gila-gilaan sambil jalan-jalan
Gila-gilaan berburu perawan
Eh, tunggu...
Ini kan bukan akhir pekan, jadi...Apa ya? Ah, nevermind. Pokoknya sekarang yang terpenting adalah ME-NGA-CAU!

Rupanya dari tadi ada seorang gadis yang menginjak ranting pohon sampai patah. Wah, mungkin ini bisa dijadikan partner-in-crime. Kaede mendekati anak itu dan berkata, "Hoi, cewek. Mau mengacau bareng gue ga? Mumpung sepi nih. Lagi pengen ngacau,"

Tanpa bilang permisi atau bagaimanapun juga, ga ada badai ga ada meteor iapun mengambil ranting dan mengetuk-ngetukkannya di sekitar pohon, tujuannya agar tidak dimarahi guru hanya karena ia menebang pohon. Lagipula, ini sekolah, dan ia tahu itu. Kaede pun mengetuk-ngetukkan ranting yang sudah patah itu ke pohon, bagai mengetukkan stik drum.

"Perkenalkan, saudara-saudara. Ini adalah alat musik terbaru jaman tahun 2150," ujarnya sedemikian geje pada kedua murid akademi yang ada di sana, "Ada yang mau mencoba? Silahkan!" lanjutnya

-----------------------------------------

OOT: Credit to Changcuters untuk lagu Gila-gilaan

Sepertinya memang ada murid akademi ini yang membolos upacara juga. Di Woods lagi. Ya..mungkin memang sudah ditakdirkan~

Ketika menyadari ada yang mendekatinya, Julie menggigit cokelat nya lagi sambil menoleh ke arah seorang laki-laki yang mungkin seumuran dengan Julie. Masih menggigit cokelatnya, Julie hanya bergumam tidak jelas. Kemudian, mengangkat telapak tangan kanannya, menyuruh orang itu untuk bersabar sementara Julie menelan cokelat yang sudah ada di mulutnya.

GLEKK

"..Uhuk..uhuk.."

Mungkin karena terlalu cepat, cokelat itu keselek di tenggorokan Julie (?). Julie pun terbatuk-batuk ga jelas sambil menopangkan badannya ke salah satu batang pohon di sana.

"Wew...rame nih..." Shiruba bergumam sambil memandang 2 anak lain yang baru datang.

Sebenarnya dia memperhatikan Julia,yang membawa coklat. Yah,dia lapar sih. Tapi,berhubung dia suka gagap di depan cewek,Shiruba memilih untuk menghampiri Kaede.

"Na...kalian berdua bolos upacara?" tanya Shiruba sambil tersenyum.

Bukannya kasihan pada anak perempuan yang berambut biru itu, tapi ia malah menendangi pohon itu dan mencoba menjauhkan kemudian Kaede membuat gerakan seolah memijat Julie. Yeah, Kaede memang selalu mencari keramaian. What else?

Wew. Rupanya ada seseorang yang menanyakan kepadanya apabila ia dan seorang anak tadi bolos upacara. Fans? Waw. Lagipula, Kaede harus bersikap profesional pada fansnya. Hoho.

"Engga...Upacaranya ga rame, ga asyik untuk mengacau. Masa baru dateng, langsung bubar," ujar Kaede, seolah-olah curhat pada fans--Eh salah, maksudnya pada Shiruba, tanpa menyadari bahwa Shiruba adalah Principal Student

"Haha...memang begitulah upacara di sini. Membosankan." balasnya pada Kaede.

Shiruba lalu memperkenalkan dirinya,
"Aku Haninozuka Shiruba, b-junior high."

"Kau?" tanya Shiruba,masih tersenyum.

"Sousetsu Kaede, B - Junior High. Wah, kita di kelas yang sama. Kayaknya bisa mengacau bareng neh,"

Yak. Kaede telah memperkenalkan dirinya pada si Shiruba. Memang, sepertinya Shiruba akan jadi partner-in-crime nya dalam hal mengacau. Apalagi, Shiruba mengatakan bahwa upacara itu membosankan. Sungguh sesuai dengan jalan pikirannya. Good. Akhirnya ia punya partner-in-crime! Hore!

Ini benar-benar hari keberuntungan Kaede.

"Wahwah,ingin mengacau ya?" Shiruba tersenyum jahil.

"Ayo,sekali2. Aku bosan harus patuh pada peraturan. Mentang-mentang aku principal,sekolah ini jadi membebaniku dengan aturan!" keluhnya.

Yak,tak sengaja ia keceplosan menyebut jabatannya. Shiruba memang kurang suka dengan jabatan yang dianggapnya menyebalkan itu.

Hekh!! Dia ini--Principal!!?? Wait, wait, wait. Buset, Kaede baru sadar kalau Shiruba ini Principal. Wah, kalau begitu ia harus mengubah cara bicaranya. Lagipula, kedudukan Kaede masih belum ada apa-apanya dibanding si Shiruba. Yeah, mungkin lain kali ia bisa jadi Principal juga, toh. Huahahaha.

"Ah, ternyata pikiran kita bisa sejalan juga, Principal," ujar Kaede pada Shiruba, seolah-olah mengubah cara bicaranya yang selalu kasar seperti binatang. Ia tidak ingin dapat hukuman, tentu saja.

Shiruba tertawa pelan melihat tingkah Kaede. Lucu,sifat anak itu langsung berubah waktu tau dia itu principal.

"Hey,santai saja. Principal tidak akan menghukum walau cara bicaramu padaku santai begitu. Lagipula kita seumuran." ujar Shiruba,seolah membaca pikiran Kaede.

"Oh ya. Kau dari type mana?"

Ngieeek. Principal satu ini, cara bicaranya santai banget! Hn, tapi ya sudahlah. Toh, itu permintaan dari si Principal. Lagipula, pelanggan adalah raja, dan di sini pelanggannya adalah si Principal Shiruba.

Dan--Eh, si Principal itu menanyakan Kaede dari tipe mana? Apakah mungkin Principal satu ini adalah penggemar Kaede. Well, role-nya diubah sampai sini. Hoho.

"Special...Anda sendiri?"

Special. Yeah, Special. Kaede merasa dirinya spesial.

Tapi bukan narsis.

"Heh,sudah kubilang santai aja!" protes si rambut silver.

Special? Cocok memang untuk anak itu,pikir Shiruba. Memang orang2 Special type selalu menyenangkan.

"Wah,beruntung sekali Minagi mempunyai siswa sepertimu." Shiruba membahas Hibari Minagi,sang Principal dari special type.

"Oh iya. Aku dari dangerous type..." lanjutnya,tanpa mengubah senyum.

Dangerous, dangerous, dangerous. Wah, Principal Dangerous jadi fans beratnya Kaede. Sungguh beruntung Kaede di Akademi. Memang tidak salah pamannya memasukkan dirinya ke Akademi yang menyenangkan ini. Hoho.

Principal itu menyebut nama Minagi. Nama yang tidak mungkin dikenal oleh Kaede. Mungkinkah itu murid yang seusia dengannya? Sepertinya nama itu nama perempuan. Wah, beruntung nih, kalau ia juga tukang mengacau. Ada teman mengacau lagi.

"Minagi siapa..." balasnya singkat. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana bersikap non-formal kepada Principal

"Minagi itu principal special type." jawab Shiruba.

Lagi-lagi Kaede masih bersikap formal. Shiruba merasa risih dengan sikap anak itu. TApi,mau bagaimana lagi? Dia memang principal yang dipandang terhormat olehn para siswa biasa. Padahal,ia risih dengan jabatan serta perlakuan yang diberikan padanya.

"Kau...punya makanan manis tidak?" tanya Shiruba,saking laparnya^^;

gabung ya ^^a
==================
Casira melihat-lihat daerah sekitar itu dengan bingung. Nyasar...... Dia ketinggalan upacara pembukaan, karena kesasar.. dan tibalah dia disini. Casira berjalan berhati-hati... takut akan ada sesuatu yang datang.

Casira berharap dapat menemukan seseorang.... tapi ia tak yakin akan ada orang di daerah sepi itu... sampai Casira melihat sekumpulan seseorang... Casira tidak kenal mereka. Jelas.. karena dia anak baru.. Casira mengambil nafas dalam-dalam dan mendekat ke arah mereka.

"Per-permisi... i-ini dimana ya?" tanya Casira tersenyum lemah ke arah mereka..

UKH

Terabaikan?

Mungkin. Julie memelototi anak laki-laki itu, anak yang dari pembicaraan mereka berdua diketahui Julie bernama Soesetsu Kaede. Seorang laki-laki yang menendang batang pohon yang digunakan Julie untuk menopang tubuhnya, kemudian memijat-mijat Julie. Gak jelas banget sih?

"..ch.."

Lalu, Julie mengalihkan pandangannya ke arah lawan bicaranya si Kede. Kalau tidak salah dengar, tadi dia menyebut dirinya Principal. Apa maksudnya? Principal.. Pemimpin? Harap maklum, tadi ketika dijelaskan mengenai akademi ini, yang masuk ke otak Julie cuman tentang Woods. Itu pun Julie tidak terlalu mengerti. Sikap nya memang selalu cuek dari kecil dan sikap cuek nya ini semakin menjadi-jadi saja.

Julie pun mengeluarkan sebatang cokelat putih lagi dari sakunya. Membuka bungkusnya, lalu menggigit cokelat itu.

Kau...punya makanan manis tidak

Julie menoleh ke arah laki-laki itu, kemudian mengambil sebatang cokelat lagi dari dalam sakunya. Cokelat putih seperti biasanya.

"..Catch!.." ucap Julie sambil langsung melempar cokelat putih itu ke arah laki-laki itu. Tidak sopan sih.. Ya..tapi biarlah..

Julia von Wincott wrote:

Julie pun mengeluarkan sebatang cokelat putih lagi dari sakunya. Membuka bungkusnya, lalu menggigit cokelat itu.

Kau...punya makanan manis tidak

Julie menoleh ke arah laki-laki itu, kemudian mengambil sebatang cokelat lagi dari dalam sakunya. Cokelat putih seperti biasanya.

"..Catch!.." ucap Julie sambil langsung melempar cokelat putih itu ke arah laki-laki itu. Tidak sopan sih.. Ya..tapi biarlah..

SRAT


Shiruba menangkap coklat dari Julia.

"Enggg.... makasih..."


Dan ia mulai gagap di depan Julia...

Kaede mengangguk pelan. Sepertinya ia sudah mengerti siapa itu Minagi. Tapi, wajahnya? Sekalipun Kaede tidak pernah bertemu dengannya. Mungkin, suatu saat, ia akan mengacau supaya bisa membuat anak itu keluar, kemudian menunjukkan wajahnya dan mengacau bersama? Well, that's a good idea.

"Engg...Prin--Eh sori maksudnya Shiruba, gimana kalo ini dibuat sebagai bahan mengacau?" ujar Kaede, sambil menunjuk coklat yang diberikan oleh Julie. Sepertinya ia sudah mulai bisa bersikap non-formal. Awal yang bagus, tetapi apakah akhirnya guru-guru akan menangkapnya?

"...."

Shiruba lalu tersenyum jahil. Mengacau pagi-pagi? bolehlah buat refreshing...

'Mau ngapain emang?" tanya nya pada Kaede.

Sigg, apakah tidak ada tempat lain selain hutan ? Well, sebenarnya bukan tempat lain. Hanya saja Miku memang mencari tempat yang tenang. Cocok sekali dengan tempat yang dicari cari olehnya. Miku terus berjalan menyusuri hutan tersebut. Suasana sepi dan cukup menyeramkan membuatnya sedikit takut.

Miku terus berjalan, hingga dia mendapati beberapa orang di dalam hutan itu. Sembunyi ? Kabur ? Bukan pilihan tindakan yang baik untuknya. Hem, satu Principal lain selain dia, ah...Shiruba,Haninozuka Shiruba rupanya. Ada beberapa anak lain..Miku tidak begitu mengenalinya..So, apa yang harus dilakukannya ? Sudahah..tanpa pikir panjang dia langsung mendekati kumpulan orang itu. Entah hilang kemana sifat pemalunya.

"....H...e...i..." ucapnya perlahan pada orang orang disana. Hanya sekedar menyapa saja, tidak ada salahnya kan ??

Per-permisi... i-ini dimana ya?"

Julie menoleh ke arah sumber suara itu. Seorang perempuan yang sepertinya juga seumuran dengannya. Mendengar pertanyaan nya, Julie nyengir nakal, senang mungkin karena ada juga murid yang nyasar sama seperti dirinya.

"..Ga tau.." jawab Julie sambil nyengir.

"Enggg.... makasih..."

Julie tidak dapat menahan tawanya mendengar laki-laki itu mengucapkan makasih dengan gagap, laki-laki yang mempunyai pangkat yang sangat tinggi, tapi tidak disadari Julie. Julie pun mendekati laki-laki itu, tersenyum.

"..ur welcome.." ucap Julie

"Engg...Prin--Eh sori maksudnya Shiruba, gimana kalo ini dibuat sebagai bahan mengacau

Julie secepat kilat langsung menoleh ke arah laki-laki itu. Ya..Enak saja cokelat guwa digunakan untuk mengacau.. Mungkin itu yang ingin diucapkan Julie. Tapi..ditahannya.. Karena Julie baru mengenal laki-laki ini.

"..Mau digunakan kayak mana?" tanya Julie akhirnya.

Quote :

"....H...e...i..." ucapnya perlahan pada orang orang disana. Hanya sekedar menyapa saja, tidak ada salahnya kan ??

Shiruba menengok pada arah suara.

Miku chan? pikirnya.


"aaa... Hai juga Miku..." balasnya rada gagap.

Memang,Shiruba selalu gagap kalau menghadapi perempuan.

"..Ga tau.." jawab Julie sambil nyengir.

Casira menghela nafas. Tidak ada yang tahu ya.. ini dimana sih?? Ukhh... hari pertama kenapa harus seperti ini??? Tuhan tidak mendukung atau Casira yang terlalu buta arah????????

Casira lalu melakukan pose berpikir.... kalaupun dia tersesat.... kenapa ramai sekali di tempatnya dia tersesat??? Casira lalu tersenyum seperti ini --> =3 dan akan menggunakan peristiwa kesasarnya sebagai ajang perkenalan....

"Be-begitukah??? Ah.. Namaku Casira Avequilla..... er.. namamu??" tanya Casira sambil menyodorkan tangan kanannya.....

"....H...e...i..."

Casira menoleh ke arah suara itu dan melihat sesorang yang.. kesasar juga??? Ah... ada juga yang seperti dia ternyata... Casira hanya tersenyum kecil ke arah cewek itu,..

Be-begitukah??? Ah.. Namaku Casira Avequilla..... er.. namamu??"

'..Casira Avequilla..' batin Julie sambil tersenyum. Nama yang unik, tapi pasti besok..jangan kan besok..5 jam lagi, Julie pasti sudah lupa dengan nama ini.

"..Julia von Wincott..Julie is okay.." jawab Julie.

"..let me guess...Kesasar..?" lanjut Julie sambil menoleh ke arah perempuan yang dipanggil Miku oleh laki-laki yang tadi minta cokelat. Julie pun hanya mengangguk kecil dan tersenyum ke arahnya.